Sukses

Israel dan Turki Akhiri 6 Tahun 'Perang Dingin'

Negosiasi yang berlangsung di Roma akan mengembalikan fungsi kedutaan di masing-masing negara, Turki dan Israel.

Liputan6.com, Ankara - Israel dan Turki mengumumkan perjanjian rekonsiliasi untuk mengakhiri 6 tahun bekunya hubungan diplomatik antara kedua negara. Sejarah kandasnya hubungan itu diawali dengan penembakan 9 aktivis Turki oleh angkatan laut Israel.

Para aktivis itu ditembak hingga tewas saat membawa bala bantuan untuk Gaza.

Negosiasi yang berlangsung di Roma akan mengembalikan fungsi kedutaan di masing-masing negara, memberikan uang kompensasi dengan total $ 20 juta atau sekitar Rp 266,3 miliar kepada keluarga yang terbunuh dan terluka di Kapal Mavi Marmara tahun 2010, dan memperbaiki kontrak bagi Israel untuk membawa gas ke Turki.

Selain itu, Turki juga diperbolehkan menggunakan perairan untuk membawa bantuan ke Gaza lewat pelabuhan Ashdod di Israel. Rekonsiliasi itu termasuk diperbolehkannya Turki membangun stasiun pembangkit listrik dan rumah sakit di kawasan Tepi Barat.

Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, mengumumkan hal itu di Ankara, dan mengatakan pengiriman pertama berupa 10.000 ton bantuan rencananya akan dikirim pada Jumat mendatang. Namun, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (28/6/2016), PM Yildirim mengatakan untuk perjanjian soal gas masih dalam proses pembicaraan.

Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, meski hubungan telah cair, namun blokade angkatan laut di Gaza akan terus berlangsung.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.