Sukses

Waspada Panasnya Lava dan Awan Wedhus Gembel Gunung Merapi, Segini Suhunya yang Bisa Bikin Kamu Terbakar

Berapa suhu lava dan awan panas wedhus gembel erupsi gunung merapi?

Liputan6.com, Jakarta Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas sejak Sabtu (11/3/2023). Menurut hasil survei Tim Drone Badan Geologi hingga Senin, (13/3/2023), tercatat 60 kejadian awan panas guguran dari erupsi Gunung Merapi.

"Berdasarkan pantauan foto udara menggunakan drone, jarak luncuran awan panas guguran paling jauh mencapai 3,7 kilometer dari puncak Gunung Merapi," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangannya, Senin 13 Maret 2023.

"Ujung luncuran awan panas guguran teramati di sisi barat daya di alur Kali Bebeng," tambah dia.

Sejauh ini, potensi bahaya yang masih mengancam yakni berupa guguran lava dan awan panas guguran. BPPTKG menetapkan zona bahaya sejauh 7 kilometer dari puncak Merapi untuk terhindar dari ancaman awan panas yang kerap disebut 'wedhus gembel'.

Menurut situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), suhu 'wedhus gembel' dapat mencapai 1.000-1.100 derajat Celsius saat keluar kawah dan menjadi sekitar 500-600 derajat Celsius saat menerjang permukiman.

Secara umum, kandungan 'wedhus gembel' yang memiliki nama ilmiah pyroclastic density flow adalah zat padat (debu volkanik dengan ukuran mulai dari ash sampai lapili), dan fase gas (CO2, sulfur, chlor, uap air dan lainnya) yang bercampur udara.

Selain awan panas, yang patut diwaspadai dari erupsi gunung merapi adalah lava atau lahar. Menurut Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman seperti dikutip dari situs ITB, lava yang keluar bersuhu tinggi akan berbentuk cair atau encer.

Umumnya, lahar atau lava ini akan mulai mengalir saat suhunya di atas 700 derajat Celsius. Menurut Mirzam, perbedaan warna juga menunjukkan perbedaan suhu lava.

Perbedaan Suhu Lava

  • Lava berwarna putih: suhu di atas 1.150 derajat Celsius.
  • Lava berwarna kuning keemasan: suhu di atas 1.100 derajat Celsius.
  • Lava oranye: suhu 900-1.000 derajat Celsius.
  • Lava berwarna merah buah ceri: suhu 700-800 derajat Celsius.
  • Lava berwarna merah tanah: suhu 550-625 derajat Celsius.
  • Lava merah redup: suhu di atas 475 derajat Celsius.
  • Lava pijar bak tungku pizza: suhu 260-315 derajat Celsius.

 

Warna guguran lava, kata Mirzam, dapat menjadi referensi bagi masyarakat setempat untuk melakukan mitigasi sendiri. Namun, masyarakat juga harus mewaspadai lava dengan temperatur tinggi tapi tidak mengalir jauh. Ini bisa terjadi karena potensi penyumbatan dan akumulasi energi dari magma yang belum keluar di bawahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jangan Panik, Lakukan 7 Hal Ini Saat Terjadi Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi

Apabila Anda berada di daerah yang terkena dampak hujan abu erupsi Gunung Merapi, jangan panik. Berikut hal yang harus diperhatikan saat hujan abu terjadi seperti dikutip dari Volcanoes.ushs.gov:

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Hujan Abu

  • Jangan panik, tetaplah tenang.
  • Tetap di dalam ruangan.
  • Jika berada di luar ruangan, carilah tempat perlindungan. Misalnya di dalam gedung atau pun di dalam mobil.
  • Gunakanlah masker, sapu tangan, atau pakaian Anda untuk menutup mulut dan hidung dari abu erupsi.
  • Siapkan telepon darurat.
  • Jangan gunakan lensa kontak.
  • Pantau terus informasi yang diberikan. 

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meyakini bahwa Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tidak akan meletus secara eksplosif seperti yang terjadi pada 2010.

"Enggak akan meletus seperti dulu," kata Sultan HB X di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu 11 Maret 2023.

Menurut Sultan, pola erupsi pada gunung api aktif itu telah mengalami perubahan dibandingkan saat erupsi besar beberapa tahun silam. Meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, ia meyakini aktivitas vulkanik Merapi akan berhenti dengan sendirinya.

3 dari 4 halaman

Tak Mau Sepelekan Alam, Pemkab Sleman Siapkan Skenario Mitigasi Erupsi Besar Gunung Merapi

Mengantisipasi erupsi Gunung Merapi dengan skala yang besar, Pemkab Sleman DIY telah menyiapkan skenario mitigasi bencana. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, Selasa (14/3/2023) mengatakan, pihaknya selalu mematuhi rekomendasi dari BPPTKG jarak aman di wilayah selatan radius 5 kilometer dan barat di 7 kilometer.

"Kami tidak bisa menyepelekan alam, meskipun saat ini sesuai rekomendasi dari BPPTKG jarak aman di wilayah selatan 5 kilometer dan barat di tujuh kilometer. Tapi jika memang statusnya meningkat, sudah kita siapkan skenarionya," katanya.

Kustini juga mengatakan, yang menjadi prioritas dalam skenario mitigasi tersebut adalah dengan mengevakuasi warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi.

Saat ini, terdapat tujuh kelurahan yang berada di wilayah KRB III, seperti Kepuharjo, Umbulharjo, Glagaharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.

"Prioritas evakuasi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, difabel, ibu hamil dan ibu menyusui," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Kesiapan mobilitas warga

Sementara itu, untuk mobilitas warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman dan instansi terkait telah mengecek di lapangan dan semuanya dalam kondisi siap.

"Kendaraan untuk mobilitas di setiap wilayah sudah ada. Mulai dari truk, pikap, ada yang mobil pribadi dan kendaraan roda dua semua sudah stand by (siaga)," katanya.

Kustini menegaskan tentang kesiapan barak pengungsian untuk digunakan apabila kondisi darurat berlangsung. Setidaknya ada sekitar 40 barak pengungsian dan nonbarak pengungsian yang dikelola oleh pemerintah.

"Kondisi barak pengungsian baik utama dan penyangga sudah siap, kebutuhan logistik dari dapur umum juga sudah siap jika darurat. Dan seluruh relawan dari Tagana juga siap," katanya.

Sejumlah warga yang berada di wilayah KRB III juga terus melakukan jaga malam atau ronda. Warga juga intens melakukan komunikasi melalui radio Handy Talky (HT).

"Jaga malam terus jalan. Komunikasi intens terkait pengamatan gunung kalau ada apa-apa langsung dilaporkan. Ronda malam ini sudah dilakukan secara sadar sejak dulu apabila ada tanda-tanda dari Merapi tanpa perlu ada perintah," katanya.

Terkait dengsn kondisi terkini Gunung Merapi, ia meminta masyarakat agar tetap tenang dan selalu waspada.

"Kami pantau terus pengamatan dari BPPTKG seperti apa. Yang penting saat ini tetap tenang dan waspada. Jangan sampai ada yang beraktivitas dari zona berbahaya yang sudah ditetapkan dan hindari sementara wilayah sungai," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.