Sukses

Waspada Hoaks Vaksin Covid-19 yang Beredar di WhatsApp, Simak Faktanya

Simak kumpulan hoaks seputar vaksin Covid-19 yang beredar lewat WhatsApp

Liputan6.com, Jakarta- WhatsApp menjadi salah satu media yang kerap dimanfaatkan untuk menyebar hoaks seputar vaksin Covid, bentuk informasi palsu yang disebarkan lewat aplikasi percakapan tersebut pun beragam dari foto hingga video.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar vaksin Covid-19 yang beredar lewat WhatsApp, hasilnya sebagian informasi terbukti tidak benar.

Simak kumpulan hoaks seputar vaksin Covid-19 yang beredar lewat WhatsApp:

 

1. Penerima Vaksin Sinovac Tidak Boleh Booster Pakai Vaksin Covid-19 Pfizer atau Moderna

Beredar di media sosial pesan berantai terkait penerima vaksin Sinovac tidak boleh mendapat booster vaksin covid-19 Moderna atau Pfizer. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Dalam pesan berantai terdapat link yang mengarah website berbahasa Mandarin bernama Sinchew.com.my. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Seorang dokter Malaysia berusia 58 tahun, Dr. Chai Koh Meow, deputi direktur Departemen Kesehatan Malaysia, menerima suntikan vaksin booster Covid buatan Pfizer hari Selasa yang lalu sebagai tambahan ke atas vaksin Sinovac yang diterimanya terdahulu, meninggal dunia setelah mengalami gejala-gejala tubuh menjadi tidak nyaman seperti demam (colds) dan rasa sakit (soreness). Berhubung Dr. Chai senantiasa berada dalam kondisi kesehatan yang baik, tidaklah jelas apakah kematiannya berkaitan dengan vaksin dan masih diusut pihak otoritas.

Sin Chew Daily (Malaysia) - 2021/11/18

https://www.sinchew.com.my/?p=3426350

RIP 🙏 penerima vaksin konvensional Sinovac sebaiknya tidak campur dengan suntikan booster mRNA Pfizer (ataupun Moderna)"

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut penerima vaksin Sinovac tidak boleh mendapat booster vaksin covid-19 Moderna atau Pfizer? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

2. Vaksin Covid-19 Sebabkan Darah Kental dan Memperpendek Umur

Perbesar Gambar Tangkapan Layar Kabar Klaim Vaksin Covid-19 dapat Menyebabkan Pengentalan Darah dan Memperpendek Umur.Klaim tentang vaksin Covid-19 dapat menyebabkan darah kental dan memperpendek umur beredar di media sosial. Klaim tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi WhatsApp pada 7 Oktober 2021.

Dalam pesan tersebut menampilkan foto dua kantong darah. Kantong pertama tertulis sebagai darah yang belum divaksin dan kantong kedua diklaim darah yang sudah divaksin.

"Mohon ma'af sebelumnya, Saya hanya sampaikan ala adanya bukan menakut nakin... Dampak nya vaksin akan menjadi kental "DARAH" menyebabkan mudah datang penyakit dan perpendek masa umur," demikian narasi dalam pesan tersebut.

Benarkah vaksin Covid-19 dapat menyebabkan darah menjadi kental dan memperpendek umur? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

3. Informasi Pemerintah Suntik Paksa Vaksin Mematikan secara Massal pada 22 Februari 2022

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022.

Klaim pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022, beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp, berikut isinya:

 "Bocoran

WASPADA NASIONAL...!!!

Nanti bulan Februari 2022

REZIM (Pemerintahan) akan adakan vaksin massal paksa secara menyeluruh

Dengan vaksin yang lebih ganas'dan mematikan

Rezim Jokowi bukan baik²Penjajah rakyatnya "dewek" sendiri

Sifat Penjajah pasti keji, jahat dan licik

Rezim telah bersiap melihat manusia mati bergelimpangan di mana²

Bagi merupakan suatu hiburan

Hiburan nya orang kafir itu apabila melihat muslim tersiksa/ terbunuh mengenaskan

Target 1 VAKSIN = 1 NYAWA."

Benarkah pemerintah akan lakukan penyuntikan massal vaksin mematikan secara paksa pada 22 Februari 2022? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.