Sukses

Lakukan Hal Mudah Ini Saat Digigit Ular Berbisa

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Jika Digigit Ular? Ini Jawabannya!

Liputan6.com, Jakarta - Kasus kematian manusia karena digigit ular memang sering terjadi. Sekitar 150.000 orang di dunia meninggal setiap tahun akibat gigitan ular, dan sebanyak 400 ribu lainnya harus diamputasi sebagai akibat dari gigitan ular.

Dalam sebagian besar kasus, perawatan medis yang tidak dapat ditangani memang harus disalahkan, tetapi hal itu bisa juga karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana mengatasi gigitan ular berbisa.

Menurut situs Science Nordic, metode pengobatan untuk setiap jenis ular yang tergolong berbahaya bagi manusia tidak begitu berbeda. Jadi sebenarnya, dokter dapat mencari dan melihat apa yang dapat mereka lakukan dalam kasus orang digigit ular yang mereka hadapi.

Berikut ini cara yang bisa dilakukan saat terlanjur digigit ular berbisa seperti yang yang disarankan Ahli Biologi Arne Redsted Rasmussen dari School of Conservation, Denmark:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pakai perban dan tongkat

Mungkin sudah jelas, tetapi hal yang harus dilakukan jika Anda digigit ular berbisa adalah segera ke rumah sakit dan minta obat penawarnya.

Banyak orang berpikir bahwa racun bisa langsung masuk, tetapi sebenarnya bisa yang masuk dan menyebabkan seseorang tewas memakan waktu antara 20 menit sampai 72 jam jika tidak ditangani. Dalam satu kasus, bahkan dibutuhkan waktu hingga satu bulan.

"Hanya dengan beberapa tindakan, Anda dapat menunda prosesnya secara signifikan," kata Rasmussen yang telah mempelajari ular selama 30 tahun.

Anda membutuhkan dua perban dan stik. Metode ini disebut metode imobilisasi dan langkahnya seperti ini:

1. Bungkus satu perban di sekitar gigitan seperti yang Anda lakukan ketika keseleo. Misalnya, jika Anda digigit di pergelangan tangan, maka perban harus menutupi sedikit tangan Anda. Cara ini akan membatasi aliran darah melalui kapiler, yakni pembuluh darah terkecil dan secara signifikan membatasi aliran darah sehingga racun tersebut tidak mencapai jantung atau otot paru-paru dengan sangat cepat.

2. Dorong stik melalui tali pertama dan kencangkan ke lengan Anda menggunakan perban kedua sehingga Anda tidak dapat menggerakkan lengan dengan bebas. Cara ini menghentikan Anda menggunakan otot-otot tangan dan dengan demikian mengurangi aliran darah, yang akan mengirim racun ke dalam sistem Anda, seperti ginjal dan lainnya.

3 dari 4 halaman

Menghisap racun tidak berpengaruh

Percobaan pada hewan pada tahun 1980 menunjukkan keefektifan langkah di atas sehinga diyakini membatasi racun ular hingga 24 jam ke depan.

“Anda sering melihat bahwa orang-orang tidak menunjukkan gejala keracunan ketika mereka mengalami cedera dengan cara ini, dan ketika mereka datang ke rumah sakit barulah gejala mulai muncul. Ini cara yang sangat efektif untuk menunda proses, dan banyak kasus sebenarnya tidak memerlukan perlakuan ekstrem semacam itu,” jelas Rasmussen.

Di masa lalu, disarankan untuk menambahkan tekanan pada luka gigitan, memotongnya, atau mengisap racunnya, tetapi sebuah studi tahun 2002 yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa metode ini tidak memiliki efek.

Ular hanya menggigit ketika mereka merasa terancam. Dan meskipun sebagian besar dari kita mungkin lebih suka tidak bertemu ular berbisa, kita dapat dengan mudah hidup berdampingan.

“Ular itu adalah hewan yang sangat menarik dan penting bagi alam. Anda sebenarnya bisa hidup berdampingan dengan ular tanpa terlibat konflik dengan mereka jika Anda tahu caranya,” terangnya.

4 dari 4 halaman

Ular dan Manusia bisa hidup berdampingan

Rasmussen sendiri telah menemukan banyak contoh tentang koeksistensi ular dengan manusia. Salah satu contohnya adalah ular cokelat berbisa, salah satu ular darat paling mematikan di dunia setelah taipan pedalaman.

Satu gigitan dapat menyebabkan diare, pusing, kontraksi otot, kelumpuhan, gagal ginjal, dan akhirnya jantung berhenti.

“Telah terbukti bahwa mereka dapat terbiasa dengan manusia dan bahwa manusia dapat terbiasa dengan mereka. Di Australia, saya telah melihat kasus di mana orang dapat berjalan melewati ular di kebun mereka tanpa reaksi,” kata Rasmussen.

Biasanya, lanjut Rasmussen, Anda memanggil seseorang untuk datang dan memindahkan ular itu ke tempat lain, tetapi kemudian ular lain dapat dengan cepat datang ke kebun yang jarang digunakan oleh orang-orang dan oleh karena itu lebih mungkin merasa terancam dan menyerang. Jadi membunuh ular bukanlah solusi.

Penulis:

Dhita Koesno

**Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan mengirimkan artikel unik dan terkini melalui email Forum@liputan6.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini