Sukses

Cerita Remaja dengan Cerebral Palsy Dibully Sejak SD

Sophia, 16 tahun dari Hampshire, Inggris memiliki cerebral palsy, suatu kondisi yang membatasi gerakan di seluruh tubuh. Ia mengatakan bahwa kondisinya tersebut membuatnya menjadi bahan perundungan sejak sekolah dasar

Liputan6.com, Jakarta Sophia, 16 tahun dari Hampshire, Inggris memiliki cerebral palsy, suatu kondisi yang membatasi gerakan di seluruh tubuh. Ia mengatakan bahwa kondisinya tersebut membuatnya menjadi bahan perundungan sejak sekolah dasar sampai mengakibatkan gangguan makan.

Namun kini setelah pulih, ia mulai kuliah dan ingin menjadi 'suara' bagi orang lain yang menghadapi diskriminasi.

"Berbuat baiklah, jadi orang baik karena Anda tidak pernah tahu apa yang dihadapi orang lain," kata Sophia, dikutip dari BBC.

"Saya ingat ia (pria yang merundung Sophia) selalu mengatakan bahwa saya tidak akan menjadi apa-apa. Ia meledeki saya dengan kata-kata hinaan, ia juga mengatai saya lumpuh."

"Ia juga mengatakan kalau saat saya tumbuh dewasa, saya tidak akan bisa apa-apa dan tidak ada siapapun yang mau berada disekeliling saya."

"Ada juga satu kejadian yang terus saya ingat, yaitu saat ia mengatakan kepada saya bahwa saya sangat tidak berguna dan mungkin saya harus pergi dan membunuh diri saya sendiri."

"Itu merupakan contoh pertama yang saya alami yang membuat saya mengira menjadi berbeda adalah hal buruk. Seolah itu suatu hal yang saya harus malu olehnya."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perundungan

Perundungan yang remaja ini alami cukup memberikan dampak besar bagi gadis berusia 16 tahun ini. "Secara fisik, saya semakin membaik. Secara mental saya juga membaik daripada sebelumnya tapi saya masih belum mengatasinya dan ada banyak hal yang saya kembangkan seperti kecemasan. Saya jadi tidak mudah percaya pada orang lain."

Sophia ingin terbuka akan pengalamannya dan menjadi suara bagi anak-anak yang lebih muda yang hidup dengan disabilitas. Ia berharap, dengan membicarakan pengalamannya akan membuat orang-orang akan menjadi lebih baik kepada para penyandang disabilitas.

 

 

3 dari 4 halaman

Jadi mahasiswi

Sophia yang saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi, mengatakan masa depannya jelas masih ada harapan.

"Saya sudah punya pacar dan ia benar-benar tidak peduli jika berkaitan dengan disabilitas saya. Sesungguhnya ia seperti menerimanya yang membuat saya berpikir itulah kunci bagi saya untuk menyebutkan masih memungkinkan karena masih ada orang-orang yang menerima Anda dan itu luar biasa."

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.