Sukses

Tim Sukses Mempermasalahkan Selisih Suara di Gresik

Tiga saksi dari tiga tim sukses pasangan calon bupati Gresik, Jatim, memprotes selisih 23 suara dalam rekapitulasi perolehan suara yang dilakukan KPU Gresik. Protes ini berakhir dengan ribut-ribut.

Liputan6.com, Gresik: Rekapitulasi perolehan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Gresik, Jawa Timur, berakhir ricuh, Rabu (6/7). Ketegangan terjadi setelah tiga saksi dari tim sukses pasangan calon bupati memprotes selisih 23 suara dalam rekapitulasi perolehan suara di Kecamatan Manyar. Seharusnya jumlah suara tidak sah ditambah suara sah sama dengan suara yang dipakai.

Selisih suara ini diketahui setelah jumlah suara sah dan tidak sah mencapai 45.056 suara. Sementara jumlah suara yang terpakai 45.079 suara. Karena ada 23 selisih suara, tiga saksi dari tiga tim sukses calon bupati meminta KPU menghentikan rekapitulasi. Sedangkan, KPU justru minta agar kesalahan itu dicatat saja dan rekapitulasi diteruskan. Inilah yang memancing reaksi para anggota tim sukses. Para saksi yang memprotes akhirnya meninggalkan KPU diiringi massa masing-masing.

Sementara itu, pemilihan kepala daerah di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, yang masih dalam proses penghitungan suara terancam batal. Pasalnya, Panitia Pengawas Pemilu setempat menemukan ribuan surat suara dan formulir C-8 palsu yang beredar di sejumlah kecamatan. Ukuran dan jenis kertas surat suara asli dan palsu sangat jelas.

Di Pekalongan, Jawa Tengah, pelantikan pasangan wali kota terpilih Basyir Ahmad dan Mafachir berjalan lancar, kemarin. Upacara serah terima jabatan ini dilakukan melalui sidang paripurna istimewa DPRD setempat yang dipimpin oleh Gubernur Jateng Mardiyanto. Pelantikan berlangsung dalam pengawalan ketat polisi karena beredar isu ada pihak-pihak yang akan menggagalkan pelantikan.

KPU Semarang, Jateng, telah melimpahkan kasus dugaan politik uang yang dilakukan Muhadi, salah seorang tim sukses Sukawi, ke kepolisian. Muhadi telah mengakui memberi uang kepada Sri Lestari, warga Kinibalu Barat, Semarang, agar memilih calon wali kota Sukawi Sutarip-Makhfud Ali. Muhadi mengatakan uang berasal dari kantong pribadinya [baca: Kampanye Pilkada Semarang Diwarnai Door Prize].(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.