Sukses

Kunjungan Obama Akhiri Embargo Senjata atas Vietnam

Dalam lawatannya ke Vietnam, Presiden Obama umumkan embargo senjata atas negara itu sepenuhnya telah berakhir.

Liputan6.com, Hanoi - Lawatan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, ke Vietnam pada Senin (23/5/2016) mencatatkan sejarah tersendiri. Sebab, ini menjadi kunjungan Presiden AS pertama dalam 20 tahun terakhir. Lawatan terakhir dilakukan oleh Presiden Bill Clinton pada tahun 2000 silam.

Kedatangan Obama ke Hanoi kali ini juga terasa begitu spesial bagi hubungan kedua negara. Alasannya, Presiden AS itu mengumumkan pencabutan embargo senjata atas negara itu, yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

 

Hal tersebut disampaikan Presiden Obama dalam pertemuannya dengan pemimpin Vietnam. Pencabutan embargo senjata itu ia gambarkan dengan, menghapus jejak lama sisa Perang Dingin.

Presiden Obama menegaskan, pencabutan embargo senjata itu sama sekali tidak terkait dengan kebijakan AS dengan Tiongkok.

"Ini didasarkan pada keinginan kita untuk menyelesaikan sebuah proses panjang yang bergerak menuju normalisasi hubungan dengan Vietnam," ujar Obama di Hanoi, demikian seperti dikutip BBC, Senin (23/5/2016)

Dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Vietnam, Tran Dai Quang, Obama mengatakan, penghapusan larangan itu adalah bagian dari permulaan kerja sama yang lebih dalam antar kedua negara.

Obama juga berterima kasih atas bantuan Vietnam dalam pencarian veteran perang yang hilang, penghapusan ranjau darat dan pembersihan Agen Oranye, yakni agen yang bertugas untuk membuat hasil pangan rusak dan berkurang.

Kedua pimpinan tersebut dilaporkan telah berjabat tangan di depan patung perunggu besar mantan pemimpin komunis Vietnam, Ho Chi Minh, di Istana Kepresidenan Hanoi.

"Kami datang sebagai simbol ikatan baru dari apa yang telah kita jalani selama beberapa dekade terakhir, dan kemitraan komprehensif yang telah kita jalin selama masa kepemimpinan saya," kata Obama.

Lawatan tiga hari Obama ke Vietnam merupakan bagian dari kunjungan kenegaraan di Asia. Setelah Vietnam, Air Force One dilaporkan akan mengangkut rombongan nomor satu di AS itu menuju Jepang.

Selain memperkuat hubungan bilateral kedua negara, kunjungan tersebut juga bertujuan mendorong nilai perdagangan AS-Vietnam serta memastikan sikap China atas konflik Laut China Selatan.

Vietnam, Dari Musuh jadi Rekan

Sejumlah petinggi AS seperti Menteri Luar Negeri, John Kerry, Perwakilan Perdagangan AS, Mike Froman, dan Penasihat Keamanan Nasional, Susan Rice ikut mendampingi Obama dalam pertemuannya dengan Presiden Vietnam, Tran Dai Quang.

Dalam pertemuan itu juga dibahas tentang strategi melawan pengaruh China di wilayah Laut China Selatan, yang secara agresif mengklaim wilayah tersebut sebagai kekuasaannya.

Obama dan Quang juga menyaksikan penandatanganan kontrak senilai US$ 11,3 juta atau setara dengan Rp 154 triliun yang dilakukan antara pihak Boeing dan VietJet.

Maskapai Vietnam itu dilaporkan memesan 100 jet 737. Ini merupakan pesanan pesawat komersial terbesar dalam sejarah negara itu.

Lawatan tiga hari Obama ke Vietnam terjadi setelah 41 tahun berakhirnya Perang Vietnam yang menewaskan jutaan orang. Sementara itu, lebih dari 58.000 tentara AS dilaporkan tewas dalam perang itu.

Sedikit mengulang, Perang Vietnam terjadi pada tahun 1957 sampai dengan 1975. Perang ini disebut Perang Dingin karena melibatkan dua ideologi besar, yakni komunis dan liberal.

Dua kubu yang berperang adalah Vietnam Selatan, yang mendapat dukungan dari AS, Korea Selatan, Thailand, Selandia Baru dan Filipina dan Vietnam Utara yang didukung China dan Uni Soviet.

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke sejumlah negara seperti AS, Australia dan sejumlah negara-negara Barat lainnya. Ketika Perang Dingin berakhir pada tahun 1975, kedua Vietnam pun bersatu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.