Sukses

Cek Fakta: Video Perlakuan Aparat di China Antisipasi Virus Corona, Simak Faktanya

Viral video diklaim perlakuan sadis aparat di China untuk antisipasi penyebaran Virus Corona, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Viral video yang mengklaim perlakuan sadis aparat di China untuk antisipasi penyebaran Virus Corona baru atau Covi-19.

Video tersebut diunggah akun Aceh Viral Video, pada 12 Maret 2020 tersebut telah 602 kali dibagikan dan mendapat 187 komentar.

Unggahan video dilengkapi dengan keterangan sebagai berikut.

"Sadis Perlakuan Aparat Tiongkok Untuk Antisipasi Virus Corona."

Video menayangkan aparat memburu sejumlah orang di stasiun kereta hingga masuk kekereta, disertai dengan aksi kekerasan berupa pemukulan.

Benarkah perlakuan sadis aparat di China untuk antisipasi Virus Corona? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang klaim perlakuan sadis aparat di China untuk antisipasi penyebaran Virus Corona. Penelusuran dilakukan dengan menangkap layar unggahan video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan mesin pencari Google Image.

Hasil penelusuran menunjukan potongan gambar yang identik mengarah ke artikel "網傳831太子站混戰6死 警封消息!港民怒要真相" yang dimuat pada situs tw.news.yahoo.com, pada 7 September 2019.

Berikut isinya.

▲831港警進入太子站毆打民眾(圖/壹電視)

8月31日晚上,警方因太子站市民衝突事件,在太子站月台和車廂內進行「無差別式攻擊」,持棍棒和辣椒水,不分青紅皂白看到示威者疑慮毆打,使許多人因此頭破血流,更因場面混亂,傷者得等上2.5小時才能送醫

Berikut terjemahannya.

"Pada malam 31 Agustus, karena bentrokan warga di Stasiun Pangeran Edward, polisi melakukan "serangan sembarangan" di peron dan di dalam gerbong Stasiun Pangeran Edward. Sambil memegang tongkat dan air lada, mereka melihat para demonstran tanpa pandang bulu dan dipukuli. Kepala berdarah, dan karena pemandangan kacau, yang terluka harus menunggu 2,5 jam sebelum dikirim ke rumah sakit."

Artikel tw.news.yahoo.com menyatakan, peristiwa tersebut merupakan aksi penyerangan polisi ke demonstran di stasiun MTR Prince Edward, pada 31 Agustus 2019.

Pencarian kemudian beralih menggunakan Yandex, penelusuran potongan gambar mengarah pada artikel berjudul "人"权监察指8.31当晚被防暴警阻止拍摄太子站情况" dimuat situs gbcode.rthk.hk, pada 5 September 2020.

Berikut isinya.

"防暴警察及速龙小队于8月31日在太子站的驱散行动引起争议,人权监察表示,当晚两名观察员在港铁太子站,被防暴警察驱赶及阻止拍摄,防暴警员又恫吓观察员,指「不是记者就不准拍摄」。当观察员引述《约翰尼斯堡原则》及人权公约据理力争时,警察回应说「唔识」,又用警棍驱赶观察员,指令离开。

人权监察表示,当晚观察员在太子站目击及拍摄到两名市民被警察拘捕,有人被警员粗暴地按压在地上,观察员被驱赶后,走回车厢试图继续观察,列车行驶,其后观察员及其他数十名乘客被载至石硖尾,位于太子站邻近的观察员也再无法进入太子站。

人权监察表示,即使并未观察或拍摄到831事件的全貌,已向联合国传送了有关事件侵犯人权的新闻报道。人权监察同时呼吁,港铁保留和公开当晚在太子站闭路电视相关片段,以释除公众疑虑。"

Dengan terjemahan sebagai berikut.

"Polisi anti huru hara dan operasi pembubaran tim Athlon di Stasiun Pangeran Edward pada 31 Agustus menimbulkan kontroversi. Pemantau hak asasi manusia mengatakan bahwa dua pengamat diusir oleh polisi anti huru hara dan mencegah pembuatan film di Stasiun Pangeran Edward di stasiun MTR malam itu. Petugas polisi anti huru hara juga mengintimidasi para pengamat, dengan mengatakan "Tidak ada wartawan yang diizinkan menembak." Ketika para pengamat mengutip "Prinsip-prinsip Johannesburg" dan konvensi-konvensi hak asasi manusia, polisi menjawab dengan mengatakan bahwa mereka "diberi tahu", dan mereka menggunakan tongkat untuk mendorong para pengamat dan memerintahkan mereka untuk pergi.

Pemantau hak asasi manusia menyatakan bahwa pengamat menyaksikan dan menangkap dua warga yang ditangkap oleh polisi di Stasiun Pangeran Edward malam itu, dan beberapa orang secara brutal ditekan ke tanah oleh polisi. Setelah diusir, pengamat berjalan kembali ke gerbong untuk melanjutkan pengamatan. Lusinan penumpang dibawa ke Shek Kip Mei, dan pengamat di dekat Stasiun Prince Edward tidak bisa lagi memasuki Stasiun Prince Edward.

Human Rights Watch menyatakan bahwa meskipun gambar lengkap dari insiden 831 tidak diamati atau difoto, laporan berita tentang pelanggaran hak asasi manusia telah ditransmisikan ke PBB. Pengawas hak asasi manusia juga meminta MTR untuk menjaga dan membuka klip terkait CCTV di Prince Edward Station malam itu untuk menghilangkan kekhawatiran publik."

Artikel tersebut menyebut polisi anti huru hara melakukan penangkapan sejumlah warga, dengan cara kekerasan di Stasiun MTR Prince Edward Hongkong.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim video perlakuan sadis aparat di China untuk antisipasi Virus Corona ternyata tidak benar. Video tersebut merupakan aksi penangkapan demonstran di Stasiun MTR Prince Edward, Hongkong. Peristiwa tersebut terjadi pada 31 Agustus 2019, sebelum Virus Corona baru mewabah.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

 

Data: Eka M

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini