Sukses

SMP Don Bosco 2 Buktikan Konsisten Berkarya Lewat Peluncuran Buku

Konsisten Berkarya, SMP Don Bosco 2 Luncurkan Buku Pesona Indonesia di Panggung Dunia

Liputan6.com, Jakarta Bermain smartphone, game, nongkrong di kafe atau jalan-jalan di mall menjadi kegiatan yang gemar dilakukan remaja sekarang ini. Perpustakaan atau toko buku bukan menjadi tempat favorit atau sasaran para remaja. Hal ini menunjukkan minimnya ketertarikan remaja dalam membaca. Padahal dengan membaca, ada segudang manfaat yang diperoleh.

Secara psikologis, remaja yang terbiasa membaca umumnya terampil dalam bersosialisasi, bekerja, maupun berorganisasi. Bahkan juga berpotensi menjadi pemimpin yang disegani anggota-anggotanya. Sementara dari segi kognitif, remaja yang gemar membaca akan terasah kemampuan dalam berpikir logis, abstrak, kritis, dan kreatif.

Ketika seseorang terbiasa membaca, maka akan timbul keinginan untuk menulis, karena menulis dan membaca memiliki hubungan yang sangat erat. Sebagai upaya dari Yustina Periyanti, salah satu guru Bahasa Indonesia SMP Don Bosco 2, untuk memotivasi siswanya agar gemar membaca, ia selalu konsisten membacakan cerita untuk siswa-siswinya sebelum pelajaran bahasa dimulai.

Di samping menumbuhkan minat membaca, Yustina juga berharap agar kosa kata para siswanya bertambah. Buku cerita yang biasanya dibacakan mengandung nilai-nilai kehidupan, yang dikemas dengan bahasa sederhana dan mengandung sedikit unsur komedi sehingga menarik bagi remaja.

“Saya mewajibkan mereka membaca buku genrenya ilmiah sama fiksi. Judul bukunya bebas, jumlah halamannya minimal 150 halaman,” tuturnya.

Hal itu berhasil membuat siswa-siswi gemar membaca bahkan sampai membuahkan karya. Hal ini dibuktikan lewat kegiatan yang dilakukan siswa-siswi SMP Don Bosco 2 dalam buku keempatnya, yang berjudul Pesona Indonesia di Panggung Dunia yang telah terbit pada awal Januari 2018, yang ditulis secara apik oleh 25 siswa-siswi SMP Don Bosco 2.

Mereka mampu menuangkan ide-ide dan pandangannya terhadap kebhinekaan Indonesia ke dalam sebuah tulisan berupa esai, dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh remaja lain yang membacanya, dilengkapi ilustrasi menarik karya siswa-siswi SMP Don Bosco 2. Mulai dari pesona bunga bangkai yang hanya ada di Indonesia yang ditulis oleh Belvan David Mulia Siahaan, sampai tradisi yang sarat makna seperti tradisi Hombo Batu dari Nias yang ditulis Bellen Nathania.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkomitmen Menerbitkan Buku

Sebagai bentuk kepedulian SMP Don Bosco 2 untuk menggiatkan budaya membaca dan menulis, maka sekolah swasta ini menggelar peluncuran buku Pesona Indonesia di Panggung Dunia pada 2 Februari 2018 di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka. Hadir dalam acara ini Deputi Bidang Budaya dan Pariwisata Provinsi DKI Jakarta Prof. H. Suradika, selaku perwakilan Gubernur DKI Jakarta, KASI Kurikulum DKI SMP dan SMA Husain, KASUDIN JAKTIM 1 Moh. Roji, Ibu Naning Pranoto selaku sastrawan Indonesia, pemerhati lingkungan hidup. Turut hadir pula tamu undangan siswa-siswi dari Sekolah PAHOA, Abdi Siswa, Kanisisus, Tarakanita IV, Ursula, dan SMP 90.

Kegiatan peluncuran ini juga diisi dengan bedah buku dan sesi wawancara dengan penulis. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Asri, selaku Kepala SMP Don Bosco 2. Ia memaparkan karya-karya siswa-siswi yang secara konsisten diterbitkan sejak tahun 2014. Buku-buku tersebut ialah “Jeruji Waktu” yang berupa antologi puisi air, “Dawai Irama Alam” yang merangkum mini fiksi tentang alam dan lingkungan, serta “Hiruk Pikuk Kota Jakarta” yang berisi kumpulan esai tentang kehidupan warga Jakarta dengan ragam permasalahannya. Bahkan tak tanggung-tanggung, penulis buku tersebut mendapatkan penghargaan sebagai siswa penulis terbaik DKI Jakarta tahun 2017.

”Kami berkomitmen setiap tahun untuk menerbitkan buku setiap tahun satu,” ungkapnya dalam presentasi mengenai buku pertama, kedua, dan ketiga siswa-siswi SMP Don Bosco 2 di acara temu sastrawan dan budayawan negara serumpun di Brunnei Darussalam, pada bulan November 2017. Hal yang sama dicanangkan kembali pada acara peluncuran buku keempat ini.

Ajakan dan motivasi membaca juga diutarakan oleh Deputi Bidang Budaya dan Pariwisata Provinsi DKI Jakarta Prof. H. Suradika selaku perwakilan dari Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, saat ini Pemerintah DKI Jakarta memberikan perhatian serius yang berorientasi pada peningkatan kualitas perpustakaaan. Hadirnya perpustakaan nasional yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas digital, genre buku yang beragam dapat meningkatkan motivasi atau minat baca, khususnya bagi remaja jaman sekarang.

“Kita harus mendorong semangat baca dan menulis untuk anak-anak muda,” pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Siswa-siswi Terbiasa Membaca

Kemudian acara ditutup dengan wawancara dengan siswa-siswi penulis SMP Don Bosco 2 yang dipandu Ibu Yustina Periyanti. Mereka berbagi cerita tentang pengalaman serta tantangan selama menyelesaikan buku. Bellen mengaku sempat kesulitan dalam mencerna bahasa-bahasa baku dalam buku yang dijadikannya referensi dalam menulis. Namun, sosok kelahiran 2003 ini pandai menyiasatinya dengan bertanya dan berdiskusi dengan guru maupun editor.

"Tantangan lain sih harus baca buku yang tebel banget sampe habis. Nggak bisa setengah-setengah, karena ntar nggak ngerti isinya buat bahan nulis.”

Bellen juga mengajak remaja Indonesia untuk mulai membiasakan diri membaca. Tidak harus langsung membaca buku yang tebal. Namun, bisa dimulai secara sederhana dengan membaca berita online, artikel, atau cerita dari wattpad.

"Jangan takut baca karena baca bikin pengetahuan luas. Mungkin nggak kerasa manfaatnya sekarang, tapi nanti. Membaca juga bikin pikiran kita lebih dewasa dari umur kita," pesan Bellen.

Jika seorang remaja mampu berpendapat seperti itu, maka remaja tersebut menggambarkan Indonesia di masa depan yang terbuka dan berwawasan dunia. Hal senada juga diceritakan oleh Albert Christian Fo yang menulis untuk buku keempat. Awalnya siswa kelas 8 ini mengaku tidak gemar membaca apalagi menulis.

"Dulu aku malas baca. Nggak ada buku, ga pernah beli buku selain buku pelajaran. Tapi orangtua, guru, sekolah support untuk mencoba menulis," ujarnya.

Saat sekolah membuka program kegiatan literasi, Albert termotivasi untuk mencoba karena mendapat dukungan dari guru maupun orangtua. Saat itu siswa-siswi dikumpulkan di aula dan bertemu dengan editor sekaligus pelatih untuk program literasi ini. 

Siswa-siswi yang ingin menulis, berdiskusi dengan editor, bertukar pikir tentang rencana topik yang ingin ditulis. Mereka melalui proses seleksi dari 50 siswa hingga menjadi 25 orang yang terpilih untuk menulis sesuai topik pilihannya.

"Aku coba. Tadinya nggak niat. Tapi ternyata seru dan menarik. Jadi ketagihan nulis lagi,” ucap laki-laki yang kini terinspirasi dari semangat J.K Rowling.

Buktinya ini adalah kali kedua Albert menulis buku, setelah di kelas 7 pernah menulis buku pertamanya. Meskipun terkendala minimnya sumber untuk bahan tulisannya, hal itu tidak menyurutkan semangat laki-laki kelahiran Jakarta ini untuk menyelesaikan karyanya tentang sistem irigasi Subak Bali.

Selama kurang lebih dua minggu, laki-laki yang juga lincah bermain basket ini mencari bahan dan menyelesaikan karya hebatnya itu.

“Menuangkan ide dengan tulisan membuat kita terlihat cerdas dan elegan,” begitu imbaunya di akhir cerita.

 

Penulis:

Patricia Astrid

Sahabat Liputan6.com

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini