Sukses

Dokter hingga Guru di Inggris Mulai Kewalahan Hadapi Hoaks Covid-19

Pada awal pandemi Covid-19, banyak warga Inggris yang mendukung dan menyemangati para tenaga medis. Namun kini, kondisinya berbalik.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter, guru, dan pekerja lain di Inggris mulai kewalahan menghadapi penyebaran hoaks dan infodemik seputar virus corona Covid-19.

Diansir dari nbcnews.com, mereka mulai kehilangan semangat setelah membaca unggahan di media sosial yang menyebut bahwa Covid-19 adalah tipuan atau berlebihan.

"Di Inggris, kami dapat melihat AS dan menganggapnya sebagai tanda peringatan ke mana hal-hal akan menuju jika kami tidak cukup berhati-hati," kata Sander van der Linden, seorang profesor psikologi sosial dalam masyarakat di Universitas Cambridge.

Van der Linden melakukan penelitian terhadap perilaku masyarakat Inggris selama hampir 1 tahun menghadapi pandemi Covid-19. Ia mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa orang Inggris juga semakin terpecah belah.

Ada kelompok yang menerima bahwa vaksin itu aman dan kelompok lainnya yang menolak vaksin dan mempercayai teori konspirasi Covid-19.

Sejumlah rumah sakit Inggris juga dilaporkan didatangi beberapa orang dan menyebut bahwa virus corona adalah hoaks.

Misalnya saja pada malam tahun baru, sekelompok juru kampanye anti-vaksin berkumpul di luar Rumah Sakit St Thomas, London dan meneriakkan "Covid-19 adalah tipuan" kepada para dokter dan perawat yang meninggalkan gedung.

Dr. Rachel Clarke, seorang spesialis di sebuah rumah sakit di Oxfordshire, mengatakan perilaku publik terhadap pekerja medis telah berubah secara dramatis dari tahun lalu.

Pada awal pandemi, banyak warga Inggris yang mendukung dan menyemangati para tenaga medis. Namun kini, kondisinya berbalik. Mereka justru menjajakan berita palsu dan hoaks di media sosial.

"Tapi sekarang, tepuk tangan sudah lama hilang dan Anda malah dilecehkan jika berani berbicara tentang Covid-19 di media sosial," ucap Rachel.

Russel Sears (43), seorang guru di London mengaku sangat kecewa dengan kondisi masyarakat Inggris saat ini dalam menghadapi pandemi.

Dia malah mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaannya beberapa kali selama pandemi tersebut. Sears marah karena pemerintah tidak berbuat lebih banyak untuk melindungi staf, frustrasi karena lambatnya penutupan sekolah bahkan ketika virus menyebar ke seluruh negeri, menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lainnya untuk tinggal di rumah.

"Melihat semua itu, saya bertanya haruskah saya meninggalkan Inggris dan pergi ke suatu tempat yang tidak memiliki teori konspirasi gila ini?" kata Sears.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.