Sukses

Penampungan Korban Gempa Ditutup, KBRI Jepang Siap Evakuasi WNI

Rencananya pada Rabu 20 April 2016, pemerintah Jepang akan menutup shelter. KBRI pun sudah bersiap melakukan evakuasi WNI.

Liputan6.com, Tokyo - Gempa berkekuatan 7,3 SR melanda Prefektur Kumamoto yang terletak di Pulau Kyushu, Jepang, pada Sabtu 16 April 2016. Peristiwa tersebut menyebabkan 41 orang meninggal dunia dan lebih dari 250 terluka.

Berdasarkan keterangan pers Kementerian Luar Negeri, tidak ditemukan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa.

Gempa juga mengguncang kota Beppu, Prefektur Oita, -- 130 kilometer dari Kumamoto, pada Minggu 17 April.

Rencananya pada Rabu, 20 April 2016, pemerintah Jepang akan menutup shelter atau tempat penampungan korban lindu.

Terkait hal tersebut, petugas KBRI di Jepang sudah menghubungi WNI yang terkena dampak gempa.

Menurut Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Senin (19/4/2016), ia telah mendapatkan informasi dari Atase Protokol dan Konsuler, Agus Heriyana.

"Menurut Pak Agus tentang penutupan shelter evakuasi, hal ini akan dilakukan Pemerintah Jepang besok. Alias, malam ini shelter masih boleh ditempati."

Pihak KBRI di Jepang juga telah menyusun daftar evakuasi, yaitu sebagai berikut:

- 32 orang akan tinggal sementara di Islamic Centre Kumamoto,
- 9 orang akan mengungsi ke PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Hiroshima,
- 19 Orang mengungsi di PPI Fukuoka,
- 15 orang pulang ke Indonesia (kemungkinan Jumat via Fukuoka)
- 5 orang kemungkian ditampung di Anex (KBRI Tokyo).

PPI Fukuoka juga dilaporkan ikut membantu WNI yang terkena dampak gempa dan mengungsi ke sana.

Untuk sistem transportasi WNI yang dievakuasi, Dubes RI untuk Jepang mengatakan bahwa KBRI di Jepang telah mempersiapkannya.

Beberapa warga Indonesia di Jepang yang terkena dampak gempa diungsikan ke tempat lain seperti Fukuoka, Hiroshima, dan Tokyo (Google Maps).

"Yang ke Hiroshima dan Tokyo akan berangkat besok. Untuk ini kami (KBRI Tokyo) sudah menyewa bus dari Kumamoto menuju Hiroshima,"

"Setelah drop kawan-kawan di Hiroshima, yang ke Tokyo (rencananya) akan diungsikan dengan Shinkansen. Disamping lebih cepat, karena yang ke Tokyo hanya 5 orang, maka dengan Shinkansen konon lebih murah," tulis Yusron.

"Jika dengan bus, jarak Kumamoto-Tokyo perlu waktu di atas 24 jam," tambahnya.

Sebelumnya, Dubes Yusron juga telah mengimbau agar warga Indonesia di dua prefektur terdampak gempa tetap berkelompok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.