Sukses

Viagra hingga BMW, Ini Kode Rahasia untuk Para Koruptor Brasil

Kasus skandal korupsi lintas negara perusahaan Brasil menguak julukan bagi politikus yang mendapat uang sogokan

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Skandal korupsi besar melanda Brasil. Perusahaan konstruksi milik taipan Marcelo Odebrecht dituding menyogok sejumlah pejabat di berbagai belahan dunia agar proyek mereka bisa masuk.

Sejauh ini, selain Brasil, mereka menyogok politikus di Angola, Argentina, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Guatemala, Panama Peru dan Venzuela.

Sogokan begitu banyak dan menyeluruh sehingga Odebrecht membuat sebuah departemen tersendiri untuk menangani pembayaran duit pelicin.

Sejumlah pejabat dan politikus Negeri Samba menerima aliran duit panas. Identitas mereka awalnya ditutupi menggunakan nama alias. 

Belakangan, Odebrecht membocorkan kode nama mereka yang diguyur uang haram. Informasi itu dirilis pada Senin 17 April 2017 oleh sebuah situs berita IG.

 

Ada 'viagra' hingga 'BMW', siapa saja mereka?  

Seperti dikutip dari News.com.au Selasa (18/4/2017), beberapa anggoota kongres yang menerima uang sogokan diberi julukan 'koboi' dan 'fisherman' oleh Odebrecht.

Yang lain diberi kode seperti 'Princess' -- yang merujuk kepada wakil gubernur negara bagian Cida Borghetti. Sementara julukan 'Muse' diberkan pada Ana Paula Lima.

Julukan BMW ternyata merujuk ke anggota kongres Beto Mansur. Sementara, 'Viagra' diberikan kepada wakil gubernur lainnya bernama Jarba Vansconselos. 

Ternyata ada latar belakang mengapa perusahaan penyogok memberikan julukan tertentu pada penerima sogokan. 

Misalnya, salah satu penerima diketahui punya kisah cinta yang tragis -- meski kecintaan mereka terhadap uang mengalahkan segalanya.

Senator Jader Barbalho, misalnya, diberi julukan 'buaya' karena suka gonta-ganti pacar. 

Lalu, anggota kongres Paes Landim dipanggil 'jompo' karena meski sudah berumur ia jomblo. Senator Humberto Costa dijuliki 'Drakula' dan senator Edison Lobao diberi nama 'si kotor'.

Sementara itu, eks wali kota Rio de Janeiro yang diduga mengambil sogokan jutaan dolar selama persiapan olimpiade Brasil tahun lalu dijuluki 'Si Kecil yang Gugup'. Entah apa alasan pemilihan julukan itu. Mungkin terkait postur tubuhnya yang mungil. 

Selain politikus, Odebrecht juga setor uang ke partai politik. Untuk para parpol mereka meminjam nama kelab sepak bola terkenal.

Partai sayap kiri Partai Pekerja dipanggil 'Flamengo' dan petahana koalisi partai PMDB dan PSDB dipanggil 'Internacional' dan 'Corinthians'.

Julukan para penerima sogokan terkuak setelah pengadilan menjatuhkan vonis agar Odebrecht membayar denda sebesar US$ 2,6 miliar karena sudah menyuap sejumlah pejabat di puluhan negara.

Presiden pun Disuap

Bahkan, disebut-sebut mantan presiden Peru, Alejandro Toledo diduga menerima suap sebesar US$ 20 juta dari Odebrecht. Toledo lantas kabur ke AS dan menetap di sana. Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump diminta untuk mengestradisi buron itu. 

Di Peru, Odebrecht mengeluarkan uang senilai US$ 29 juta untuk mengamankan kontrak antara tahun 2005 dan 2014.

Media Peru melaporkan bahwa mantan direktur eksekutif Odebrecht di Peru, Jorge Barata menuduh Toledo menerima suap sebesar US$ 20 juta sebagai imbalan pemberian kontrak atas pembangunan ruas jalan raya yang menghubungkan Peru dan Brasil.

Perusahaan itu juga melakukan sogokan di AS dan Swiss. Para petinggi perusahan berusaha menghilangkan bukti kejahatan mereka di dua negara tersebut.

Kasus ini dibawa ke AS setelah investigasi menunjukkan bahwa dana disalurkan oleh beberapa orang di AS. Dan pertemuan terkait kasus penyogokan dilakukan di Miami.

Pada Desember tahun lalu, Odebrecht mengeluarkan pernyataan maaf atas skandal korupsi lintas negara yang membuat sejumlah petinggi perusahaan ditahan.

Sementara itu, puluhan eksekutif baik yang masih bekerja dan sudah mantan di Odebrecht telah menandatangani perjanjian tawar-menawar pembelaan dengan otoritas Brasil.  

Mereka memberikan kesaksian tentang suap yang dibayarkan dalam pertukaran untuk undang-undang yang diinginkan, kontrak negara dan kemudahan lainnya.

Kesaksian yang dilakukan di depan publik pekan lalu kian menguak parahnya korupsi di Brasil -- yang memicu pihak berwenang Brasil untuk membuka penyelidikan kasus korupsi korupsi sekitar 100 politisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.