Sukses

Model Inggris Diculik di Italia, Diduga Korban Akan Dijual

Menurut laporan kepolisian, seorang model berusia 20 tahun asal Inggris diculik di Milan, Italia. Diduga kuat ia akan dijual.

Liputan6.com, Milan - Menurut laporan kepolisian, seorang model berusia 20 tahun asal Inggris diculik di Milan, Italia.

Kepolisian Italia juga menduga kuat bahwa korban hendak diperdagangkan dan dilelang dalam sebuah situs komunitas pegiat pornografi berbasis internet yang beroperasi dalam jagat maya yang sulit terdeteksi, atau biasa disebut Dark Web.

Korban yang masih anonim itu diserang, ditangkap, dibius, diikat, dan dimasukkan dalam karung oleh para pelaku yang mungkin berjumlah lebih dari satu orang. Demikian seperti yang dilaporkan oleh Kepolisian Italia dan dikutip dari CNN, Senin (7/8/2017).

Sementara itu, pada waktu dan kesempatan yang berbeda, seorang pria berusia 30 tahun berkewarganegaraan Polandia yang tinggal di Inggris ditangkap oleh otoritas Italia atas tuduhan penculikan. Tertuduh, Lukasz Herba, ditangkap pada 17 Juli lalu tepat di luar kompleks Konsulat Inggris di Milan.

Herba diduga memiliki kaitan dengan kasus penculikan model 20 tahun itu.

Saat ditangkap, Herba sedang bersama seorang perempuan, menurut penjelasan Lorenzo Bucossi dari Kepolisian Milan. Belum jelas siapa perempuan yang bersama Herba saat penangkapan, serta alasan mengapa mereka menyambangi kantor Konsulat Inggris di Milan.

Otoritas setempat juga menyebut tengah memburu satu orang terduga pelaku yang berkaitan dengan penculikan model 20 tahun itu.

Perempuan muda itu tiba di Milan pada 10 Juli. Menurut keterangan polisi keesokan harinya, ia melakukan pemotretan awal bersama agen penyalurnya.

Ketika dia masuk ke apartemen tempat pemotretan itu seharusnya berlangsung, dua orang kemudian menyerangnya, kata polisi.

Dia dimasukkan ke dalam bagasi mobil dan dibawa ke sebuah kabin di pinggiran Lemie, sebuah kota terpencil di pegunungan Alpen, Italia. Selama seminggu, ia diikat dalam kamar di sebuah bangunan.

Menurut keterangan polisi, para pelaku menggunakan akun terenkripsi untuk memeras agen penyalur korban. Pemerasan dilakukan dengan meminta tebusan senilai US$ 300.000.

Jika uang itu tidak dibayarkan, maka korban akan dijual dalam sebuah pelelangan pornografi Dark Web. Pelaku juga menyebut bahwa ia beroperasi atas nama 'the Black Death Group', sebuah organisasi yang terlibat dalam perdagangan di Dark Web.

Dark Web adalah sebuah jagat di dunia maya yang sulit untuk diakses secara bebas hanya dengan melalui jaringan internet konvensional, dan memerlukan aplikasi serta network khusus guna mencapai bagian tersebut.

Kepolisian Italia sejak itu menetapkan bahwa penculik dicurigai telah mengorganisiasi beberapa lelang online untuk penjualan anak perempuan yang diculik.

Situs untuk pelelangan mencakup deskripsi korban dan harga yang dapat ditawar.
Polisi mengatakan masih belum jelas, apakah para tersangka hanya mereka-reka keterangan itu.

Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa mereka sempat memberikan bantuan kekonsuleran kepada seorang perempuan Inggris di Milan. Diduga ia adalah perempuan yang bersama dengan Herba kala ditangkap pada 17 Juli lalu.

Pihak Kemlu Inggris menolak memberikan informasi tambahan tentang perempuan tersebut, kondisinya, dan apakah dia telah kembali ke Inggris.

Investigasi dalam kasus ini sedang berlangsung di Italia, Polandia, dan Inggris.

 

Saksikan juga video berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.