Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Memakai Masker Bisa Menyebabkan Legionnaires

Beredar viral di media sosial tentang dampak negatif penggunaan masker. Dalam postingan itu masker disebut bisa menyebabkan Legionnaires.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar viral di media sosial tentang dampak negatif penggunaan masker. Dalam postingan itu masker disebut bisa menyebabkan Legionnaires.

Salah satu akun yang membagikannya adalah Judie Alders. Dia mempostingnya pada Sabtu (15/8/2020).

Berikut isi dalam postingan tersebut:

"A caller to a radio talk show recently shared that his wife was hospitalized and told she had COVID and only a couple of days left to live. A doctor friend suggested she be tested for legionnaires disease because she wore the same mask every day all day long. Turns out it WAS legionnaires disease from the moisture and bacteria in her mask,"

"She was given antibiotics and within two days was better. WHAT IF these ‘spikes’ in COVID are really something else due to mask wearing??"

yang berarti:

"Seorang penelepon acara bincang-bincang radio baru-baru ini menceritakan bahwa istrinya dirawat di rumah sakit dan diberi tahu bahwa dia mengidap COVID dan hanya tinggal beberapa hari lagi. Seorang teman dokter menyarankan agar dia dites penyakit legionnaires karena dia memakai masker yang sama setiap hari sepanjang hari. Ternyata itu penyakit dari kelembaban dan bakteri di topengnya,"

“Dia diberi antibiotik dan dalam dua hari sudah membaik. BAGAIMANA JIKA 'lonjakan' pada COVID ini benar-benar sesuatu yang lain karena pemakaian masker??"

Lalu benarkah pemakaian masker bisa menyebabkan legionnaires?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran fakta:

Cek fakta Liputan6.com menelusuri klaim tersebut dengan mengetik kata kunci "face mask legionnaires" di mesin pencarian Google.

Hasilnya ada artikel AFP Factcheck dengan judul "Face mask use does not lead to Legionnaires’ disease" yang tayang 14 Agustus 2020.

Dalam artikelnya, AFP Factcheck meminta penjelasan dari dr. Taison Bell, dokter perawatan kritis dan penyakit menular di Universitas Virginia.

"Tempat yang menjadi berkembangnya Legionella (bakteri penyebab legionnaires) adalah tempat dengan udara yang lembap. Dan mereka tak bisa hidup di masker. Jadi jika ada yang bilang legionnaires disebabkan karena kelembapan dari napas Anda sendiri adalah tidak benar."

"Selain itu Legionella tidak menyebar dari orang ke orang dan diperkirakan tidak menyebabkan epidemi atau pandemi. Wabah ini terbatas pada bangunan atau sumber air," kata Bell.

Selain itu AFP Factcheck juga meminta penjelasan dari Shanta Whitaker, Wakil Kebijakan Kesehatan di sebuah perusahaan Pemerintah sekaligus doktor di bidang mikrobiologi dari Universitas Yale.

"Bakteri ada di mana-mana namun tidak ditemukan di kulit atau tubuh kita."

Artikel lain dari Factcheck.org berjudul "Face Masks Don’t Cause Legionnaires’ Disease" yang tayang 12 Agustus 2020. Mereka meminta penjelasan dari dr Janet Stout, Presiden dan Direktur Laboratorium Patogen Khusus di Pittsburgh, Pennsylvania, dan telah mempelajari penyakit itu selama beberapa dekade.

"Legionella tidak menyebar dari orang ke orang. Bakteri juga tidak ada di air liur, jadi tidak mungkin kelembapan dari ludah seseorang menyebabkan penyakit legionnaires," ujar Stout.

"Anda akan baik-baik saja memakai masker. Bahkan Anda harus memakai masker. Tidak ada hubungan antara memakai masker dengan legionnaires."

3 dari 4 halaman

Kesimpulan:

Klaim yang menyebut pemakaian masker bisa menyebabkan legionairres adalah salah. Legionairres tidak menyebar dari orang ke orang dan bakteri legionella tidak hidup di air liur.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini