Sukses

Lewat Bahasa Isyarat, Wanita Jepang Jembatani Penyandang Tuli dengan Lagu-Lagu BTS

Saori Fujimoto mengatakan bahwa ia menyebut dirinya sebagai seniman bahasa isyarat, bukan penerjemah.

Liputan6.com, Jakarta Saori Fujimoto memiliki misi untuk menjadi jembatan bagi para penyandang tuli dengan dunia yang lebih luas melalui lagu-lagu dari boyband Korea Selatan, BTS.

Wanita Jepang 31 tahun itu mulai tertarik mempelajari Bahasa Isyarat Korea (Korean Sign Language/KSL) saat dirinya menjadi promotor untuk PyeongChang Olympics and Paralympics tahun 2018.

Ketika ia masih seorang pelajar di Jepang, Fujimoto mulai tertarik pada K-Pop usai mendengarkan lagu-lagu boyband TVXQ. Saat itulah dia mulai belajar tentang Korea dan bahasanya, sebelum pergi ke sana.

Kepada Korea Times, dilansir Jumat (14/5/2021), Fujimoto menceritakan bahwa dirinya tersentuh dengan semangat para atlet disabilitas saat itu. Ia pun mulai mempelajari KSL. Mengutip Koreaboo, Fujimoto sendiri memiliki pendengaran yang normal.

"Karena saya sudah menemukan Bahasa Isyarat Jepang di sekolah saya sebelumnya, saya pikir akan sangat bagus untuk mempelajari versi Korea untuk berinteraksi dengan 390 ribu tuna rungu di sini," kata Fujimoto.

"Bahasa isyarat kedua negara memiliki kesamaan, tetapi masih sangat berbeda satu sama lain karena perbedaan budaya," katanya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Seniman Bahasa Isyarat, Bukan Penerjemah

Fujimoto mengatakan bahwa ia menyebut dirinya sebagai seniman bahasa isyarat, bukan penerjemah.

Ia tidak sekadar menerjemahkan lagu-lagu bagi mereka yang kehilangan seluruh atau sebagian pendengarannya, namun juga membawakan lagu-lagu K-Pop dengan cara yang unik.

Sejauh ini, Fujimoto sudah menampilkan lagu BTS yang berjudul "On" dan "Dynamite." Aksinya sendiri mendapatkan ulasan positif dari penggemar di seluruh dunia.

"BTS sering menyampaikan pesan filosofis melalui lagu-lagunya dan membawa penghiburan bagi orang-orang di seluruh dunia," katanya.

"Karena itulah saya secara khusus ingin membuat beberapa konten dengan musiknya dengan cara yang dapat diapresiasi oleh semua orang, termasuk penyandang tuna rungu."

3 dari 4 halaman

Masih Ada yang Merespon Negatif

Fujimoto sendiri memadukan bahasa isyarat Korea dengan koreografi agar membuat penampilannya lebih menarik. Namun, dia mengaku tidak terlalu banyak menambahkan penekanan pada gerakan tari, agar tidak terjadi kesalahpahaman pada arti liriknya.

"Bahkan arah wajah saya pun memiliki konotasi yang berbeda," katanya.

Saori mengatakan bahwa dirinya akan menampilkan lebih banyak penampilan di akun Youtubenya. Menurutnya, konten untuk penyandang gangguan pendengaran tidaklah cukup.

Tak semua senang dengan apa yang dilakukan Fujimoto. Beberapa orang menganggapnya lebih mempromosikan K-Pop dan KSL, ketimbang bahasa isyarat dari negaranya sendiri.

"Komentar negatif di akun media sosial terkadang menyakiti saya, tapi saya tahu ada lebih banyak orang yang mendukung saya. Mereka memuji saya dan berterima kasih pada saya karena menghasilkan konten yang inventif dan menyenangkan," katanya.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.