Sukses

Raut Wajah Canggung Trump dan Obama Saat Bertemu di Gedung Putih

Trump pernah menyebut Obama sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah, sedangkan Obama pernah berkata bahwa Trump tak layak jadi presiden.

Liputan6.com, Washington DC - Momen yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dua sosok yang sempat saling "serang", Donald Trump dan Barack Obama, akhirnya bertemu di Gedung Putih untuk membicarakan soal transisi damai kepemimpinan Amerika Serikat.

Sebelum momen bersejarah itu berlangsung, banyak pihak memperkirakan bahwa keadaan canggung akan menyelimuti pertemuan tersebut.

Pasalnya, Trump pernah menyebut bahwa Obama sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah. Pebisnis asal New York yang sekarang terpilih menjadi Presiden AS itu juga berkali-kali mempertanyakan keaslian tempat kelahiran Obama.

Sementara itu Obama pernah menyebut bahwa Trump tak layak untuk duduk di Gedung Putih, terkait dengan pernyataan kontroversial yang sering dilontarkan pebisnis itu.

"Saya tak berpikir bahwa ia memenuhi syarat untuk menjadi Presiden Amerika Serikat, dan setiap kali dia berbicara, opini saya terkonfirmasi," ujarnya kepada awak media dalam konferensi pers pada perjalanan terakhirnya ke Asia pada September lalu.

Trump pernah menyebut Obama sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah (Reuters)

Namun, keduanya akhirnya bertemu pada Kamis, 10 November 2016 di Gedung Putih.

Dikutip dari BBC, Jumat (11/11/2016), ketika keluar untuk bertemu dengan para jurnalis setelah berbincang-bincang selama lebih dari satu jam di Oval Office, berbagai ekspresi canggung pun tak dapat disembunyikan baik oleh Trump maupun Obama.

"Saya ingin menekankan kepada Anda, bapak presiden terpilih, bahwa kami akan melakukan apa pun untuk membantu kesuksesan Anda. Sebab, jika Anda sukses, itu berarti keberhasilan negara ini," kata Obama kepada Trump, seperti dikutip dari People.

Saat bertemu di Gedung Putih, Trump berkali-kali berkata menyebut Obama sebagai orang yang sangat baik (AFP)

Kepada wartawan, Obama mengatakan sejumlah hal dibahas dalam pertemuannya dengan Trump, di antaranya terkait pengaturan Gedung Putih, kebijakan luar negeri, dan kebijakan dalam negeri.

"Seperti yang saya katakan, prioritas pertama adalah untuk memfasilitas transisi yang memastikan...keberhasilan presiden terpilih."

Trump dan Obama berbicang-bincang di Oval Office lebih dari satu jam (Reuters)

Obama menambahkan, sangat penting bagi semua pihak, terlepas dari perbedaan partai politik dan kepentingan, untuk bekerja sama.

Trump yang berbicara setelahnya berkali-kali menyebut Obama sebagai 'orang yang sangat baik'.

"Bapak Presiden, adalah kehormatan bagi saya untuk bertemu dengan Anda. Saya berharap kita bisa bertemu lagi dalam banyak kesempatan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini