Sukses

NASA Tawarkan Tur Gratis ke Bulan, Tanpa Perlu Tinggalkan Bumi

Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA menawarkan tur ke Bulan dengan teknologi canggih ini.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Badan Antariksa Amerika Serikat NASA merilis video perjalanan mereka ke Bulan dalam resolusi 4K atau 4.000 piksel.

Rekaman ini pertama kali dibuat oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) pada tahun 2011, meski satelit buatan ini telah mengorbit sejak 2009.

Basin Orientale. (NASA)

Insinyur NASA dan Scientific Visualization Studio menggunakan kamera lama, tetapi data-data yang digunakan telah diperbarui. Data ini dikumpulkan oleh LRO selama beberapa tahun terakhir untuk menampilkan permukaan Bulan dalam resolusi 4K.

Tur ini menampilkan berbagai unsur geologis Bulan, termasuk Orientale, dataran basal besar permukaan Bulan, South Pole-Aitken (cekungan kawah), serta Tycho dan Aristarchus (dua kawah paling terang di Bulan).

"Tur baru ini menyoroti komposisi mineral dataran tinggi Aristarchus, bukti adanya air es di titik-titik tertentu dekat kutub selatan, dan pemetaan gravitasi di dalam dan di sekitar cekungan Orientale," tulis NASA melalui pernyataannya, seperti dikutip dari UPI, Selasa (17/4/2018).

Kawah Tycho. (NASA)

Gambar dari LRO tidak hanya membantu astronot dalam melancarkan misinya ke Bulan, tetapi juga mengungkapkan informasi baru tentang evolusi dan struktur Bulan.

NASA menyebut, misi pendaratan selanjutnya kemungkinan bisa dilakukan di puncak gunung atau pinggiran kawah di kutub utara Bulan.

 

Saksikan videonya berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penemuan Lain

Lokasi pendaratan lain yang memungkinkan adalah Aristarchus Plateau, sebuah gunung api kuno dengan kawah besar yang begitu terang, sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang.

Sinar inframerah yang disematkan dalam kamera LRO mengungkap adanya mineral tipe silikat, piroksen, dan plagioklas, yang memberikan petunjuk tentang jenis material vulkanik yang ada di sana sejak lama.

"Wilayah ini ditutupi bebatuan dari letusan gunung berapi, dan struktur seperti sungai yang terbentuk dari aliran lahar selama jutaan tahun lalu," kata pejabat NASA, seperti dikutip dari Space.com, Selasa (17/4/2018).

Kutub Selatan. (NASA)

Data LRO juga menyediakan lebih banyak informasi mengenai pendaratan Apollo 17, yang berlangsung antara tahun 1969 dan 1972. Pesawat angkasa luar tersebut telah memetakan beberapa situs pendaratan, serta lokasi jatuhnya roket Saturn V.

"Data baru yang dikumpulkan LRO membantu kami menelusuri kembali sejarah geologi Bulan, memberikan pemahaman baru kepada para ilmuwan tentang urutan peristiwa sejarah Bulan," ucap narator video itu.

Video ini juga menampilkan Orientale Basin, cekungan South Pole-Aitken Basin yang berukuran lebih dari 2.500 kilometer, dan Kawah Tycho yang berusia 100 juta tahun dan asal-usulnya masih misterius.

"Sekarang, di tahun kesembilannya, LRO mengumpulkan data untuk waktu jangka panjang. Berkat orbitnya di Bulan, kami dapat memperluas ilmu kami dan lebih mengeksplorasi Bulan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.