Sukses

Koleksi Khayalan Dolce & Gabbana

Adalah salju yang turun, ranting-ranting pohon di musim dingin, dan musik Tchaikovsky yang memulai pertunjukan dongeng Dolce & Gabbana.

Milan MILAN — Bukan gereja, salib, atau pemandangan di Sicilia yang menjadi latar show Dolce & Gabbana pada koleksi musim dingin 2014 yang ditampilkan pada Milan Fashion Week 2014, Minggu, 23 Februari 2014. Adalah salju yang turun, ranting-ranting pohon di musim dingin, dan musik Tchaikovsky yang memulai pertunjukan dongeng Dolce & Gabbana.

 

Domenico Dolce lahir pada 13 Agustus 1958 di Sicilia, Italia sedangkan Stefano Gabbana lahir pada 14 November 1962 di Milan, Italia. Kedua desainer ini pertama kali menjalin kontak ketika Gabbana menelepon rumah mode tempat Dolce bekerja sebagai seorang asisten untuk menanyakan lowongan pekerjaan.

 

Setelah dipekerjakan oleh rumah mode tersebut, Dolce mengajari Gabbana mengenai proses kerja desain pada sebuah rumah mode dan juga bagaimana cara membuat desain-desain baru. Tidak lama setelah Gabbana bekerja di sana, ia harus menjalani wajib militer selama 18 bulan.

 

Sekembalinya dari wajib militer, kedua desainer tersebut membentuk sebuah firma konsultasi bagi para desainer. Meski mereka bekerja bersama, mereka mengeluarkan invoice masing-masing untuk transaksi dengan konsumen sampai pada akhirnya, seorang akuntan menyarankan untuk hanya mengeluarkan satu invoice bersama dalam transaksi yang dilakukan agar urusan bisnis menadi lebih ringkas dan dapat menekan biaya.

 

Itulah awal kemunculan munculnya nama Dolce & Gabbana. Koleksi pertama duo desainer tersebut ditampilkan pada tahun 1985 di acara Milan Fashion Week. Berikut ini adalah ulasan dari Suzy Menkes, seorang editor fashion media The New York Times dikutip Rabu (26/2/14)

 

Koleksinya memiliki semua unsur yang yang ada di dongeng-dongeng klasik, contohnya adalah pola kunci kastil yang digunakan dan pakaian pangeran tampan dengan batu-batu perhiasan di baju tersebut. Dolce & Gabbana menciptakan skenario kostum yang menawan dan juga cukup unik.

 

Visi duo desainer tersebut sangat romantis yang dapat dilihat dari menggunaan tudung kepala bulu-bulu dan sepatu flat dengan bahan lace. “Setiap wanita ingin menjadi seorang peri,” ujar Steffano Gabbana dan Domenico Dolce di belakang panggung.

 

Kedua desainer asal Italia ini membuktikan bahwa mereka dapat memperluas konteks koleksi mereka melampaui motif cetak digital dan gambaran mengenai Sicilia. Rancangan-rancangan yang ditampilkan memang bernuansa khayal namun tetap dapat dipakai, bahkan untuk sebuah jaket panjang dan gaun yang penuh dekorasi hingga ke bagian dada.

 

Mengantisipasi koleksinya akan terkesan terlalu kuat, kedua perancang busana tersebut menyelipkan desain kerah segi empat pada gaun hitam yang membentuk tubuh. Selain itu, ada pula pakaian sporty nan moderen berwarna hitam dengan sedikit warna silver sebagai hiasannya.

 (Bio/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini