Sukses

Pasar Kripto Berkembang Cepat Dapat Ancam Stabilitas Keuangan Global

Pasar kripto berkembang cepat dapat mencapai titik yang dapat menjadi ancaman bagi stabilitas keuangan global.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto yang "berkembang cepat" sehingga mencapai titik yang dinilai dapat menjadi ancaman bagi stabilitas keuangan global.

Dalam laporan baru, the Financial Stability Board (FSB) atau Dewan Stabilitas Keuangan, badan internasional yang menyatukan regulator dari 24 negara dan yurisdiksi mengatakan, pasar kripto berkembang cepat dapat mencapai titik yang dapat menjadi ancaman bagi stabilitas keuangan global.

Hal ini karena ukuran, kerentanan struktural dan ikatan yang berkembang dengan sistem keuangan tradisional.

"Risiko stabilitas keuangan dapat meningkat dengan cepat,” demikian mengutip laporan itu dilansir dari CNN, Minggu (20/2/2022).

Penilaian tersebut dilakukan ketika bank dan pemain pasar besar lainnya meningkatkan eksposur terhadap kripto karena permintaan dari klien, terlepas dari volatilitasnya.

Pada Kamis, 17 Februari 2022, harga bitcoin turun hampir 8 persen karena aksi jual.

Di sisi lain, Sequoia Capital mengatakan sedang meningkatkan bisnis kripto dengan dana baru USD 500 juta-USD 600 juta. Raksasa modal ventura mengatakan akan fokus pada aset digital dan token likuid.

"Bank-bank yang penting secara sistemik dan lembaga keuangan lainnya semakin bersedia untuk melakukan kegiatan dan mendapatkan eksposur ke aset kripto,” tulis FSB.

"Jika lintasan pertumbuhaan saat ini dalam skala dan keterkaitan aset kripto dengan lembaga-lembaga ini berlanjut, ini dapat berimplikasi pada stabulitas keuangan global,” FSB menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan FSB

Di sisi lain, pada 2021, pasar aset kripto naik tiga kali lipat menjadi USD 2,6 triliun. Nilai itu lebih kecil dibandingkan pasar saham global yang mencapai USD 120 triliun.

Lalu mengapa FSB membunyikan alarm? Kelompok tersebut mengatakan, pemain besar terlibat sehingga perubahan signifikan di kripto dapat memicu serangkaian peristiwa tak terduga. Bahkan menarik perbandingan perdagangan terkait pasar perumahan yang menyebabkan krisis keuangan 2008.

"Seperti dalam kasus krisis subprime mortgage AS, sejumlah kecil eksposur yang diketahui tidak selalu berarti sejumlah kecil risiko, terutama jika ada kurangnya transparansi dan cakupan peraturan yang tidak memadai,” tulis FSB.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dapat mengeluarkan perintah eksekutif pekan depan yang instruksikan lembaga untuk pelajari kripto dan mengembangkan strategi pemerintah untuk atur aset digital.

Awal bulan ini, Kongres mengadakan dengar pendapat tentang regulasi stablecoin. Ini adalah aset digital yang nilainya dipatok ke mata uang dan komoditas lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.