Sukses

Teori Konspirasi Terbaru: Manusia Datang dari Planet Antah-Berantah

Liputan6.com, London - Sebuah teori konspirasi teranyar baru-baru ini mengklaim bahwa manusia bukan berasal dari Bumi. Tapi, manusia datang dari planet lain.

Memang, tak sedikit ilmuwan yang mempercayai hipotesis Panspermia, yakni sebuah teori asal-usul kehidupan. Para ilmuwan penganut teori ini percaya bakteri didistribusikan oleh debu angkasa luar, asteroid, atau meteor yang jatuh ke Bumi.

Baru-baru ini ilmuwan dibuat terperangah dengan dua meteroit kuno yang jatuh ke Bumi 20 tahun lalu berisi struktur kehidupan.

Tak sedikit para ahli berteori bahwa kehidupan menyebar sepseti 'infeksi antargalaksi'.

Salah satunya adalah Dokter Ellis Silver. Ia adalah orang yang mempelajari evolusi dan memiliki kepercayaan 'aneh' tentang asal-usul manusia. Demikian seperti dikutip dari Daily Star pada Minggu (22/4/2018).

Dalam bukunya, Humans are not from Earth, yang telah diperdebatkan secara daring baru-baru ini, dia mengklaim sebuah teori konspirasi bahwa manusia dibawa ke Bumi puluhan ribu tahun yang lalu oleh alien.

Alasannya adalah, manusia rupanya tidak mampu mengatasi kehidupan di Bumi.

"Manusia diduga spesies yang paling maju di planet ini, namun secara mengejutkan tidak cocok dan tidak memiliki perlengkapan untuk lingkungan Bumi: dirusak oleh sinar matahari, alergi makanan, tingkat penyakit kronis yang sangat tinggi, dan banyak lagi," katanya.

Teori konspirasi lainnya yang ia kemukakan adalah tentang bagaimana manusia alami kesulitan melahirkan. Baginya, itu salah satu bukti bahwa manusia tak cocok dengan 'iklim' di Bumi.

Silver juga menunjukkan bagaimana manusia secara teratur menderita sakit punggung yang menurut teori konspirasinya adalah, bahwa kehidupan berevolusi di planet dengan gravitasi rendah.

"Memang, jika Anda dapat menemukan satu orang yang 100 persen sehat dan tidak menderita beberapa kondisi atau gangguan yang mungkin tersembunyi, saya akan sangat terkejut, karena saya belum dapat menemukan siapa pun seperti itu," kilahnya.

"Bumi kira-kira memenuhi kebutuhan kita sebagai spesies, tapi mungkin tidak sekuat siapa pun yang membawa manusia ke sini," ucapnya.

Anehnya, ia percaya Bumi sebenarnya bisa menjadi semacam penjara galaksi.

"Bumi mungkin adalah planet penjara, karena kita adalah spesies yang secara alami penuh kekerasan dan manusia harus berperilaku baik," cetusnya terkait tentang teori konspirasinya itu. 

Saksikan video menarik tentang teori konspirasi berikut ini:

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gara-gara Sebuah Batu Angkasa 

Teori konspirasi bahwa kehidupan dimulai di tempat lain memperoleh kepercayaan baru-baru ini, meskipun tanpa alien.

Semua berawal dari dua batuan angkasa, yang berusia sekitar 4,5 miliar tahun, menabrak Texas dan Maroko pada tahun 1998.

Penelitian telah menemukan bahwa kedua meteorit itu, yang diduga berasal dari sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars, mengandung air dan senyawa organik.

Teleskop angkasa luar NASA, James Webb, telah menyelidiki atmosfer planet di tata surya untuk mencari kemungkinan tanda-tanda kehidupan biologis.

Henry Lin dari Harvard University percaya jika manusia mampu menemukan 25 dunia dengan kehidupan di satu sisi, dan 25 dunia yang tak bernyawa di sisi lain, itu bisa berarti Matahari duduk di tepi "gelembung panspermia".

Lin percaya ketika manusia memulai perjalanan antar bintang itu dapat memicu efek panspermia.

Sara Seager, dari Massachusetts Institute of Technology, mengatakan: "Bahkan jika panspermia tidak terjadi, kita mungkin yang membuatnya."

Teori panspermia pertama kali disebutkan dalam tulisan abad ke-5 karya filosof Yunani, Anaxagoras.

Sir Fred Hoyle, dan Chandra Wickramasinghe adalah dua tokoh penting pendukung hipotesis panspermia. Pada dasarnya panspermia tidak menjelaskan mengenai evolusi, namun hanya asal usul terjadi kehidupan di alam jagat raya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.