Sukses

Waspadai, Makan Nasi Basi Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Ada hubungan antara penyakit beri-beri pada jantung dan racun yang dihasilkan jamur pada nasi, khususnya keberadaan mitokosin.

Liputan6.com, Jakarta - Beri-beri pada jantung, juga dikenal sebagai beri-beri basah, adalah manifestasi parah dari kekurangan tiamin (vitamin B1) yang memengaruhi sistem kardiovaskular.

Tiamin adalah nutrisi penting yang terlibat dalam metabolisme energi, dan kekurangannya bisa menyebabkan berbagai gejala neurologis dan kardiovaskular.

Ada hubungan antara penyakit beri-beri pada jantung dan racun yang dihasilkan jamur pada nasi, khususnya keberadaan mitokosin. Beras bisa terkontaminasi jamur seperti Aspergillus flavis atau spesies Fusarium. Jamur ini bisa menghasilkan mikotoksin, dan satu mikotoksin spesifik, yang disebut aflatoksin, telah dikaitkan dengan defisiensi tiamin.

Aflatoksin adalah racun yang dihasilkan oleh jamur tertentu, terutama Aspergillus flavis dan Aspergillus parasiticus. Jamur ini bisa tumbuh di berbagai tanaman, termasuk biji-bijian seperti beras.

Aflatoksin diketahui mempunyai efek buruk terhadap kesehatan individu, salah satu dampaknya adalah gangguan penyerapan dan pemanfaatan tiamin. Aflatoksin bisa menyebabkan penurunan biovailabilitas tiamin, sehingga berkontribusi defisiensi tiamin.

Defisiensi tiamin, pada gilirannya, bisa menyebabkan penyakit beri-beri, termasuk penyakit jantung, yang terutama memengaruhi sistem kardiovaskular. Otot jantung melemah, dan individu akan mengalami gejala seperti detak jantung cepat, sesak napas dan edema (penumpukan cairan).

Gejala beri-beri pada jantung

Penyakit beri-beri pada jantung terutama menyerang jantung, menyebabkan gejala kardiovaskular seperti pembesaran jantung (kardiomiopati dilatasi), yang mengakibatkan melemahnya kemampuan pemompaan.

Karena melemahnya otot jantung, jantung akan berdetak lebih cepat untuk mengkompensasi penurunan efisiensi pemompaan.

Otot jantung yang melemah akan kesulitan memompa darah secara efektif, sehingga menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan tubuh tidak mencukupi dan menyebabkan sesak napas.

Retensi dan penumpukan cairan di jaringan, terutama di tungkai dan pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan jantung memompa darah secara efisien, sehingga menyebabkan penumpukan cairan di pembuluh darah.

Berkurangnya aliran darah dan suplai oksigen ke jaringan tubuh bisa mengakibatkan rasa lelah dan lemas. Dalam kasus yang parah, perubahan warna kebiruan pada kulit dan selaput lendir bisa terjadi karena kurangnya oksigenasi darah.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Individu juga bisa mengalami gejala neurologis

Penting untuk diperhatikan bahwa gejala beri-beri pada jantung bisa berkembang dengan cepat dan bisa mengancam jiwa jika tidak segera diobati.

Selain gejala kardiovaskular, individu dengan defisiensi tiamin juga bisa mengalami gejala neurologis, yang lebih merupakan ciri khas beri- beri kering.

Gejala neurologis bisa mencakup kesulitan berjalan (ataksia), hilangnya sensasi pada ekstremitas (neuropati perifer) dan kebingungan mental.

 

3 dari 3 halaman

Hal yang perlu Anda ketahui

Penting diperhatikan bahwa tidak semua beras terkontaminasi aflatoksin bergantung pada berbagai faktor seperti kondisi penumpinan, praktik pertanian dan iklim.

Selain itu, meskipun nasi yang terkontaminasi jamur merupakan salah satu sumber potensial paparan aflaktoksin, produk makanan lainnya juga bisa terkontaminasi.

Untuk meminalkan risiko kekurangan tiamin dan penyakit yang terkait seperti beri-beri, penting untuk memastikan pola makan yang beragam dan seimbang, penyimpanan makanan yang tepat dan praktik kebersihan, serta mengatasi faktor apa pun yang bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan jamur pada produk makanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.