Sukses

PBB: 14 Juta Penduduk Yaman Terancam Kelaparan

Kepala badan bantuan PBB mengatakan, kelaparan akan segera menimpa 14 juta penduduk di Yaman.

Liputan6.com, New York - Kepala badan bantuan PBB Mark Lowcock mengatakan pada Selasa 23 Oktober 2018, bahwa kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan tidak berdaya mencegah kelaparan yang akan segera menimpa 14 juta penduduk di Yaman.

"Kini ada bahaya yang jelas akan terjadinya kelaparan hebat di Yaman," kata Lowcock dalam sidang Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (25/10/2018).

Bahaya kelaparan ini akan lebih besar dan lebih buruk daripada yang bisa dibayangkan oleh para pekerja bantuan kemanusiaan, kata Lowcock menambahkan.

Pejabat bantuan PBB itu pernah memperingatkan akan bencana kelaparan di Yaman tahun lalu.

Tapi, karena bantuan kemanusiaan bisa ditingkatkan dan blokade yang dilakukan Arab Saudi atas Yaman dicabut, keadaannya masih bisa diatasi.

Ia mengatakan, perkiraan yang dibuat PBB bulan lalu tentang 11 juta orang yang akan menghadapi kelaparan tidak akurat dan karena itulah ia mengumumkan angka yang lebih tinggi.

Perkiraan itu disebabkan adanya survei dan analisis terbaru yang mengatakan jumlah orang yang hidupnya sama sekali tergantung dari bantuan luar, bisa mencapai 14 juta. Itu berarti separuh dari penduduk Yaman.

Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan kampanye pengeboman atas pemberontak Houthi mulai Maret 2015. Sejak itu, PBB memperkirakan lebih dari 10 ribu orang tewas, kebanyakan karena serangan udara.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

UNICEF: Jutaan Anak-Anak dan Keluarga di Yaman Hidup Tanpa Makanan

Badan Anak-Anak PBB UNICEF menyatakan krisis ekonomi Yaman telah memicu kekacauan.

Kekerasan yang tak henti-hentinya terjadi di sebuah kota pelabuhan penting di Laut Merah, berisiko menyebabkan jutaan anak-anak di Yaman dan keluarga hidup tanpa makanan, air bersih dan sanitasi.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu 20 Oktober 2018, UNICEF menyatakan layanan air dan pembuangan limbah terancam hancur karena membubungnya harga BBM akibat merosotnya nilai mata uang negara itu.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis 18 Oktober, UNICEF memperingatkan bahwa banyak keluarga yang tidak mampu membeli bahan pangan pokok.

Jumlah warga yang tidak mendapatkan sumber makanan, kini mencapai 18,5 juta orang dan kemungkinan akan melonjak drastis.

Badan PBB tersebut juga menyatakan, kekerasan di kota pelabuhan Hodeida mengancam terhentinya bantuan kemanusiaan.

Perang di Yaman telah berkecamuk lebih dari tiga tahun, mengakibatkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.