Sukses

Kepemilikan Kripto Grup Peretas Korea Utara, Lazarus Group Sentuh Rp 724,3 Miliar

Dune Analytics memberikan wawasan tentang 295 dompet yang terkait dengan Lazarus Group

Liputan6.com, Jakarta Data terbaru menunjukkan penurunan substansial dalam kepemilikan mata uang kripto Lazarus Group, sehingga menyoroti keterlibatan mereka dalam serangan siber. 

Secara kolektif grup peretasan Korea Utara yang terkenal, Lazarus Group, dilaporkan memiliki sekitar USD 47 juta atau setara Rp 724,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.412 per dolar AS) dalam bentuk mata uang kripto, menurut data yang dikumpulkan oleh Dune Analytics, yang bersumber dari 21.co, perusahaan induk dari 21Shares.

Portofolio aset digital grup ini mencakup USD 42,5 juta atau setara Rp 654,9 miliar dalam Bitcoin, USD 1,9 juta atau setara Rp 29,2 miliar dalam Ether, USD 1,1 juta atau setara Rp 16,9 miliar dalam Binance Coin (BNB), dan tambahan USD 640.000 atau setara Rp 9,8 miliar dalam stablecoin, terutama BUSD.

Pengurangan signifikan dalam kepemilikan mereka menjadi jelas jika dibandingkan dengan USD 86 juta atau setara Rp 1,3 triliun yang dimiliki oleh kelompok tersebut hanya beberapa hari setelah dugaan keterlibatan mereka dalam peretasan Stake.com, yang terjadi pada tanggal 6 September.

Dune Analytics memberikan wawasan tentang 295 dompet yang terkait dengan Lazarus Group, sebagaimana diidentifikasi oleh Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC). 

Anehnya, data menunjukkan bahwa grup tersebut tidak memiliki koin privasi apa pun seperti Monero (XMR), Dash, atau Zcash (ZEC), yang terkenal dengan peningkatan anonimitas dan kesulitan untuk dilacak.

Meskipun kepemilikannya berkurang, dompet kripto Lazarus Group tetap sangat aktif, dengan transaksi terbaru tercatat pada 20 September.

“Kita harus mencatat bahwa ini adalah perkiraan batas bawah kepemilikan kripto Lazarus Group berdasarkan informasi yang tersedia untuk umum,” kata 21.c0 dalam laporannya, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (28/9/2023). 

Serangan Siber Lazarus Group

Grup Lazarus telah mendapatkan ketenaran karena keterlibatannya dalam berbagai serangan siber, termasuk serangan baru-baru ini terhadap pertukaran kripto CoinEx, yang mengakibatkan kerugian setidaknya USD 55 juta atau setara Rp 847,6 miliar. 

Selain itu, FBI telah menghubungkan kelompok tersebut dengan peretasan Alphapo, CoinsPaid, dan Atomic Wallet, yang secara kolektif berjumlah lebih dari USD 200 juta atau setara Rp 3 triliun dana curian pada 2023.

Berbeda dengan serangan siber tingkat tinggi yang mereka lakukan, data terbaru dari Chainalysis mengungkapkan penurunan pencurian kripto yang signifikan sebesar 80 persen oleh peretas yang terkait dengan Korea Utara dibandingkan 2022. 

Pada pertengahan September, kelompok-kelompok ini telah mencuri total USD 340,4 juta atau setara RP 5,2 triliun dalam mata uang kripto, turun dari aset digital curian senilai USD 1,65 miliar atau setara Rp 25,4 triliun yang memecahkan rekor pada tahun sebelumnya.

Dalam perkembangan yang memprihatinkan, otoritas federal Amerika Serikat telah mengeluarkan peringatan tentang risiko signifikan dari potensi serangan terhadap entitas sektor kesehatan dan kesehatan masyarakat AS yang dilakukan oleh Lazarus Group. 

Hal ini menggarisbawahi ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh kolektif peretasan terhadap infrastruktur penting dan industri sensitif.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini