Liputan6.com, Jakarta Pada kuartal II 2024, sektor mata uang kripto mengalami perkembangan yang signifikan. Menurut statistik PitchBook, perusahaan rintisan memperoleh pendanaan sebesar USD 2,7 miliar atau setara Rp 42,9 triliun, yang menandai peningkatan sebesar 2,5% dari kuartal sebelumnya.Â
Dilansir dari Coinmarketcap, Selasa (13/8/2024), tren ini menunjukkan investor berfokus pada proyek yang lebih besar dan lebih berpengaruh, meskipun terjadi penurunan jumlah transaksi. Jumlah transaksi mengalami penurunan signifikan sebesar 12,5%.Â
Baca Juga
Namun, penurunan ini diimbangi oleh jumlah investasi yang lebih tinggi. Investor menyalurkan lebih banyak modal ke lebih sedikit proyek, yang menunjukkan pendekatan investasi yang lebih selektif dan strategis. Pergeseran ini menggarisbawahi meningkatnya preferensi terhadap kualitas daripada kuantitas.
Advertisement
Beberapa usaha yang menjanjikan telah menarik perhatian yang cukup besar. Misalnya, Monad menerima USD 225 juta, Berachain memperoleh USD 100 juta, dan Babylon memperoleh USD 70 juta dalam investasi tahap awal. Proyek-proyek ini siap memberikan dampak substansial dalam ranah mata uang kripto di masa mendatang.
Data dari PitchBook mengungkap persaingan ketat dalam investasi tahap awal. Perusahaan rintisan mengalami peningkatan valuasi selama tahap awal, sementara valuasi tahap akhir mengalami tren penurunan. Pola ini menunjukkan investor tengah berjuang untuk mengidentifikasi peluang besar berikutnya di pasar.
PitchBook memperkirakan proyek mata uang kripto dapat memperoleh total investasi sebesar USD 12 miliar pada 2024, yang berpotensi melampaui USD 8,2 miliar yang terkumpul pada 2023. Tren kenaikan ini menyoroti kepercayaan baru di kalangan investor terhadap teknologi blockchain dan potensi masa depannya.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.Â
Jepang Pertimbangkan Persetujuan ETF Berbasis Kripto
Kepala regulator keuangan Jepang, Hideki Ito mengatakan sedang lakukan pertimbangan dalam memutuskan apakah akan mengikuti langkah Hong Kong dan AS dengan menyetujui ETFÂ kripto.Â
Pernyataannya muncul setelah sikap regulator secara global melunak terhadap ETF yang berinvestasi langsung dalam Bitcoin dan Ether. Baru-baru ini, Ito telah memainkan peran utama dalam upaya FSA untuk memobilisasi aset rumah tangga guna mendorong siklus pertumbuhan ekonomi yang mandiri.Â
Pada saat yang sama, FSA telah menerapkan pengawasan yang lebih ketat terhadap apakah produk dan layanan investasi cocok untuk investor berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka.
“Badan tersebut ingin mempertahankan "sikap pro-teknologi," dan tidak akan mengesampingkan kemungkinan ETF kripto sepenuhnya. Tetap saja, ada hal-hal yang perlu kita pertimbangkan terkait apakah masyarakat umum harus didorong untuk berinvestasi di dalamnya," kata Ito dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (13/8/2024).
Â
Advertisement
Industri Kripto Jepang
Industri kripto Jepang memiliki sejarah yang tidak menentu. Pelanggan bursa kripto Mt. Gox yang berbasis di Tokyo, salah satu pelopor sektor ini, baru sekarang mulai mendapatkan kembali token yang hilang akibat peretasan besar lebih dari satu dekade lalu.Â
Pada Juni, DMM Bitcoin kehilangan USD 301 juta akibat peretasan kripto terbesar ketujuh yang pernah tercatat, menurut Chainalysis.
Terkait ETF, Komite Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebelumnya memberikan lampu hijau untuk ETF Bitcoin spot pertama pada Januari setelah pembatalan pengadilan pada 2023 dalam kasus yang diajukan oleh Grayscale Investments LLC.Â
Produk-produk tersebut telah menarik arus masuk bersih sebesar USD 19,2 miliar hingga saat ini. ETF terkait Ether pertama mulai berlaku di AS pada Juli.
Â