Sukses

Para Senator Republik dan Keluarga Veteran AS Kecam Donald Trump

Donald Trump merasa menjadi korban, keluarga tentara AS yang gugur dianggap telah merusak reputasinya.

Liputan6.com, Washington, DC - Beberapa saat setelah senator Partai Republik, John McCain mengeluarkan kecaman terhadap pernyataan Donald Trump atas keluarga Khan, rekan-rekan dari Grand Old Party (GOP) turut bersuara sama.

Para senator Republik itu melakukan hal senada seperti McCain, mencoba berada di antara Trump sebagai anggota partai dan mengatakan apa yang diucapkan pengusaha tajir itu tidak mencerminkan GOP.

Selain para senator dari partai berlambang gajah itu, ketua kelompok Veteran Perang, Brian Duffy, mengatakan, organisasi tidak mentoleransi siapapun yang menghina keluarga Gold Star.

"Hanya karena keluarga kami mengungkapkan hak berekspresi bukan berarti orang lain lantas mengecamnya," kata Duffy seperti dilansir dari NYTimes, Selasa (2/8/2016).

Senator New Hampshire, dari Partai Republik Kelly Ayoote yang suaminya veteran perang Irak mengatakan ia terkejut dengan komentar capres pilihannya.

Juru bicara Senator Ohio (Partai Republik), Rob Portman, juga kaget atas kalimat pedas Trump. Demikian pula senator dari partai Republik lainnya, Pat Toomey. Mereka tidak setuju dengan kata-kata Trump.

Kendati demikian, sejauh ini mereka masih mendukung Donald Trump untuk jadi orang nomor satu AS.

"Saya ingat bagaimana kami khawatir akan keselamatan anak kami Matt selama ia bertugas di militer," kata Senator Roy Blunt.

"Keluarga Khan telah membuat pengorbanan luar biasa terhadap negara ini. Mereka berhak untuk didengar dan dihormati."

Senator Charles E Grassley dari Iowa mengatakan, "Komentar Trump tidak senada dengan apa yang saya percayai tentang bagaimana milter dan keluarga militer seharusnya diperlakukan."

Donald Trump Merasa Jadi Korban

Kendati semakin banyaknya kritik yang dari petinggi Partai Republik kepada Donald Trump, miliader itu tak menunjukkan niat untuk menghentikan celaan dirinya kepada keluarga militer AS yang gugur dalam tugas itu.

Trump juga menolak minta maaf --sebagaimana disarankan oleh partainya-- kepada ayah dari kapten militer AS yang gugur, Khizr Khan, setelah mencela Ghazala Khan yang berdiri diam di atas panggung.

Pada Senin 1 Agustus 2016 pagi, ia melanjutkan kecamannya terhadap Khizr Khan, ayah dari tentara AS yang gugur di Irak. Trump komplain akibat pidato Khan di konvensi Demokrat telah merusak citranya sebagai nominasi capres partai Republik.

"Tuan Khan, yang tak kenal siapa saya ini, secara kasar telah menyerang saya di panggung Konvensi Nasional Demokrat dan kini seluruh TV melakukan hal yang sama! Bagus!" tulis Trump di Twitternya.

Postingan selanjutnya mengatakan kalau topik sengaja dibelokkan dan mengatakan seharusnya fokus pada terorisme.

"Kisah ini bukan tentang Khan, yang sekarang berkeliaran di mana-mana melakukan wawancara, tapi ini tentang terorisme radikal Islam dan AS. Coba pintar sedikit," lanjutnya.

Pasangan Trump, Gubernur Indiana Mike Pence ketika diminta komentarnya atas kelakuan Trump, menjawab, "saya mendukung tentara kami dan mendukung para veteran."

Kendati tekanan dari berbagai pihak mendera para Republikan, yang diminta untuk menahan 'mulut' Trump. Baik Paul Ryan ataupun Senator Mitch McConnel dan mayoritas pemimpin lainnya belum menarik dukungan terhadap Donald Trump.

Mereka memang mengeluarkan pernyataan yang mendukung keluarga Khan dan menolak aksi yang menyerang mereka tanpa menyebut nama Donald Trump.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini