Sukses

Demam Kripto di Indonesia: Pengguna Tembus 13 Juta, Transaksi Capai Rp 76,85 Triliun

Nilai transaksi aset kripto juga menunjukkan tren positif. Pada Februari 2025, nilai transaksi mencapai Rp32,78 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam sektor aset kripto di Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyampaikan bahwa jumlah konsumen aset kripto di Indonesia per akhir Februari 2025 mencapai 13,31 juta orang.

"Kami mencatat kembali ada peningkatan signifikan kalau dibandingkan posisi akhir bulan Januari 2025 yang masih di angka 12,92 juta konsumen," kata Hasan dikutip dari konferensi pers RDKB OJK, Senin (14/4/2025).

Tak hanya dari sisi jumlah konsumen, nilai transaksi aset kripto juga menunjukkan tren positif. Pada Februari 2025, nilai transaksi mencapai Rp32,78 triliun. Jika diakumulasikan sejak awal tahun, total transaksi Januari–Februari 2025 mencapai Rp76,85 triliun.

"Tercatat di Februari 2025 mencapai Rp32,78 triliun sehingga kalau diakumulasikan sejak awal tahun dari Januari hingga Februari total nilainya telah mencapai Rp76,85 triliun," ujarnya.

Hasan menyebut, angka ini melonjak dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya Januari–Februari 2024 yang hanya mencapai Rp55,26 triliun.

"Ini juga kembali menunjukkan angka tren kenaikan yang positif kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Januari-Februari 2024 di mana saat itu akumulasi transaksinya mencapai Rp55,26 triliun," ujarnya.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

2 dari 3 halaman

Potensi Pasar Kripto di Indonesia

Hasan Fawzi juga menyoroti potensi besar Indonesia dalam lanskap kripto global. Berdasarkan data Global Crypto Adoption Index 2024 yang dirilis oleh Channel Assist Indonesia, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam hal adopsi aset kripto. Ini mencerminkan tingginya antusiasme dan partisipasi masyarakat Indonesia, terutama dari segmen ritel atau individu.

"terkait potensi aset kripto di Indonesia memang kita sama-sama mencatat kalau secara global Indonesia sendiri menunjukkan posisi yang dipandang sangat strategis dalam peta adopsi kripto dunia," ujarnya.

Lebih lanjut, dinamika pasar kripto global saat ini turut dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dari negara-negara besar yang semakin terbuka terhadap penggunaan aset kripto dalam sistem keuangan mereka.

"Dinamika pasar kripto sendiri tentu kita lihat sama-sama dipengaruhi oleh berbagai sentimen global. Bahkan belakangan kita mencatat berbagai kebijakan terbaru dari banyak negara dan pimpinan negara, di mana menunjukkan dukungan yang lebih terbuka terhadap penggunaan aset kripto pada sistem dan kegiatan keuangan di negaranya masing-masing," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Optimisme Investor

Menurutnya, dukungan ini turut mendorong gelombang optimisme di kalangan investor global, termasuk di Indonesia, untuk terus terlibat aktif dalam kegiatan terkait aset kripto.

"Ini tentu kembali telah memicu gelombang optimisme dari para investor konsumen global untuk terus mengadopsi dan berkegiatan yang terkait dengan aset kripto ini," pungkasnya.

EnamPlus