Sukses

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Sinergi SIL UI dan ESI Dorong Aksi Nyata Keberlanjutan

Acara ini menjadi wujud nyata komitmen SIL UI dan ESI untuk mendukung pembangunan berkelanjutan serta memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan global terkait lingkungan.

Diperbarui 18 Jun 2025, 11:26 WIB Diterbitkan 18 Jun 2025, 11:25 WIB

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia sekaligus Dies Natalis ke-9 Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), SIL UI berkolaborasi dengan Emil Salim Institute (ESI) menggelar seminar bertajuk “Sustainability Talk: Mengakselerasi Implementasi Sustainability – Sinergi untuk Masa Depan Indonesia”.

Acara ini menjadi wujud nyata komitmen SIL UI dan ESI untuk mendukung pembangunan berkelanjutan serta memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan global terkait lingkungan.

Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan akademisi, legislator, pemerintah, sektor swasta, hingga organisasi masyarakat sipil. Para pembicara berbagi wawasan, pengalaman, dan langkah konkret untuk mendorong penerapan prinsip keberlanjutan di berbagai sektor, seperti energi, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan kota yang berketahanan terhadap perubahan iklim.

Dekan SIL UI, Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.T., dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi dan inovasi sebagai katalisator perubahan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkeadilan.

“Momentum Hari Lingkungan Hidup dan Dies Natalis SIL UI ke-9 ini adalah panggilan untuk mempercepat aksi nyata. Keberlanjutan hanya dapat dicapai jika semua pihak bekerja sama, membangun jejaring, dan bertindak bersama untuk generasi mendatang,” ujar Prof. Supriatna.

 

2 dari 3 halaman

Ajang peluncuran program berkelanjutan

Selain seminar, acara ini juga menjadi ajang peluncuran berbagai inisiatif program berkelanjutan yang melibatkan pendidikan dan pengabdian masyarakat. Fokus utamanya mencakup transisi menuju energi bersih, implementasi ekonomi sirkular, konservasi keanekaragaman hayati, serta penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi dampak krisis iklim.

Ketua Dewan Pembina ESI, Roosdinal Salim, menyampaikan harapannya agar seminar ini dapat menjadi katalisator penguatan peran akademisi dan institusi pendidikan tinggi dalam mendukung kebijakan nasional serta agenda global, seperti Sustainable Development Goals (SDGs) dan target Net Zero Emissions.

 

3 dari 3 halaman

Pentingnya kolaborasi

Presiden Emil Salim Institute, E Kuniawan Padma, menegaskan bahwa kolaborasi merupakan kunci utama keberhasilan implementasi keberlanjutan.

“Tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi bersifat kompleks, lintas sektor, dan saling terkait. Kolaborasi bukan hanya strategi, tetapi prasyarat untuk menciptakan transformasi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Kuniawan.

Melalui kegiatan ini, SIL UI dan ESI berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi antara pemangku kepentingan demi mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan.

EnamPlus