Sukses

Video Meracik Teh di Toilet Viral, Pemerintah India Berang

Skandal tersebut mencuatkan kembali isu keamanan pangan di India.

Liputan6.com, New Delhi - Sebuah video tengah viral dan memicu kemarahan besar pemerintah India, ketika seorang penjual teh ketahuan menggunakan air dari sebuah toilet stasiun kereta, untuk meracik minuman yang dijualnya.

Pelaku tindakan tidak terpuji itu telah dikenai sanksi denda. Namun, karena telanjur viral, skandal tersebut mencuatkan kembali isu keamanan pangan di India.

Dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (4/5/2018), penjual tersebut tertangkap kamera video. Bersama dua orang lainnya, dia keluar dari toilet dengan menenteng kaleng besar air untuk meracik teh dan kopi, yang dijual di jaringan kereta Chennai-Hyderabad Express di India.

Pengelola kereta nasional, Indian Railways, menyebut telah meminta keterangan secara jelas tentang insiden itu dan memberlakukan denda sebesar US$ 1.500, atau setara Rp 20,9 juta.

Rekaman video yang diambil di stasiun kereta kota Secunderabad di negara bagian Telangana itu menunjukkan hanya satu dari tiga penjual teh yang mengantongi lisensi dari otoritas UMKM setempat.

Ketiga orang penjual teh yang tertangkap itu berdalih bahwa mereka hanya memindahkan susu dari satu kaleng ke kaleng lainnya, bukan mengambil air dari toilet.

Mereka mengaku sengaja memilih toilet karena tidak ingin melakukannya di hadapan publik.

"Faktanya kami melihat kaleng teh atau kopi dibawa dari dalam toilet dan hal itu telah menyalahi aturan," ujar perwakilan perusahaan kereta nasional India. 

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keamanan Pangan Sedang Disorot

Serangkaian insiden baru-baru ini telah membuat isu keamanan pangan di India menjadi sorotan.

Pekan lalu, di Kota Kolkata yang terletak di timur India, dan terkenal karena kelezatan kuliner khas Bengal, polisi menemukan bukti sebanyak 20 ton daging busuk dari tempat pembuangan, dijual ke restoran.

Temuan tersebut membuat penjualan daging dan unggas di Kota Kolkata menurun. Polisi menduga lebih banyak kasus serupa belum terungkap dan menjanjikan penanganan secepatnya.

"Daging itu berasal dari tempat sampah, di mana burung-burung bangkai berkeliaran, anjing bertarung memperebutkan bangkai di pinggiran kota," kata Koteshwar Rao, seorang polisi senior pada Kepolisian West Bengal.

Sebanyak delapan orang telah ditangkap terkait kasus ini, dan komunitas pelaku usaha restoran dan kafe di kota itu, harus berjuang keras mengembalikan kepercayaan konsumen.

"Desas-desus itu menghasilkan 50 persen penurunan permintaan (untuk daging) di restoran dan kedai makanan," kata Taher Ali, anggota Asosiasi Pedagang Daging setempat.

Asosiasi Hotel dan Restoran India Timur kembali mengimbau anggotanya untuk membeli daging hanya dari distributor resmi yang terdaftar.

Sementara menurut pemerintah India, kasus keracunan makanan menjadi wabah penyakit yang kerap terjadi di India, menyebabkan sebanyak 242 dari 1.469 pasien mengalami gangguan kesehatan serius.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.