Sukses

Demi Dapat Dana, Rumah Sakit Jiwa Jadikan Pasien Tontonan

Demi menggalang dana, sebuah rumah sakit jiwa di London, Inggris, pernah menjadikan para pasien sebagai tontonan.

Liputan6.com, London - Bethlem Royal Hospital di London adalah salah salah satu rumah sakit tertua sedunia untuk penanganan penyakit mental dan telah menerima para pasien "tidak waras" sejak Abad ke-14.

Rumah sakit yang akrab disebut Bedlam itu merupakan institusi pertama di Eropa yang mengkhususkan diri dalam penyakit mental, tapi dikenal juga dengan riwayat penuh skandal sebagai salah satu yang paling kacau.

Bahkan, karena sedemikian kacau, kata Bedlam menjadi kata dalam bahasa Inggris yang berarti "kekacauan".

Dikutip dari The Vintage News pada Rabu (22/2/20170, rumah sakit itu didirikan pada 1247, di masa kekuasaan Raja Henry III. Pembangunan dilakukan oleh Uksup Goffredo de Prefetti dari Italia, yang saat itu menjadi gembala jemaat Ordo Baru Santa Maria di Bethlem.

Pembangunan itu awalnya menjadi bagian upaya penggalangan dana untuk Perang Salib melalui sumbangan jemaat. Awalnya, fasilitas tersebut berlokasi di paroki Santo Botolph, sedikit di luar tembok kota London yang sekarang menjadi stasiun Liverpool Street, London.

Tidak ada yang mengetahui saat pastinya fasilitas itu diubah menjadi panti kejiwaan, tapi, sebelum 1330, fasilitas itu menjadi rumah sakit dan pertama kali menerima pasien pada 1357. Ada 12 sel untuk para pasien, pemondokan karyawan, dapur, dan lapangan.

Fasilitas itu ada di tempat aslinya selama 400 tahun kemudian, hingga pada 1675 ketika dipindahkan ke Moorfields, di utara London, dengan alasan perluasan.

Robert Hooke merancang bangunan barunya, sedangkan Gabriel Cibber merancang 2 patung bernama "Melancholy" dan "Raving Madness" yang berdiri di gerbang rumah sakit.

Demi menggalang dana, sebuah rumah sakit jiwa di London, Inggris, pernah menjadikan para pasien sebagai tontonan. (Sumber The Vintage News)

Para pasien pengidap depresi, demensia, skizofrenia, epilepsi, kecemasan, kesulitan belajar, dan hal-hal mental lain mengalami perlakuan dan eksperimentasi mengerikan yang dilakukan oleh para pengelola fasilitas, dikenal dengan julukan “para penjaga”.

Laporan Daily Mail menyebutkan bahwa Bedlam dipenuhi skandal. Seorang pasien meninggal karena ususnya pecah setelah dirantai dalam ruang sempit selama beberapa tahun. Para pasien lain tidur beralas jerami saat udara dingin sambil disiksa oleh para penjaga yang sadis.

Borgol, rantai, gembok, dan mandi air es menjadi bagian perawatan di fasilitas tersebut. Para pasien kerap dirantai ke dinding dan terkadang dibiarkan kelapara hingga meninggal. Pangan yang disajikan tawar saja, tanpa sayuran ataupun buah-buahan.

Terapi rotasional, sebutan oleh para penjaga, adalah salah satu perawatan paling keji di Bedlam. Para pasien didudukkan di kursi dan kursinya diputar lebih dari 100 kali dalam 1 menit. Pasien seringkali muntah dan mengalami vertigo parah, tapi hal itu malah dianggap sebagai reaksi yang sehat.

Seperti dilaporkan Huffington Post, para pasien juga menjadi korban hisapan darah oleh lintah, terapi gelas hisap, dan pencederaan. Perawatannya sangat ganas sehingga fasilitas itu mengaku menolak para pasien yang dianggap terlalu lunak untuk menjalaninya.

Begitulah, memang banyak yang tidak menyintas. Investigasi modern menguak keberadaan kuburan-kuburan massal dalam properti dan berisi mereka yang kehilangan nyawa saat dalam 'perawatan' di Bedlam.

Sebagai cara menggalang dana, fasilitas itu mengijinkan para pengunjung publik yang tidak ada hubungan dengan para pasien untuk menonton para pasien yang dipajang dalam kurungan-kurungan.

Untuk menghibur diri, warga dari seluruh Inggris datang menonton para pasien. Mereka membayar 1 penny kepada penjaga rumah sakit hanya untuk menonton 'acara' dalam rumah sakit. Menurut laporan, lebih dari 96 orang tiap tahun datang menonton.

Pada 1903, rumah sakit itu dipindahkan ke Beckenham dan tetap di sana hingga hari ini. Berakhirlah kekejian dan eksperimentasi mengerikan terhadap para pasien. Sekarang ini, rumah sakit ditangani oleh para profesional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini