Sukses

Kenali 4 Jenis Penyakit Lupus dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai

Lupus merupakan penyakit autoimun kronis. Ini bisa menyebabkan banyak gejala berbeda, termasuk demam, kelelahan, ruam, nyeri tubuh dan kebingungan.

Liputan6.com, Jakarta - Lupus merupakan penyakit autoimun kronis. Ini bisa menyebabkan banyak gejala berbeda, termasuk demam, kelelahan, ruam, nyeri tubuh dan kebingungan.

Meskipun tidak ada obatnya, ahli medis akan merekomendasikan obat-obatan, serta perubahan pola makan dan gaya hidup untuk mengatasi gejala ini.

Lupus adalah kondisi autoimun kronis yang bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Namun, ini cenderung menjadi kondisi lokal, jadi tidak selalu sistemik.

Banyak individu dengan lupus mengalami versi ringan, tapi bisa menjadi parah tanpa pengobatan yang tepat.

Sementara itu, beberapa individu dilahirkan dengan kecenderungan mengembangkan lupus, yang bisa dipicu oleh infeksi, obat-obatan tertentu atau bahkan sinar matahari.

Kini, belum ada obat yang diketahui untuk lupus, jadi pengobatan berfokus pada meredakan gejala dan mengurangi peradangan.

Melansir dari Healthline, Rabu (10/5/2023), ahli medis mengatakan ada empat jenis penyakit lupus, di antara:

1. Lupus eritematosus sistemik

Lupus eritematosus sistemik atau Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah jenis lupus yang paling umum. Ketika Anda mendengar seseorang mengatakan bahwa mereka mengidap penyakit  lupus, kemungkinan besar mereka merujuk pada SLE.

SLE mendapatkan namanya dari fakta bahwa penyakit ini biasanya memengaruhi beberapa sistem organ yang berbeda di tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa ini termasuk:

  • Ginjal

  • Kulit

  • Sendi

  • Jantung

  • Sistem pernapasan

  • Paru-paru

SLE bisa berkisar dari ringan hingga parah. Kondisi tersebut menyebabkan gejala yang mungkin memburuk seiring berjalannya waktu dan kemudian membaik.

Menurut Lupus Foundation of America, saat gejala Anda memburut disebut flare. Periode ketika itu membaik atau hilang dikenal sebagai remisi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Penyakit lupus kulit

Lupus jenis ini umumnya hanya terbatas pada kulitmu. Ini bisa menyebabkan ruam dan lesi permanen dengan bekas luka.

Sebuah ulasan pada 2019 mengidentifikasi beberapa jenis lupus kulit yang berbeda, termasuk:

  • Lupus kulit akut

Jenis ini menyebabkan munculnya "ruam kupu- kupu" yang khas. Ini adalah ruam merah yang muncul di pipi dan hidung.

  • Lupus kulit subakut

Lupus kulit jenis ini menyebabkan ruam yang bewarna merah, timbul, dan bersisik pada tubuh. Ini seringkali terjadi di area yang terpapar sinar matahari dan biasanya tidak menimbulkan bekas luka.

  • Lupus kulit kronis

Jenis ini menyebabkan ruam bewarna ungu atau merah. Ini juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit, bekas luka dan kerontokan rambut. Ada juga

Sementara lupus kulit akut sering dikaitkan dengan lupus di bagian lain tubuh, lupus kulit subakut dan kronis biasanya hanya terjadi pada kulit.

 

3 dari 4 halaman

3. Lupus neonatus

Kondisi ini sangat langka terjadi dan menyerang bayi yang orangtuanya memiliki antibodi autoimun tertentu. Antibodi autoimun ini ditularkan dari orangtua ke janin melalui plasenta.

Namun, tidak semua orangtua yang memiliki antibodi ini mengalami gejala lupus.

Faktanya, penelitian menunjukkan hal itu 25 persen ibu yang melahirkan anak dengan lupus neonatus tidak memiliki gejala lupus. Namun, itu diperkirakan 50 persen dari ibu-ibu ini akan menunjukkan gejala dalam 3 tahun.

Gejala dari kondisi ini termasuk:

  • Ruam kulit

  • Jumlah sel darah rendah

  • Masalah hati setelah lahir

Sementara beberapa bayi memiliki masalah perkembangan pada jantungnya, sebagian besar memiliki gejala yang akan hilang setelah beberapa bulan. Jika Anda memiliki antibodi ini, Anda harus diawasi dengan ketat selama kehamilan.

 

4 dari 4 halaman

4. Lupus akibat obat

Penggunaan obat-obatan resep tertentu bisa menyebabkan drug-induced lupus (DIL). DIL juga dapat disebut sebagai drug-induced lupus erythematosus (DILE).

Penelitian menunjukkan bahwa DIL bisa berkembang melalui penggunaan obat resep tertentu dalam jangka panjang. Ini biasanya terjadi setelah beberapa bulan minum obat.

Banyak obat yang bisa menyebabkan Anda mengalami DIL. Beberapa contohnya meliputi:

  • Antimikroba, seperti terbinafine (antijamur) dan pirazinamid (obat tuberkulosis)

  • Obat antikonvulsan, seperti fenitoin (Dilantin) dan valproat

  • Obat aritmia, seperti quinidine dan procainamide

  • Obat untuk tekanan darah tinggi, seperti hydralazine

  • Biologik yang disebut agen anti-TNF-alpha, seperti infliximab (Remicade) dan etanercept (Enbrel)

Sementara DIL meniru gejala SLE, dalam banyak kasus kondisi ini biasanya tidak memengaruhi organ utama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.