Sukses

Mengenal Wanita di Balik #IStandWithAhmed

Khususnya di media sosial Twitter, lebih dari 700 ribu orang ikut mendukung Ahmed dengan tagar #IstandWithAhmed.

Citizen6 Akhir-akhir ini media sosial dihebohkan oleh seorang bocah berusia 14 tahun, Ahmed. Bocah Ini ditangkap karena diduga membawa bom yang di kamuflase dengan jam buatan ke sekolahnya. Di media sosial, banyak yang menganggap bahwa penangkapan ini tidak adil dan di motivasi oleh latar belakang agama, sehingga muncullah tagar #IstandWithAhmed yang merupakan dukungan para netizen.

Khususnya di media sosial Twitter, lebih dari 700 ribu orang ikut mendukung Ahmed. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, Mark Zuckerberg (CEO Facebook), Twiter, Reddit dan lainnya pun ikut mendukung Ahmed. Mereka menawarkan pekerjaan pada Ahmed untuk ikut andil di dalam perusahaan yang mereka miliki.

Namun tahukah Anda, siapa yang pertama kali membuat tagar tersebut? Darimana datangnya tagar tersebut sehingga menjadi viral di media sosial? Tagar tersebut diciptakan oleh Amneh Jafari, dalam twitnya "Jika namanya Jhon, dia akan dicap sebagai jenius. Tetapi karena namanya Ahmed, dia dilabeli sebagai "tersangka" #starganda #IStandWithAhmed."

Jafari adalah mahasiswa psikologi berusia 23 tahun di University of Texas Arlington (UTA). Seperti yang dilansir BBC, anak tertua dari sembilan saudara ini merasa ada kedekatan dengan kasus ini. Dua adiknya memiliki usia yang tak jauh berbeda dengan Ahmed.

Awalnya, Jafari ingin menginformasikan kasus ini kepada komunitas yang ada di Dallas dan membuat tagar untuk menyebarkan pesannya melalui internet. Sebagai mantan presiden dari Asosiasi Pelajar Muslim di UTA, dia mengatakan bahwa diskusi sentimen anti-islam dan diskriminasi agama sudah menjadi topik yang familiar baginya.

"Orang-orang salah persepsi tentang Muslim," ungkap Jafari.

Dia mengaku cukup terkejut mengetahui bahwa banyak orang dan tidak hanya Muslim yang juga menyebar pesan #IStandWithAhmed. "Saya merasa kata-kata itu memiliki arti yang kuat. Tidak hanya terkait dengan Ahmed, tetapi juga orang lain yang mendapat diskriminasi karena agama, ras, dan nama mereka," kata Jafari. Selengkapnya bisa Anda baca di sini. (ul)

Pengirim:

Prabowo Ramadan

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.