Sukses

Pelaksanaan Eksekusi Mati di Texas Berusaha Digagalkan

Di tahun 1991, Campbell menculik, memperkosa dan menembak korban hingga sekarat dan akhirnya tewas. Ia divonis mati.

Liputan6.com, Oklahoma City Setelah terjadi kegagalan pelaksanaan hukuman mati dengan suntikan di negara bagian Oklahoma di akhir bulan April lalu, suatu upaya hukuman mati di negara bagian Texas mengalami penundaan. Berikut ini kabar yang dilansir dari News9.com, Rabu (14/5/ 2014)

Seorang pembunuh terpidana mati di Texas, Robert Campbell, seharusnya dihukum mati hari Selasa kemarin, tapi para pengacara merencanakan untuk mengajukan dua alasan banding, yang pertama dengan alasan gangguan mental terpidana dan satunya lagi menantang penggunaan obat suntikan maut. Texas dikenal sebagai ruang maut tersibuk di seluruh negeri. Selama dua tahun terakhir Texas menggunakan campuran obat tunggal dalam eksekusi mati, bukannya campuran tiga jenis obat seperti di Oklahoma.

Pada tahun 1991, Campbell membunuh seorang kasir bank di Houston. Wanita itu, Alexandra Rendon, diculik dari suatu SPBU, dibawa ke kawasan hutan, diperkosa dan diperintahkan untuk melarikan diri. Ketika wanita itu melarikan diri, Campbell menembaknya dari belakang dan meninggalkan korban yang sekarat hingga tewas.

Masalah obat untuk hukuman mati sedang menunggu pembahasan di Pengadilan Tinggi Amerika Serikat ketika Pengadilan Banding ke 5 di Amerika Serikat menangguhkan hukuman Campbell sekitar 2,5 tahun sebelum pelaksanaan hukuman mati ini.

“Saya berharap agar hukuman mati yang gagal di Oklahoma memberi dampak secara nasional dan tentunya di Texas,” ujar Dave Atwood dari koalisi penghapusan hukuman mati.

Pelaksanaan hukuman mati Clayton Lockhet, seorang narapidana di Oklahoma, ditangguhkan lebih dari 20 menit lamanya, selagi Lockett kehilangan kesadaran namun tetap bergulat menahan kesakitan.

“Obat-obatnya tidak mempan, sehingga dokternya memeriksa saluran obatnya dan menentukan bahwa saluran itu bocor,” kata Robert Patton, Direktur Departemen Lembaga Pemasyarakatan Oklahoma. Lockett baru meninggal beberapa menit kemudian karena serangan jantung.

Dalam uji banding yang diajukan oleh penasehat hukum untuk Campbell, disebutkan bahwa Campbell tidak siap secara mental untuk menjalani hukuman mati.

Suatu panel yang terdiri dari tiga hakim mengatakan bahwa Campbell dan para pengacaranya belum mendapatkan kesempatan yang adil untuk menjelaskan pernyataan terkait ketidaksiapannya menjalani hukuman mati. Menurut panel itu, Cambell harus diberi suatu kesempatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.