Sukses

Waspadai, Konsumsi Makanan Ultra Proses Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anda

Sering mengonsumsi makanan ultra proses? Rupanya, hal ini bisa membahayakan kesehatan mental Anda, lho.

Liputan6.com, Jakarta - Percaya tidak apa yang Anda makan sehari-hari bisa memengaruhi kesehatan, termasuk kesehatan mental Anda? Memang tidak bisa dielakkan kalau hampir semua makanan yang kita makan saat ini melalui banyak proses, walaupun kadang hanya dengan menyiapkan dan memasaknya, sebenarnya Anda sudah mengolahnya.

Namun, makanan ultra proses menjadi masalah tersendiri yang harus diwaspadai. Bagi yang merasa asing, makanan ultra-proses adalah makanan yang diproduksi secara industri, mengandung bahan-bahan yang tidak akan Anda temukan di dapur rumah Anda.

Hal ini dirancang untuk menjadi beberapa alasan seperti bahan-bahan berbiaya rendah, umur simpan yang lama, branding yang tegas, lebih mudah dikonsumsi, dan biasanya punya rasa yang sangat enak.

Klasifikasi NOVA (yang mengelompokkan makanan menurut sifat, luas dan tujuan industri pengolahan yang dijalaninya) mengkategorikan makanan berdasarkan luas dan tujuan pengolahan industri menjadi empat kategori, dari yang paling sedikit diproses hingga yang paling banyak diproses.

Kelompok satu mencakup makanan yang tidak diolah atau diproses secara minimal, seperti buah-buahan dan sayuran segar, beku, atau kering, biji-bijian, kacang-kacangan, potongan daging dan ikan utuh, telur, susu, dan yogurt alami.

Makanan-makanan ini diubah melalui proses yang dirancang untuk mengawetkan makanan alami, membuatnya cocok untuk disimpan, atau membuatnya aman atau dapat dimakan atau lebih enak untuk dikonsumsi.

Melansir dari MedicalNewsToday, Rabu (4/10/2023), makanan ultra proses termasuk dalam kelompok empat, dan dijelaskan oleh NOVA sebagai “formulasi industri yang biasanya terdiri dari lima bahan atau lebih dan biasanya banyak bahan, yang seringkali mencakup bahan-bahan yang juga digunakan dalam makanan olahan, seperti gula, minyak, lemak, garam, antioksidan, penstabil dan pengawet.”

Dijelaskan lebih lanjut, bahan-bahan yang hanya terdapat pada produk-produk ultra proses mencakup bahan-bahan yang tidak biasa digunakan dalam olahan kuliner, dan zat aditif yang tujuannya adalah untuk meniru kualitas sensoris dari makanan kelompok satu atau dari olahan kuliner dari makanan tersebut, atau untuk menyamarkan kualitas sensorik yang tidak diinginkan dari produk akhir.

Sayangnya, jika terlalu sering mengonsumsi makanan ultra proses ini bisa membahayakan kesehatan mental Anda. Salah satunya meningkatkan risiko depresi. Untuk itu, ketahui lebih lanjut tentang penjelasan lebih lengkap terkait hal ini, ya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hubungan Antara Makanan Ultra Proses dan Kesehatan Mental

Di tengah aktivitas yang padat serta keinginan untuk mengonsumsi makanan yang instan dan mudah didapatkankan, konsumsi makanan ultra proses saat ini memang cukup meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir.

Bahkan, sebuah penelitian pada tahun 2022 menemukan bahwa makanan ultra proses menyumbang hampir 60% dari pola makan kebanyakan orang dewasa di Amerika Serikat.

Kini, sebuah penelitian skala besar di Australia menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan ultra proses dalam jumlah besar memiliki risiko depresi yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang mengonsumsi sedikit makanan olahan. Studi ini dipublikasikan di Journal of Affective Disorders.

Penelitian terbaru di Australia ini mengamati data selama 15 tahun dari lebih dari 23.000 orang di Melbourne Collaborative Cohort Study, sebuah survei yang mengamati pengaruh pola makan dan gaya hidup terhadap risiko penyakit kronis. Pada awalnya, tidak ada peserta yang mengonsumsi obat untuk depresi atau kecemasan.

Para peneliti lalu membagi kelompok menjadi beberapa kuartil berdasarkan proporsi asupan energi mereka yang berasal dari makanan ultra proses. Bagi mereka yang berada di kuartil tertinggi, 37,1% dari total makanan mereka berasal dari makanan ultra-proses, yang menyediakan hampir separuh dari seluruh asupan energi mereka.

Mereka yang berada pada kuartil terendah makan rata-rata 15,9% berdasarkan massa (30,8% berdasarkan energi).

Setelah menyesuaikan karakteristik sosiodemografi, gaya hidup, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berada di kuartil tertinggi untuk konsumsi makanan ultra proses memiliki kemungkinan 23% lebih besar untuk menunjukkan “peningkatan tekanan psikologis,” yang merupakan penanda depresi.

3 dari 4 halaman

Pengaruh Makanan Ultra Proses Pada Otak

Melissa Lane, dari Institute for Mental and Physical Health and Clinical Translation (IMPACT), Food & Mood Centre, School of Medicine, di Deakin University, penulis studi tersebut, mencatat, “Bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti merokok dan rendahnya pendidikan, pendapatan, dan aktivitas fisik, yang terkait dengan hasil kesehatan yang buruk, temuan ini menunjukkan konsumsi makanan ultra proses yang lebih besar dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi.”

Makanan ultra proses umumnya tinggi karbohidrat, lemak jenuh, dan energi, serta rendah protein dan serat. Semua ciri-ciri ini cenderung meningkatkan peradangan, yang telah dikaitkan dengan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.

Selain itu, makanan ultra proses juga seringkali rendah mikronutrien, seperti vitamin B12, vitamin D, vitamin E, niasin, piridoksin, tembaga, besi, fosfor, magnesium, selenium, dan zinc

4 dari 4 halaman

Daftar Makanan yang Termasuk Makanan Ultra Proses

Lalu, apa saja yang termasuk makanan ultra proses? Banyak makanan yang dimakan orang sehari-hari masuk ke dalamnya, bahkan ada pula yang dipasarkan sebagai "makanan sehat." Berikut beberapa daftarnya yang perlu Anda ketahui:

  • Minuman ringan berkarbonasi dan jus manis.
  • Makanan ringan kemasan manis, permen, dan es krim, roti, dan kue-kue yang diproduksi secara massal.
  • Margarin dan olesan roti lainnya.
  • Sereal sarapan termasuk cereal bar, pai dan hidangan pasta dan pizza.
  • Nugget atau makanan olahan dari unggas dan ikan, seperti sosis, burger, hot dog, dan produk daging olahan lainnya.
  • Sup instan bubuk dan kemasan, mi dan makanan penutup.

Penelitian telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak pola makan tinggi makanan ini, dengan konsumsi makanan ultra proses dikaitkan dengan banyak kondisi kesehatan.

Selain meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko banyak kondisi kesehatan, makanan ultra proses telah dikaitkan dengan peningkatan risiko semua penyebab kematian dan penyakit kardiovaskular, kanker kolorektal, dan kematian akibat semua jenis kanker, tetapi khususnya kanker payudara dan ovarium.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.