Sukses

Dana Pensiun Pemerintah Jepang Jajaki Potensi Investasi Bitcoin

Menurut pengumuman resmi pada Selasa, GPIF telah memulai proses pengumpulan informasi yang komprehensif mengenai kelayakan mendiversifikasi kepemilikannya ke dalam aset alternatif dan tidak likuid, termasuk mata uang digital Bitcoin.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah langkah yang dapat memiliki implikasi luas terhadap adopsi mata uang kripto secara umum, Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang (GPIF) tengah menjajaki potensi penambahan Bitcoin ke dalam portofolio investasinya. 

Dengan aset yang dikelola berjumlah total USD 1,5 triliun atau setara Rp 23.580 triliun (asumsi kurs Rp 15.650 per dolar AS), GPIF adalah dana pensiun terbesar di dunia, menjadikan pengembangan ini sebagai terobosan potensial bagi industri kripto.

Menurut pengumuman resmi pada Selasa, GPIF telah memulai proses pengumpulan informasi yang komprehensif mengenai kelayakan mendiversifikasi kepemilikannya ke dalam aset alternatif dan tidak likuid, termasuk mata uang digital Bitcoin. 

Pergerakan strategis ini terjadi seiring dengan upaya IMF untuk memperkuat portofolionya terhadap perubahan ekonomi yang tidak menentu dan memanfaatkan kemajuan teknologi yang membentuk kembali keuangan global.

Secara historis, GPIF mempertahankan pendirian investasi yang relatif konservatif, lebih menyukai kelas aset tradisional seperti saham, obligasi, real estate, dan infrastruktur. 

Namun, manuver terbaru dana tersebut menandakan keinginan untuk memperluas wawasannya dan menilai potensi manfaat dan risiko yang terkait dengan memasukkan investasi non-konvensional seperti Bitcoin ke dalam operasinya.

“Selain pengetahuan dasar tentang aset yang ditargetkan untuk penyediaan informasi, kami juga mencari informasi tentang bagaimana dana pensiun luar negeri memasukkannya ke dalam portofolio mereka dan kasus investasi aktual,” kata GPIF, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (21/3/2024).

Eksplorasi Bitcoin oleh GPIF selaras dengan peraturan Jepang yang lebih luas dalam memanfaatkan aset digital. 

Sebulan yang lalu, pemerintahan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengungkapkan langkah-langkah yang memungkinkan dana investasi untuk menyimpan mata uang kripto secara langsung, sebuah langkah yang digembar-gemborkan sebagai langkah signifikan menuju mengintegrasikan aset digital ke dalam struktur perekonomian negara.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Microstrategy Kembali Borong 9.245 Bitcoin Senilai Rp 9,7 Triliun

Sebelumnya, MicroStrategy Inc kembali melakukan pembelian Bitcoin kedua senilai jutaan dolar dalam waktu kurang dari seminggu, meningkatkan kepemilikan perusahaan menjadi lebih dari 1% dari seluruh suplai mata uang kripto di dunia.

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (20/3/2024), perusahaan pembuat perangkat lunak itu kembali membeli Bitcoin sebanyak 9.245 Bitcoin seharga USD 623 juta atau setara Rp 9.7 triliun (asumsi kurs Rp 15.720 per dolar AS) antara 11 Maret dan 18 Maret, menurut pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Selasa.

Pembelian tersebut, bersama dengan akuisisi Bitcoin senilai USD 821,7 juta atau setara Rp 12,9 juta yang diumumkan minggu lalu, keduanya sebagian besar dibiayai melalui penjualan Obligasi.

 

3 dari 3 halaman

Pertama Beli Bitcoin

Ketua dan salah satu pendiri MicroStrategy, Michael Saylor mulai membeli Bitcoin pada 2020 sebagai lindung nilai inflasi dan alternatif selain menyimpan uang tunai.

Perusahaan memegang 214.246 token senilai sekitar USD 14 miliar atau setara Rp 220 triliun. Jumlah total maksimum Bitcoin adalah 21 juta, dengan sekitar 19,7 juta token telah diterbitkan sejauh ini. Diperkirakan tonggak sejarah tersebut akan tercapai pada tahun 2140.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini