Sukses

Pasangan Modern yang Hidup di Era 'Jadul'

Bagi Sarah dan Gabriel Chrisman, Era Victoria adalah era favorit mereka berdua; dari pakaian hingga gaya hidup di masa 1897-1901.

Liputan6.com, Washington - Sarah dan Gabriel Chrisman mungkin terlahir di abad yang salah.

Setiap hari, selama 6 tahun terakhir, pasangan suami istri itu konsisten bergaya hidup ala jadul (zaman dahulu) pada zaman Victoria. Itu tecermin dari penampilan hingga perabotan rumah tangga pasangan muda itu.

"Era itu adalah masa favoritku dalam sejarah. Kendati banyak hal-hal stereotipe tentang era itu, aku tak peduli," kata Sarah Chrisman kepada ABCNews, Senin 2 November 2015.

Sarah mengatakan perspektifnya berubah ketika ia mencoba memakai korset--salah satu 'ikon Victoria dalam fashion'. Ia mengaku merasa nyaman.

"Ketika menyadari bahwa cerita-cerita tentang korset itu salah, aku bertanya pada diriku sendiri, apa lagi kisah zaman Victoria, yang mungkin tidak benar?" ujar Sarah lagi.

"Ada sesuatu di sini. Bagi kami berdua, ternyata Era Victoria berkembang dalam kurun waktu yang cukup panjang. Kalau tidak karena mereka kita tidak bisa seperti ini," ucap Gabriel, sang suami.

Era Victoria berlangsung pada 1837 hingga 1901. Pasangan Chrisman mencoba hidup di masa-masa terakhir era itu, yakni ketika telepon, lampu, dan mobil pertama kali diperkenalkan.

Untuk transportasi sehari-hari, mereka menggunakan sepeda abad ke-19 dan memakai baju jahitan tangan.

Perkenalkan Pasangan Milienal yang 'Hidup' di Era Victoria (ABC)

Rumah mereka di Port Townsend, Washington, berperabot antik, seperti kompor kayu, kotak es, dan lampu yang menggunakan gas dan korak api.

Lebih 'gilanya', mereka tidak hidup dengan mesin cuci, pengering, microwave, ataupun mixer.

"Aku melakukan semua dengan tangan, termasuk menjahit. Mungkin perempuan tahun 1880 akan mengejek aku ketinggalan zaman karena pada masa itu mereka telah memiliki mesin jahit," ucap Sarah.

Antara memasak, menjahit, membersihkan rumah, sepertinya pekerjaan besar bagi perempuan era Victoria. Namun, Sarah tidak setuju.

"Hanya pekerjaan yang berbeda, kok. Pekerjaan tersebut ternyata membuatku berpikir ada mesin di balik itu semua," kata Sarah. "Namun, aku melakukannya dengan penuh kesadaran dan ternyata aku benar-benar 'hidup'. Aku suka itu," ujarnya lagi.

Demi 'bertahan' di tahun 2015, mereka melakukan kompromi. Antara lain, mereka memiliki telepon modren kendati mereka tak punya handphone.

"Kami juga masih menggunakan komputer. Sarah pakai itu untuk riset. Kami menyadari bahwa komputer adalah alat yang penting. Jelas, kami masih pakai komputer. Bagaimana pun, alat itu membuat aku lulus sekolah," tutur Gabriel.

"Namun, aku tidak mau dikontrol. Dan aku tidak mau hidupku dikendalikan oleh komputer dan teknologi," ujar pria berusia 37 tahun itu.

Gabriel adalah lulusan sarjana perpustakaan yang bekerja di toko sepeda, sementara Sarah bekerja di rumah sebagai penulis. Buku ketiganya berjudul This Victorian Life: Modern Adventures in Nineteenth Century Culture, Cooking, Fashion, and Technologies diluncurkan pada hari Selasa (3/11/2015).

Sarah bahkan menulis bukunya dengan tinta lalu seorang editor akan menyalinnya di komputer.

Perkenalkan Pasangan Milienal yang 'Hidup' di Era Victoria (ABC)

"Tidak ada editor yang mau menerima manuskrip tulis tangan lagi. Jadi, aku harus menyewa seseorang untuk menyalin tulisanku," ujar Sarah.

Namun, tak semuanya 'berbahagia' dengan keputusan pasangan Chrisman. Terlebih ketika Sarah mem-posting kesukaannya akan Era Victoria di internet. Banyak yang mengatakan posisi perempuan lemah dan tidak punya hak untuk memilih. Sarah dan Gabriel tidak setuju. Menurut mereka, pemilu tidaklah terlalu penting.

Pendapat lain dari dunia maya juga menyerang pasangan itu. Mereka mengatakan bahwa Era Victoria memberikan kesempatan luas bagi kulit putih dan tidak bagi kulit berwarna.

"Hingga sekarang permasalahannya pun sama. Ini adalah masalah manusianya, bukan eranya," ujar Sarah.

Ternyata kritikan gaya hidup mereka tidak datang dari dunia online, tetapi juga di dunia nyata. Pasangan ini pernah mendapat ancaman pembunuhan. Sarah juga pernah beberapa kali dilecehkan oleh orang asing saat ia sendiri di luar.

"Kebanyakan perempuan datang ke Sarah dan merasa mereka bebas menyentuh tubuhnya," ujar Gabriel.

"Yang konyol saat seorang wanita memegang pinggang dan pinggulku, lalu aku menepis tangannya, tapi ia malah protes," ujar Sarah sedikit kesal.

Kendati mereka memilih untuk 'bargaya' Era Victoria, mereka tidak memaksakan orang lain untuk mengikutinya. (Rie/Tnt)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.