Sukses

7 Rekomendasi Buku Inklusif Hasil Karya Penulis Disabilitas yang Kamu Wajib Tahu

7 rekomendasi buku inklusif hasil karya penulis dengan disabilitas yang dapat membantu kamu meningkatkan kesadaran disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, dunia sastra sedang mengalami perkembangan menarik dalam hal kesetaraan dan inklusi, di mana semakin banyak penulis disabilitas, terutama perempuan.

Berikut adalah 7 rekomendasi buku inklusif hasil karya penulis dengan disabilitas yang dapat membantu kamu meningkatkan kesadaran disabilitas, menurut Disability Horizon.

1. Sitting Pretty: The View from My Ordinary Resilient Disabled Body oleh Rebekah Taussig

Ini merupakan buku memoar dalam bentuk esai hasil karya advokat disabilitas, Rebekah Taussig. Buku ini menceritakan pengalaman hidup Rebekah untuk menggambarkan tubuhnya yang berbeda dari kebanyakan orang.

Ketika Rebekah tumbuh dewasa pada tahun 90-an dan awal 2000-an, dia hanya melihat disabilitas digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan seperti cerita The Hunchback of Notre Dame, inspirasional seperti Helen Keller, atau luar biasa seperti Forrest Gump.

Dalam bukunya, Rebekah berpikir tentang berbagai hal, seperti kompleksitas kebaikan dan kegiatan amal, hidup mandiri atau bergantung kepada orang lain, dan bagaimana sikap negatif terhadap orang dengan disabilitas dalam media yang berdampak pada kehidupan sehari-hari.

2. Disfigured: On Fairy Tales, Disability, and Making Space oleh Amanda Leduc

Dalam cerita dongeng, biasanya akhir yang bahagia hanya diberikan kepada mereka yang cantik dan memiliki dua kaki.

Buku ini menceritakan bagaimana dongeng telah mempengaruhi harapan terhadap penyandang disabilitas dan menunjukkan jalan menuju dunia baru di mana disabilitas tidak lagi dianggap sebagai halangan.

Amanda Leduc dalam bukunya memikirkan hubungan antara tokoh-tokoh arketipe dalam dongeng seperti putri cantik, sepatu kaca, dan gadis dengan rambut panjang yang terperangkap di menara. Ia mencoba memahami hal tersebut dengan sudut pandang disabilitas abad ke-21.

Amanda mengaitkan perjuangan menuju keadilan bagi orang dengan disabilitas dengan berkembangnya cerita modern yang memuat unsur-unsur ajaib. Ia juga berusaha agar kesadaran dan penerimaan terhadap disabilitas meningkat.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

3. Frida Kahlo and My Left Leg oleh Emily Rapp Black

Seorang penulis yang bukunya masuk dalam daftar buku terlaris New York Times membagikan pengalaman, seni, dan disabilitas Frida Kahlo yang memengaruhi hidupnya sebagai seorang dengan amputasi.

Ketika pertama kali melihat lukisan Frida Kahlo yang berjudul The Two Fridas, Emily Rapp Black merasa ada hubungan dengan sang seniman.

Sebagai seseorang yang telah kehilangan anggota tubuh sejak kecil, Emily tumbuh dengan menggunakan berbagai alat prostetik dan belajar bahwa dia harus menyembunyikan disabilitasnya dari dunia.

Frida Kahlo mengalami luka sepanjang hidupnya setelah mengalami kecelakaan bus yang mengerikan dan akhirnya harus diamputasi kakinya.

Emily menceritakan mengenai proses menerima tubuhnya. Ia menulis tentang bagaimana inspirasi dari Frida Kahlo membantu dirinya menemukan jalan ketika semuanya terasa hilang.

3 dari 5 halaman

4. You Are The Best Thing Since Sliced Bread oleh Samantha Renke

Aktris, presenter, dan aktivis disabilitas, Samantha Renke, yang menggunakan kursi roda dan mengidap penyakit tulang rapuh, telah menerbitkan otobiografinya yang berjudul You Are The Best Thing Since Sliced Bread.

Dalam bukunya, dia berbagi pengalaman positif dan negatif dalam hidup dengan disabilitas serta pelajaran yang telah ia pelajari.

Samantha juga menjelaskan mengapa seseorang seharusnya menerima keunikan diri sendiri, karena itulah yang membuat dia istimewa.

5. Living With My Mind: A Young Woman’s Experience of Life with Cerebral Palsy oleh Daisy Kettle

Daisy Kettle adalah seorang wanita berusia 24 tahun yang memiliki cerebral palsy dan menggunakan kursi roda.

Dia jarang menangis, terkadang sulit memahami perasaan orang lain, dan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan karena diskriminasi yang tidak terlihat. Antara usia 11 dan 16 tahun, dia mengalami pelecehan seksual berulang.

4 dari 5 halaman

6. Driving Forwards: A journey of Resilience And Empowerment After Life-Changing Injury oleh Sophie Morgan

Saat baru akan memasuki kehidupan dewasanya di usia 18 tahun, Sophie, seorang gadis yang liar, pemberontak, dan sulit diatur, mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya seketika lumpuh dari dada ke bawah.

Semua harapannya yang selama ini diimpikannya seketika hilang dan perjalanan untuk menemukan dirinya kembali dan membangun kehidupan yang berbeda dimulai. 

Sophie harus menghadapi pandangan dirinya sendiri dan orang lain terhadap disabilitas serta menguji batas kemampuannya, semuanya sambil mencari cinta, penerimaan, makna, identitas, dan tujuan hidup.

5 dari 5 halaman

7. I Am Not a Label: 34 Disabled Artists, Thinkers, Athletes and Activists From Past and Present oleh Cerrie Burnell

Dalam buku biografi ini, kamu akan bertemu dengan 34 seniman, pemikir, atlet, dan aktivis dengan disabilitas, baik yang hidup di masa lalu maupun masa kini.

Mulai dari Lady Gaga hingga Stephen Hawking, kamu akan mengetahui bagaimana tokoh-tokoh ikonik ini berhasil mengatasi hambatan dan menerima perbedaan mereka dengan memanfaatkan kemampuan tubuh dan pikiran mereka secara maksimal.

Biografi singkat ini menceritakan kisah orang-orang yang menghadapi tantangan unik, tetapi hal itu tidak menghalangi mereka untuk menjadi pelopor, inovator, pembela, dan pencipta.

Penulisnya, Cerrie Burnell, adalah seorang aktor, penulis, dan presenter TV dari Britania Raya.

Ia memiliki perbedaan pada anggota tubuh atasnya, lahir dengan lengan kanannya berakhir sedikit di bawah siku, dan juga mengalami disleksia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini