Sukses

Bola Ganjil: Wajah Radomir Antic di 3 Klub Raksasa La Liga

Radomir Antic adalah pelatih istimewa. Dia merupakan sosok bersejarah karena jadi satu-satunya pelatih yang menangani tiga klub terbesar Spanyol.

Liputan6.com, Jakarta - Radomir Antic adalah pelatih istimewa. Dia sukses meraih berbagai gelar, yang paling berkesan bersama Atletico Madrid.

Menangani Los Colchoneros dalam beberapa periode, kesuksesan dipetiknya di durasi pertama pada 1995-1998. Di musim pertamanya, dia sukses mengangkat tim yang sebelumnya hanya satu poin di atas zona degradasi.

Tidak tanggung-tanggung, Antic langsung mempersembahkan gelar ganda. Atletico Madrid dibawanya mengakhiri penantian 19 tahun dengan menduduki takhta La Liga. Antic juga mempersembahkan gelar Copa del Rey usai menaklukkan Barcelona asuhan Johan Cruyff pada partai puncak.

Tapi sebelum itu, Antic nyatanya juga sukses di seberang ibu kota. Sosok berkebangsaan Serbia tersebut mampu menghentikan Real Madrid dari keruntuhan dan mempersembahkan titel meski cuma bekerja setahun lebih.

Antic ditunjuk sebagai nakhoda Los Blancos akhir Maret 1991. Dia menggantikan legenda klub Alfredo Di Stefano yang tidak mampu membenahi kinerja tim. Sebelum Di Stefano dipecat, Real Madrid menderita tiga kekalahan beruntun di La Liga serta disingkirkan Spartak Moscow pada perempat final Piala Champions.

Performa Real Madrid tidak langsung membaik bersama Antic. Mereka menderita kekalahan di dua partai hingga terdampar di posisi 10 klasemen.

Namun, setelahnya peruntungan membaik. Real Madrid memetik lima kemenangan beruntun. Mereka juga berjaya pada tiga laga penutup musim, teranyar atas sang juara Barcelona. Dengan rapor itu, Real Madrid melesat ke urutan tiga tabel untuk lolos Piala UEFA.

Musim berikutnya, Antic melanjutkan momentum dan membawa Real Madrid nyaman di puncak hingga jeda musim. Mereka memimpin tujuh angka atas pesaing terdekat plus menembus perempat final Piala UEFA.

Namun, catatan itu tidak cukup bagi manajemen klub. Mereka memecat Antic dengan alasan tim tidak bermain atraktif. Sebagai gantinya, Real Madrid menunjuk Leo Beenhakker.

Di tangan Beenhakker, Real Madrid membuang keunggulan tujuh poin tersebut dan merelakan mahkota La Liga ke Barcelona. Mereka juga disingkirkan Torino di semifinal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tawaran ke Camp Nou

Selepas Real Madrid, Antic membangun kembali reputasi bersama Real Oviedo sebelum Atletico memanggil. Dia menjalani tiga periode kepelatihan bersama Los Colchoneros sebelum kembali ke Real Oviedo. Namun, di sana Antic juga gagal mengulang kesuksesan dan diberhentikan pada 2001.

Setelah satu setengah tahun absen dari kursi pelatih, Antic kembali ke lapangan usai menerima pinangan Joan Gaspart yang kala itu menjabat presiden Barcelona. Dia mencapai tugas mengangkat kinerja tim yang terdampar di peringkat 15.

Antic cuma dikontrak hingga akhir musim. Namun, ada klausul di ikatan kerja tersebut. Dia bakal dipertahankan jika Barcelona berada di empat besar.

Hebatnya, Antic hampir membawa El Azulgrana hampir mencapai posisi itu. Pada akhirnya Barcelona berada di posisi enam.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Dipertahankan Laporta

Dengan Gaspart kalah pemilu, presiden anyar Barcelona Joan Laporta memutuskan tidak memberi kontrak bagu bagi Antic. Laporta memilih merekrut Frank Rijkaard.

Meski tidak berdurasi lama di Camp Nou, perjalanan karier Antic tetap menjadi sejarah. Dia satu-satunya pelatih yang menangani tiga klub terbesar Spanyol.

Berstatus musuh bebuyutan, memang mustahil Real Madrid dan Barcelona untuk memilih nakhoda yang sempat bekerja di kubu seberang. Sebelumnya hanya ada satu orang yang menangani dua rival abadi itu, yakni Erique Fernandez Viola.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.