Sukses

Dengarkan 5 Jenis Tipe Musik yang Bisa Membantu Anda Lebih Produktif Bekerja

Produktivitas bisa meningkat dengan mendengarkan tipe-tipe musik di bawah ini.

Liputan6.com, Jakarta Mendengarkan musik memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, ya. Saat beraktivitas atau sedang senggang sekalipun, rasanya Anda pasti tetap senang untuk menikmatinya. 

Memang, tidak bisa dimungkiri jika musik bisa didengarkan dalam berbagai aktivitas. Bahkan, terkadang mendengarkan musik bukan hanya sarana untuk menghibur diri sendiri. Namun, juga dapat mendorong kreativitas dan membantu dalam meningkatkan produktivitas. Mendengarkan musik juga bisa menjadi terapi, menghilangkan perasaan stres sehingga bisa berkonsentrasi lebih baik.

Penelitian menemukan bahwa jenis musik tertentu dapat bermanfaat bagi kita saat kita kerja. Beberapa jenis musik tampaknya membantu pembelajaran dan meningkatkan kemampuan kita memproses informasi. Jenis lainnya membantu memblokir kebisingan latar belakang yang mengganggu. Tipe lain masih sinkron dengan gelombang otak kita untuk menginduksi "momen eureka".

Jadi, siapa di antara Anda yang sering mendengarkan musik saat bekerja? Apakah Anda salah satunya? Musik apa yang paling sering Anda dengarkan nih? Pasti Anda mempunyai playlist tersendiri untuk didengarkan saat jam kerja. 

Nah, rupanya situasi kerja tertentu ternyata membutuhkan jenis musik yang berbeda-beda. Melansir dari Entrepreneur, Rabu (23/8/2023), setidaknya ada lima jenis musik yang membantu Anda dapat makin produktif ketika bekerja. 

Makanya, jika Anda kesulitan dengan produktivitas dan ingin tahu apa yang harus Anda dengarkan, baca terus sampai habis. Inilah lima jenis musik yang akan memberi Anda peningkatan produktivitas yang besar. Berikut adalah ulasannya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Musik klasik

Para peneliti telah lama menyatakan bahwa mendengarkan musik klasik dapat membantu orang melakukan tugas dengan lebih efisien. Teori ini, yang dijuluki “The Mozart Effect”, menyatakan bahwa mendengarkan komposer klasik dapat meningkatkan aktivitas otak dan bertindak sebagai katalis untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

Berbagai penelitian telah menegaskan bahwa mendengarkan musik klasik meningkatkan kemampuan seseorang dalam memanipulasi bentuk dan memecahkan teka-teki spasial.

Tidak adanya kata-kata dalam musik mungkin menjadi salah satu faktornya. Karena lagu yang mengandung lirik dianggap mengganggu ketika Anda mencoba untuk fokus.

Selain itu, musik klasik dikenal mempunyai alunan yang menenangkan, membuat relaks dan membantu mengurangi stres. Genre musik ini terbukti membantu siswa berprestasi 12% lebih baik dalam ujian mereka.

Beberapa pilihan, seperti "Für Elise" karya Beethoven, tampaknya membantu siswa belajar lebih lama dan menyimpan lebih banyak informasi.

3 dari 5 halaman

2. Musik dengan suara alam

Mendengarkan suara alam, seperti deburan ombak atau aliran sungai, terbukti meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi. Suara alam bekerja paling baik jika merupakan suara yang menenangkan, seperti air mengalir atau curah hujan, sementara suara seperti kicauan burung dan suara binatang dapat mengganggu.

Para peneliti di Rensselaer Polytechnic Institute telah menemukan bahwa suara alam meningkatkan suasana hati dan fokus. Studi ini menemukan bahwa karyawan menjadi lebih produktif dan memiliki perasaan yang lebih positif ketika suara alam terdengar pada latar belakang saat mereka bekerja.

Hal ini mungkin terjadi karena suara alam membantu menutupi suara yang lebih keras dan mengganggu, seperti suara orang berbicara atau mengetik. Para peneliti menemukan bahwa pekerja tidak hanya melakukan tugas dengan lebih baik, tetapi suara alam yang menenangkan juga memiliki efek pemulihan pada kemampuan kognitif.

3. Musik sinematik

Lagu dari film yang intens dapat membuat Anda merasa seperti sedang melakukan sesuatu yang menginspirasi atau penting, meskipun Anda hanya mengerjakan daftar tugas Anda. Soundtrack epik dan megah yang diputar sebagai background mungkin membuat tugas paling biasa sekalipun terasa seperti Anda sedang mengubah dunia, sehingga meningkatkan konsentrasi dan produktivitas Anda.

Musik sinematik dapat memberdayakan, membangkitkan semangat, dan mencerahkan suasana hati Anda. Jadi, jika Anda merasa lelah dan lelah, cobalah mendengarkan musik sinematik bergaya epik untuk menambah motivasi ekstra.

4 dari 5 halaman

4. Musik dari Video Game

Ini mungkin tampak aneh, tetapi mendengarkan musik yang dibuat untuk video game dapat menjadi alat yang hebat untuk membantu Anda fokus. Setiap elemen video game dirancang untuk menciptakan pengalaman bermain game yang lebih baik untuk seluruh indra Anda, dan musiknya telah disusun secara khusus untuk membantu Anda fokus pada tugas tanpa terganggu oleh hiruk-pikuk suara.

Musik ini umumnya tidak memiliki lirik atau suara manusia dan bertempo cepat untuk membuat Anda terus maju. Banyak dari video game ini melibatkan pemecahan teka-teki dan menghadapi situasi yang intens. Jadi, Anda membuat diri Anda menghadapi simulasi tantangan yang penuh tekanan. Video game telah menginvestasikan banyak sumber daya untuk menemukan keseimbangan sempurna pada musik yang mereka gunakan.

Musik video game disusun sedemikian rupa sehingga membuat Anda tetap terlibat saat Anda mengevaluasi, menavigasi, dan sering kali berjuang melewati dunia khayalan ini. Komposisi musik ini mungkin tepat untuk mendorong Anda maju dan membuat Anda terus mengerjakan tugas dan daftar tugas harian Anda.

5 dari 5 halaman

5. Musik antara 50 dan 80 beat per menit

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bukan jenis musik yang penting dalam membantu Anda tetap fokus dan produktif, tapi tempo musik tersebut. Penelitian telah menemukan bahwa musik dengan 50 hingga 80 beat per menit dapat meningkatkan dan merangsang kreativitas dan pembelajaran.

Emma Gray, seorang terapis perilaku kognitif, bekerja sama dengan Spotify untuk meneliti manfaat jenis musik tertentu. Dia menemukan bahwa mendengarkan musik dengan rentang 50 hingga 80 beat membuat otak berada dalam kondisi alfa.

Ketika kita terjaga, kita biasanya berada dalam keadaan pikiran yang dikenal sebagai beta, suatu keadaan kewaspadaan tinggi dimana aktivitas gelombang otak kita berada di antara 14 dan 30 HZ. Ketika otak kita melambat antara 7 dan 14 HZ, kita berada dalam kondisi pikiran alfa yang lebih relaks yang memungkinkan kita menjadi lebih reseptif dan terbuka, serta tidak terlalu kritis.

Keadaan pikiran inilah yang diasosiasikan para ilmuwan dengan aktivitas yang melibatkan imajinasi, ingatan, dan intuisi kita, termasuk “momen eureka” kita.

Jika Anda pernah mendengarkan musik yang sudah dikenal, namun mendapati diri Anda tenggelam dalam pikiran dan tidak benar-benar mendengarkan musiknya sama sekali, ini adalah keadaan alfa yang disebabkan oleh musik. Anda akan mengabaikannya saat sedang mendengarkan.

Ini berfungsi paling baik untuk menemukan lagu yang Anda kenal dan disetel pada 50 hingga 80 beat per menit. Berikut playlist lagu-lagu dalam rentang tersebut, termasuk lagu-lagu populer seperti "Mirror" dari Justin Timberlake, "The Lazy Song" dari Bruno Mars, dan "Chasing Pavements" dari Adele.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.