Sukses

Mahasiswa dari Wilayah 3T  Sukses Raih Pendanaan USD 10.000 untuk Aplikasi AI

Ia berhasil memperoleh pendanaan inkubasi senilai USD 10.000 atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Dikti.

Liputan6.com, Jakarta Muhammad Risma, seorang mahasiswa aktif di program studi Teknologi Informasi President University angkatan 2021, berhasil memperoleh pendanaan inkubasi senilai USD 10.000 atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Dikti. 

Dana ini diraih melalui proyek inovatif yang dikembangkannya, SkinCheck.AI, sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu menganalisis masalah kulit dan memberikan rekomendasi perawatan.

Risma, yang berasal dari daerah terpencil di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, wilayah 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan), menunjukkan bahwa keterbatasan geografis tidak menjadi penghalang bagi anak muda untuk berinovasi. Dengan semangat yang kuat terhadap teknologi, Risma berhasil memanfaatkan kemampuannya di bidang AI untuk menciptakan aplikasi yang didukung oleh validasi para ahli.

"Saya sangat bangga dan bersyukur menjadi bagian dari tim yang berhasil mendapatkan pendanaan ini. Pencapaian ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan teknis kami, tetapi juga simbol dedikasi dan kerja keras," ungkap Risma, Selasa (15/10/2024) di Jakarta.

Risma, yang memiliki IPK 3.90, menjelaskan bahwa dukungan keluarga, terutama doa orang tuanya, menjadi motivasi besar yang mendorongnya untuk terus maju. "Keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi, kerja keras, dan semangat belajar yang tak pernah padam," tambahnya.

Menurut Risma, pendidikan di President University sangat berperan penting dalam kesuksesannya. Dengan spesialisasi di bidang Artificial Intelligence, Risma mendapatkan dasar-dasar yang kokoh melalui bimbingan dosen yang berpengalaman. "Bimbingan ini menjadi bekal utama dalam mengembangkan SkinCheck.AI dan menjadikannya solusi teknologi yang nyata serta bermanfaat," jelasnya.

 

2 dari 3 halaman

Harapan terhadap aplikasi yang ia kembangkan

Risma berharap agar aplikasi SkinCheck.AI bisa terus berkembang dan membawa dampak positif di masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan kulit. Dia juga optimistis bahwa inovasi ini dapat diterapkan secara luas untuk membantu lebih banyak orang mendeteksi masalah kulit lebih dini.

Sebagai anak muda dari wilayah 3T yang bercita-cita besar, Risma ingin menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk berani bermimpi dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi inovasi. "Saya ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia yang mampu mengubah ide mereka menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.

Tidak hanya di bidang kesehatan kulit, Risma juga telah mengembangkan dua model AI untuk mendeteksi penyakit mata, termasuk tingkat keparahan katarak, yang diharapkan dapat membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan finansial. 

3 dari 3 halaman

Menciptakan chatbot AI

Selain itu, ia juga menciptakan chatbot berbasis AI yang dirancang untuk membantu pengguna melalui aplikasi WhatsApp, guna memudahkan akses informasi.

Saat ini, Risma menjalani program magang di Kementerian Keuangan Indonesia sebagai bagian dari kerja sama antara President University dan Kemdikbud.

Wakil Rektor Akademik, Riset, dan Inovasi President University, Dr. Adhi Setyo Santoso, memberikan apresiasi kepada Risma atas pencapaiannya. "Kami bangga dengan prestasi yang diraih Risma. Dia adalah mahasiswa yang cerdas dan memiliki fokus luar biasa di bidang teknologi dan kecerdasan buatan," ujar Dr. Adhi.

Video Terkini