Sukses

PMII Garut Demo Tolak Ajaran Kurikulum 2013

Mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal dalam menentang kebijakan tersebut.

Citizen6, Garut Puluhan Mahasissa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (P-M-I-I) Kabupaten Garut turun ke jalan Selasa, 15 Oktober 2014. Mereka mendesak pemerintah Kabupaten Garut untuk menolak kurikulum 2013.

Karena Garut belum siap untuk menerima ajaran kurikukulum tersebut dan dinilai belum sesuai prasarana yang dimiliki. Selain itu mahasiswa juga mendesak buku kurikulum untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk kelas XI agar di sobek karena isinya mengajarkan cara berpacaran bagi siswa dan ini tidak sesuai dengan ajaran islam.

Setelah melakukan long march puluhan mahasiswa ini langsung menuju Kantor Pemerintahan Kabupeten Garut. Mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal dalam menentang kebijakan tersebut.

Selain itu juga ditemukan buku untuk tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk pelajaran pendidikan dan jasmani dan rohani (penjaskes) untuk kelas XI yang isinya bagaimana mengajarakan cara berpacaran secara islam bagi pelajar.

Menurut salah seorang koordinator lapangan Mulhakim, "pemerintah pusat tidak pernah melihat prasarana yang ada di daerah,  sehingga seolah memaksakan dan dijadikan sebagai kelinci percobaan. PMII  meminta pemerintah agar merobek bagian buku tersebut dan menggantinya dengan materi yang baru.

Setelah melakukan orasi di depan kantor dinas pendidikan kabupeten Garut puluhan mahasiswa langsung bertemu dengan pihak dinas pendidikan.

 

Pengirim:

Niken

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini