Sukses

Pertama di Dunia, Ilmuwan Ini Ciptakan Alat Penurun Berat Badan dari Magnet

Liputan6.com, Jakarta Universitas Otago dan peneliti di Inggris menciptakan alat penurun berat badan pertama di dunia yang terbuat dari magnet. Alat ini dibuat untuk melawan penyakit obesitas yang banyak terjadi hampir di seluruh dunia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas telah mencapai bagian epidemi secara global. Setiap tahunnya sekitar 2,8 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut. Obesitas tidak hanya terjadi di negara-negara dengan penghasilan tinggi. Tetapi juga terjadi pada negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Alat ini diberi nama DentalSlim Diet Control, merupakan alat intra-oral yang dipasang di bagian gigi belakang, atas, dan bawah. Alat yang terbuat dari magnet ini memiliki baut pengunci yang unik.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lebar saat membuka mulut terbatas

Alat ini membuat mereka yang memakainya hanya bisa membuka mulut hingga 2 mm. Sehingga membatasi mereka untuk makan. Tetapi, orang masih bisa berbicara dan bernapas dengan normal.

“Untuk memperjelas, maksud dari perangkat ini tidak dimaksudkan sebagai alat penurunan berat badan yang cepat atau jangka panjang. Melainkan ditujukan untuk membantu orang-orang yang perlu menjalani operasi dan yang tidak dapat menjalani operasi sampai mereka kehilangan berat badan,” kata Universitas Otago dalam sebuah Tweet, dikutip dari World of Buzz, Selasa (03/08/2021).

3 dari 4 halaman

Bisa lepas setelah 2-3 minggu

Pihaknya juga menjelaskan bahwa penggunaan alat ini dapat dilepas setelah 2-3 minggu pemakaian.

"Setelah 2-3 minggu mereka dapat melepaskan magnet dan perangkatnya. Mereka masih dapat mengalami menstruasi dan diet yang tidak terlalu dibatasi. Selanjutnya kembali menjalani pengobatan," menurut pihak Universitas Otago.

Cara ini merupakan pendekatan bertahap untuk menurunkan berat badan yang didukung oleh saran dari ahli gizi.

Pro-Wakil Rektor Ilmu Kesehatan Universitas Otago Profesor Paul Brunton, sebagai peneliti utama menjelaskan bahwa alat itu merupakan alat yang efektif, aman, dan terjangkau untuk penderita obesitas.

Pengguna dapat melepaskan alat tersebut jika sedang berada dalam situasi darurat. Lalu, mereka dapat memasangnya kembali.

4 dari 4 halaman

Berat badan berkurang rata-rata 6,36 kg

Berdasarkan rilis pers Universitas Otago, peserta yang mengikuti uji coba berbasis Dunedin berhasil kehilangan berat badan rata-rata 6,36 kg dalam 2 minggu. Mereka kemudian memiliki motivasi untuk melanjutkan penurunan berat badan.

Meskipun dianggap efektif dan terlihat mudah digunakan, namun ada hambatan yang dirasakan oleh pengguna.

"Hambatan utama bagi orang yang ingin berhasil menurunkan berat badan adalah kepatuhan. Itu membantu mereka membangun kebiasaan baru, yakni memungkinkan mereka untuk mematuhi diet rendah kalori untuk jangka waktu tertentu," kata Profesor Brunton.

Ia juga mengatakan bahwa tidak ada hal yang merugikan dalam menggunakan alat ini. "Ini adalah alternatif non-invasif, reversibel, ekonomis, dan menarik untuk prosedur bedah. Faktanya, tidak ada konsekuensi yang merugikan dengan perangkat ini," ungkapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.