Sukses

Gempa Besar Selandia Baru Sudah Diramalkan 8 Hari Lalu?

Peringatan itu diunggah di Facebook oleh pria yang mengatakan gempa besar bakal terjadi dan meminta warga mempersiapkan diri.

Liputan6.com, Wellington - Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter--beberapa melaporkan 7,8 SR--mengguncang sebuah pulau di Pasifik Selatan, Selandia Baru, pada Minggu, 13 November 2016 siang waktu setempat.

Lindu dahsyat yang menyebabkan terjadinya tsunami tersebut disebut-sebut telah diramalkan akan terjadi.

Bencana alam itu juga dikaitkan dengan fenomena Supermoon yang akan terjadi pada Senin (14/11/2016). Seperti dikutip dari Nzherald.co.nz, Senin, isu mengenai prediksi gempa tersebut tersebar luas dan viral di dunia maya.

Peringatan yang diunggah oleh Nigel Antony Gray pada 6 November 2016 mengatakan bahwa warga harus menyediakan perbekalan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi gempa yang mungkin akan menghantam.

"Peringatan: pada 14 November dan beberapa hari setelahnya akan terjadi gempa bumi besar, dan kemungkinan terjadi di Pasifik Selatan," tulis "ramalan" tersebut.

Ramalan gempa bumi Selandia Baru (nzherald.co.nz)

"Alasannya karena 14 November akan terjadi Supermoon terbesar sepanjang abad ini," tulis Nigel menambahkan penjelasan pada "prediksinya".

Pria itu juga menambahkan bahwa Supermoon mengakibatkan peningkatan daya tarik gravitasi oleh bulan.

Bersamaan dengan adanya gempa bumi yang terjadi di Italia beberapa hari yang lalu, hal tersebut dapat membuat tekanan pada lempengan tektonik d beberapa wilayah lainnya.

"Kesempatan akan terjadinya lindu yang lebih besar yang dapat mengakhiri dunia ini," ujar Nigel.

Dalam "ramalannya", Nigel juga menyebutkan bahwa warga sebaiknya menyediakan bekal air dan minuman, serta selalu waspada.

Pada Minggu malam, "peramal" itu mengunggah informasi mengenai gempa bumi yang terjadi di Hammer Springs, berkekuatan 7,5 Skala Richter.

Dua orang warga dilaporkan tewas dan terdapat kerusakan di beberapa titik, diakibatkan oleh gempa yang terjadi pada 12.02 siang waktu setempat.

Fenomena yang Kebetulan?

Namun, siesmolog dari GNS, Dr John Ristau mengatakan, tak ada bukti yang menghubungkan antara fenomena Supermoon dan gempa bumi. Ristau mengatakan justru lindu ini terkait dengan getaran di cincin Pasifik.

"Di Bumi bagian sini, jika Anda berpikir tentang Selandia Baru, lantas menuju ke Samoa dan Fiji, lalu ke Salomon Islands dan Vanuatu serta wilayah terdekat termasuk Filipina di selatan Pasifik, gempa sebesar 7,8 SR pasti akan terjadi tiap tahunnya," kata Ristau. 

"Jadi kebetulan saja gempa terjadi bersamaan dengan Supermoon,"

Ristau juga menegaskan, sejauh ini belum ada teknologi yang memprediksi gempa akan terjadi. Pun demikian hubungan dengan gelombang pasang tinggi dengan lindu.

Keterangan Ristau juga didukung dengan para ahli lain yang mengatakan ramalan itu tidak didukung dengan bukti yang sahih. Profesor John Towned dari Victoria University, mengatakan agar orang-orang tak usah mengkhawatirkan hal itu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.