Sukses

Sering Disepelekan, Waspada 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Berdampak pada Kesehatan Mentalmu

Tanpa sadar, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang ternyata dapat memicu gangguan kesehatan mental. Cek selengkapnya di sini!

Liputan6.com, Jakarta - Sudah seberapa pedulikah Anda untuk menjaga kesehatan mental? Tidak bisa dipungkiri kalau menjaga kesehatan mental menjadi salah satu kebiasaan yang perlu diperhatikan bagi setiap orang. 

Akan tetapi, hal ini mungkin tidak bisa dilakukan terus-menerus, terlebih jika mengingat semakin banyaknya tanggung jawab atau tekanan yang ada di sekitar. Memang, mau tidak mau, Anda harus memiliki kebiasaan dan kemampuan untuk mengontrol apa yang dilakukan, cara menggunakan waktu, serta pikiran Anda sendiri. 

Sebab, terlepas dari pengaruhnya terhadap kehidupan kita, acap kali kita cenderung melupakannya ketika berbicara tentang kesehatan mental.

Bisa saja, Anda cenderung berpikir, “Saya tidak bisa melakukan itu karena saya merasa seperti ini.” Terkadang, hal ini mungkin benar. Namun sebenarnya, untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri, Anda harus mengubah kebiasaan Anda dalam prosesnya.

Melansir dari Hagen Growth, Kamis (5/10/2023), ini dia lima kebiasaan sehari-hari yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Jika diabaikan, hal ini sayangnya bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental. 

1. Kebiasaan menunda-nunda

Kebiasaan sehari-hari yang pertama dan dapat mengganggu kesehatan mental Anda yaitu suka menunda-nunda sesuatu. Terlebih, terkadang Anda harus melakukan hal-hal sulit.

Anda mungkin harus pergi ke gym, memasak makan malam, membuat tugas, atau membersihkan apartemenmu. Ketika Anda sengaja atau karena kebiasaan, menunda atau “lupa” melakukan hal-hal seperti ini, Anda sedang menunda-nunda.

Memang semua orang pasti suka menunda-nunda. Namun jika kebiasaan tersebut disepelekan, mustahil melakukan apa pun tepat waktu. Sebab, daftar tugasmu perlahan akan bertambah dan seiring bertambahnya daftar yang harus dikerjakan, akan memakan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. 

Ketika kebiasaan menunda-nunda sudah tertanam dalam dirimu, hampir mustahil untuk menyelesaikan apa pun, bahkan hal-hal yang Anda sukai. Hal ini mempersulit pengembangan diri dan dapat membahayakan kesehatan mentalmu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Berbicara buruk tentang diri sendiri

Apakah Anda sering bermonolog dengan diri sendiri tentang keburukan diri sendiri? Jika iya, cara berbicara Anda kepada diri sendiri rupanya memengaruhi setiap aspek kehidupanmu. Mulai dari perasaan hingga cara Anda menghabiskan waktu.

Monolog Anda kemungkinan besar akan berubah antara positif dan negatif sepanjang hari, bergantung pada apa yang Anda lakukan dan bagaimana perkembangannya.

Jika Anda memiliki kebiasaan berbicara negatif pada diri sendiri, sebagian besar monolog ini akan dihabiskan untuk mengkritik diri sendiri. Anda mungkin meremehkan pencapaianmu, mengatakan bahwa Anda tidak pantas mendapatkan hal yang diinginkan atau bahwa Anda tidak cukup baik.

Kebiasaan self-talk negatif dapat menyebabkan depresi, kecemasan, rendah diri, dan banyak masalah kesehatan mental lainnya. Berusahalah mengubah monolog menjadi monolog yang lebih positif.

Ingat, pikiran positif mendatangkan emosi positif. Emosi positif membawa tindakan positif. Tindakan positif membawa hasil positif.

3 dari 5 halaman

3. Sering malas bergerak

Berolahraga adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental Anda. Hal ini dapat membantu melawan depresi dan kecemasan.

Selain itu, dengan rajin berolahraga juga membantu menurunkan tingkat stres dan membuatmu merasa lebih percaya diri. Karena olahraga menjadi salah satu kebiasaan terbaik untuk kesehatan mental, tidak mengherankan jika tidak aktif dan malas bergerak adalah salah satu kebiasaan terburuk.

Sebab, menjadi tidak aktif dapat menyebabkan depresi dan kecemasan. Hal ini dapat memperburuk harga dirimu dan meningkatkan tingkat stres Anda.

Salah satu cara paling sederhana untuk meningkatkan diri dan kesehatan mentalmu adalah dengan menghentikan kebiasaan ini. Maka dari itu, cobalah untuk keluar dari tempat tidur dan bergerak.

Caranya bisa dengan berjalan-jalan, pergi ke gym, berenang, atau melakukan sesuatu yang mengharuskan tubuh bergerak. Mungkin akan sulit pada beberapa kali pertama jika Anda terbiasa tidak melakukan apa pun. Tapi tidak melakukan apa pun akan membuat sisa hidupmu menjadi sulit.

4 dari 5 halaman

4. Suka multitasking

Multitasking adalah salah satu hal yang tampak produktif tetapi kenyataannya tidak. Sebaliknya, hal itu dapat membahayakan kesehatan mentalmu.

Alasannya karena otak Anda hanya bisa fokus pada satu tugas. Saat Anda melakukan banyak tugas, otak Anda tidak fokus pada beberapa tugas sekaligus dan dengan cepat mengalihkan perhatian dari satu tugas ke tugas lainnya.

Peralihan kecil dalam perhatianmu mencegah Anda memasuki kondisi konsisten yang mengalir. Akibatnya dapat menghalangimu melakukan pekerjaan yang mendalam dan fokus. Tanpa ini, kualitas pekerjaan akan menjadi lebih rendah.

Namun bukan hanya pekerjaan Anda yang akan terkena dampak multitasking. Ketika Anda menciptakan kebiasaan multitasking, otak perlahan akan menjadi lebih buruk dalam menjaga perhatian.

Jika ia kesulitan berkonsentrasi pada satu tugas, ia akan menjadi lebih sulit untuk bersantai. Ini menimbulkan tingkat kecemasan dan stres bisa meningkat.

5 dari 5 halaman

5. Comfort eating

Kebanyakan orang berusaha mencari kenyamanan ketika mereka merasakan emosi yang sulit. Salah satu mekanisme penanggulangan yang paling umum adalah comfort eating.

Akan tetapi, makan yang membuat diri nyaman seringkali membuatmu makan lebih banyak daripada biasanya. Itu bisa membuatmu merasa sakit secara fisik.

Alhasil, saat keadaan sudah mulai tenang, mungkin Anda akan disusul rasa bersalah dan malu. Jika hal ini menjadi kebiasaan, rasa malu dan bersalah akan memperburuk kesehatan mentalmu.

Comfort eating sendiri memiliki konsekuensi negatif jangka panjang selain obesitas. Jika setiap kali Anda makan, Anda merasakan emosi tertentu, Anda bisa mulai mengasosiasikan emosi itu dengan rasa lapar.

Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut, yaitu dengan menemukan cara lain untuk mengatasi emosi negatif. Jalan-jalan, ngobrol dengan teman, pergi ke gym, atau lakukan sesuatu yang bisa menenangkanmu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.