Sukses

Kesalahpahaman tentang Cerebral Palsy yang Wajib Dimengerti (1)

Kurangnya pengetahuan atau kesadaran masyarakat mengenai isu-isu disabilitas sering kali berdampak pada kesalahpahaman, seperti tentang cerebral palsy.

Liputan6.com, Jakarta Kurangnya pengetahuan atau kesadaran masyarakat mengenai isu-isu disabilitas sering kali berdampak pada kesalahpahaman. Hal ini acap kali terjadi dan dirasakan oleh beberapa penyandang disabilitas, salah satunya Ailsa.

Ia adalah gadis penyandang cerebral palsy pengguna kursi roda yang membagikan kisahnya di disabilityhorizons.com. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa kesalahpahaman yang sempat ia terima.

1. Cerebral Palsy Tidak Menyebabkan Gangguan Intelektual

"Banyak orang melihat kursi rodaku dan mengasumsikan bahwa aku memiliki gangguan intelektual seperti terlihat dari fisik dan cara bicaraku yang juga terganggu, padahal tidak,” tulis Ailsa seperti dikutip dari disabilityhorizons.com.

Tipe cerebral palsy atau CP yang dialaminya adalah quadriplegic athetoid yang membuat pergerakan tubuh tidak terkontrol, juga dikenal dengan involuntary movements atau gerakan tak disengaja.

Akibatnya, orang-orang sering memandang sebelah mata. Mereka menganggap gadis berambut cokelat ini  tidak mengerti apa pun yang terjadi di sekitarnya. Padahal itu salah besar, ia mengerti sebagaimana gadis pada umumnya.

Suatu ketika, ia duduk bersama keluarganya untuk makan siang, tiba-tiba seorang gadis kecil menghampiri. Gadis kecil itu bertanya apa yang terjadi dan mengapa menggunakan kursi roda.

Hal seperti ini tidak menjadi masalah baginya, dengan demikian akan lebih banyak orang yang teredukasi mengenai keadaan serupa. Namun, hal yang membuat sakit hati adalah ketika ibu dari anak tersebut menghampiri, menarik tangannya dan berkata “Jauhi itu”.

Bahkan, ibu tersebut menggunakan kata “itu”. Seketika keluarga Ailsa terkejut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cerebral Palsy adalah Disabilitas Bukan Penyakit

2. Bicaralah Seperti Bicara pada Orang Nondisabilitas

Kerap kali orang-orang berbicara pada Ailsa dengan nada bicara yang tinggi. Duduk di kursi roda dan fisik yang terlihat lebih muda dari usia sebenarnya bukan berarti memiliki masalah pendengaran.

"Jangan menaikkan suaramu atau berteriak. Hal tersebut tidak akan memberikan efek apa pun selain membuatmu terlihat bodoh," tulisnya.

Banyak orang dengan CP dapat mengerti setiap kata yang diucapkan orang lain. Seseorang tidak perlu mengubah cara bicara mereka. Bicara saja seperti hendak bicara pada orang lain pada umumnya.

3. Cerebral Palsy adalah Disabilitas Bukan Penyakit

Sering kali orang-orang berperilaku layaknya Ailsa memiliki penyakit. Beberapa orang menatap dengan ketakutan, hal ini dapat menjengkelkan dan seolah merendahkan.

CP bukanlah penyakit, bukan juga disabilitas yang berkembang seiring bertambah usia. Orang-orang tidak usah takut pada penyandang CP karena tidak menular.

 

 

3 dari 3 halaman

4. Tidak Semua Orang dengan Cerebral palsy Menggunakan Kursi Roda

Banyak orang menganggap bahwa setiap penyandang CP pasti menggunakan kursi roda. Padahal, ada banyak tipe CP yang berbeda, pengaruhnya pada setiap orang juga berbeda-beda.

Beberapa orang dengan dengan CP dapat berbicara dan berjalan. Namun, beberapa lainnya, hanya dapat berbicara saja tanpa bisa berjalan begitu pula sebaliknya.

Untuk mereka yang dapat berjalan, beberapa memiliki gangguan seperti lemas atau membutuhkan alat bantu. Sedang, beberapa lainnya tidak memiliki masalah apa pun.

Dalam urusan bicara, bisa saja mereka bicara dengan beberapa kesulitan, atau hanya gangguan bicara yang ringan. Sedang, beberapa lainnya dapat bicara dengan lancar. Semuanya tergantung pada tingkat kerusakan otak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini