Sukses

7-9-1533: Lahirnya Ratu 'Perawan' Inggris yang Diduga Pria

Elizabeth I hidup selibat seumur hidupnya. Ia bahkan dijuluki 'Virgin Queen'. Sejumlah orang curiga, ia sejatinya laki-laki.

Liputan6.com, London - Tangis pertama Elizabeth pecah pada 7 September 1533 di Istana Greenwich. Tak ada sambutan suka cita atas kelahirannya itu. Sang ayah, Raja Inggris Henry VIII bahkan dirundung duka, sudah lama ia memimpikan lahirnya anak laki-laki sebagai penerus takhta Dinasti Tudor.

Lahir sebagai anak yang tak diinginkan, badai menerpa Elizabeth pada usianya yang teramat muda. Saat berumur 2 tahun 8 bulan, ibunya, Anne Boleyn dituduh berzina dan dihukum penggal atas perintah sang ayah.

Henry VIII lalu menikahi dayang istana, Jane Seymour seminggu kemudian. Elizabeth lantas dianggap anak tak sah dan disingkirkan dari antrean suksesi kerajaan. Gelarnya diturunkan dari 'Princess' ke 'Lady'.

Sepeninggal ibunya, gadis cilik itu terlantar dan terlupakan, hingga akhirnya istri terakhir Raja Henry VIII, Catherine Parr ambil tindakan, memastikan Elizabeth -- sebagai putri penguasa Tudor -- mendapat pendidikan dengan standar tertinggi. Ratu Inggris masa depan bahkan mendapat pendidikan public speaking dari cendekiawan terkemuka Cambridge, Roger Ascham.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (6/9/2016) Elizabeth baru berusia 13 tahun saat Henry VIII mangkat. Saudara tirinya yang baru berusia 9 tahun, Edward diangkat jadi Raja.

Namun, Elizabeth yang tinggal di rumah Catherine Parr akhirnya diusir karena dianggap menggoda suami baru ibu tirinya itu, Thomas Seymour.

Chaterine akhirnya meninggal dunia saat melahirkan dan Seymour dieksekusi karena dianggap bersalah berencana menikahi Elizabeth dan menculik Edward VI.

Edward VI tak lama jadi raja. Ia mati muda pada 1553. Kakak Elizabeth, Mary lalu diangkat jadi ratu.

Setelah mengembalikan Katolik sebagai agama kerajaan, 287 orang dieksekusi di sepanjang pemerintahan ratu bergelar 'Bloody Mary' itu. Rencana Mary menikahi Pangeran Phillip dari Spanyol memicu pemberontakan yang gagal. Elizabeth yang dituduh ikut andil dipenjarakan di Menara London sebelum dimasukkan dalam tahanan rumah di Woodstock, Oxfordshire.

Setelah kematian Mary, Elizabeth akhirnya naik takhta. Kala itu ia berusia 25 tahun.

Ratu Elizabeth I (Wikipedia)

Elizabeth mewarisi sebuah negara yang didera oleh konflik agama, namun pemerintahannya selama 45 tahun dianggap sebagai masa keemasan Inggris pada eranya.

Selama berkuasa sang Ratu tak pernah menjalin asmara dengan pria. Ia memang pernah dikabarkan dekat dengan Robert Dudley, Earl of Leicester. Namun hubungan keduanya tetap menjadi misteri sampai hari ini.

Yang jelas, ia tak pernah menikah,  juga tak punya anak. Hingga kematiannya, Elizabeth dijuluki 'Virgin Queen'.

Pilihan Elizabeth tak menikah pernah dipermasalahkan parlemen -- yang menolak mengucurkan dana. Sang ratu pun marah, ia  menuding dewan perwakilan rakyat mencampuri urusan pribadinya.

"Aku tak akan membuka jendela ke dalam hati laki-laki," kata dia.

Ketika menyemangati tentara Inggris di Tilbury pada Juli 1588, Elizabeth berkata, "Meski ragaku adalah tubuh lemah seorang perempuan, namun aku punya hati dan perut seorang raja," kata dia.

Elizabeth juga terkenal dengan ucapannya kala itu. Bahwa ia tak takut dengan serbuan Spanyol. "Aku punya jiwa seorang pria, bukan wanita. Dan aku tak takut pada apapun."

Pilihannya untuk melajang dan kekuatannya meninggalkan tanda tanya besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Elizabeth I Sejatinya Pria?

Elizabeth I Sejatinya Pria?

Soal jenis kelamin Elizabeth I sejatinya sudah lama jadi rumor. Buku "The King’s Deception" karya penulis Amerika Serikat, Steve Berry yang kembali mengangkat kisah dan desas-desus yang sejatinya sudah lama berembus: sang ratu Inggris sejatinya adalah pria.

Putri raja yang asli konon diduga tewas pada usia 5 tahun. Takut jiwanya terancam karenanya, pengasuh Elizabeth, Lady Kat Ashley berusaha menemukan seorang gadis desa untuk bertukar tempat dengan mendiang.

Namun tak ada gadis cilik yang seumuran Elizabeth. Hanya ada seorang bocah laki-laki canggung bernama Neville.

Neville dipaksa menjadi putri raja. Saat bersua dengan putrinya, Henry VIII yang jarang bertemu dengannya, tak merasakan perubahan itu.

Putri raja dikenal sangat lembut, rajin belajar, dan pemalu berat. Ia tak pernah bicara di depan raja, ayahnya, yang telah memenggal ibunya sendiri.

Setelah memakamkam Elizabeth di peti batu di bawah tanah istana, pengasuh dan pengawal yang bersekutu itu mulai mengajarkan Neville bagaimana untuk jadi putri sesungguhnya.

"Tak ada yang curiga. Mengira perubahan fisiknya adalah akibat pertumbuhan dari gadis cilik menjadi gadis remaja," demikian dimuat Daily Mail 8 Juni 2013. Termasuk, Elizabeth yang dulunya pemalu jadi berani dan angkuh.

Elizabeth juga lebih lambat menerima pelajaran, padahal saat masih kecil ia bak spons yang cepat menyerap semua hal yang diajarkan gurunya.

Keyakinan penulis buku bertambah saat melihat lukisan karya pelukis istana William Scrots, yang memotret Elizabeth saat masih gadis cilik. Bahunya ramping, leher halus, dan wajah berbentuk hati dengan rambut warna jahe. Ia juga punya alis.

Ratu Elizabeth I (Wikipedia)

Dibandingkan dengan lukisannya setelah dinobatkan, jelas beda sama sekali. Bahunya yang lebar dan lehernya disembunyikan dalam kerah tinggi. Ia memakai wig, alisnya gundul, rahang tegas dan bentuknya persegi.

Ratu Elizabeth I selalu tampil dengan wig dan riasan tebal. Tak mengizinkan seorang pun melihatnya dalam kondisi polos.

Ini bukan kali pertamanya cerita itu ditulis dalam sebuah buku. Kisah tentang anak lelaki dari Bisley pernah diangkat dalam sebuah buku karya pengarang "Dracula" Bram Stoker -- "Imposter".

Stoker mendengar cerita turun-temurun tentang peti mati ditemukan oleh seorang pendeta di Bisley selama awal tahun 1800-an, berisi kerangka seorang gadis mengenakan riasan ala Tudor, bahkan permata yang dijahit ke gaunnya. Pasti dia bukan gadis biasa.

Di atas segalanya, Stoker yakin, satu-satunya penjelasan mengapa Elizabeth 1 yang menduduki takhta pada tahun 1558, dalam usia 25 tahun, tak pernah menikah, bahkan bersumpah tak akan bersuami meski Kaisar Spanyol menyodorkan putranya: karena ia bukan wanita.  Sebuah keputusan yang memprovokasi penyerbuan Spanyol. Benarkah demikian? Misteri itu belum terjawab.

Selain misteri Elizabeth I, tanggal 7 September juga diwarnai sejumlah peristiwa.

Pada 7 September 1988. Abdul Ahad Mohmand menjadi orang pertama dari negerinya yang pergi ke angkasa luar. Di hari itu ia kembali ke Bumi setelah menjalani misi 9 hari di stasiun luar angkasa Uni Soviet Mir.

Sementara, pada 7 September 1813, Amerika Serikat punya julukan: 'Uncle Sam' atau Paman Sam.

Paman Sam alias Uncle Sam dalam poster (Wikipedia)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini