Sukses

Meski Sedang Berperang, Ukraina Gabung Spanyol dan Portugal Jadi Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2030

Di tengah invasi Rusia yang belum juga berakhir, Ukraina bergabung dengan Spanyol dan Portugal menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030

Liputan6.com, Jakarta Di tengah invasi Rusia yang belum ketahuan kapan akan berakhir, Ukraina maju menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 bersama Spanyol dan Portugal.

Konfirmasi kemitraan Ukraina dengan Spanyol dan Portugal, dilansir dari The Guardian, Selasa (4/10/2022) itu didukung penuh oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Kemitraan ketiga negara itu akan diumumkan di markas UEFA, Nyon, Swiss.

Ukraina saat ini masih dalam peperangan dengan Rusia, yang melakukan invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022 lalu. Meski begitu situasi yang ada tidak menghalangi salah satu negara yang dikenal sebagai penghasil gandum itu untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.

Seperti diketahui, tuan rumah Piala Dunia 2026 sudah diputuskan pada Kongres FIFA ke-68 yang digelar di Moskow, Rusia pada 13 Juni 2018 yakni Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada. 

Spanyol dan Portugal sudah sejak 2020 lalu membuat proposal bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.

Ada 14 stadion di 12 kota telah ditawarkan untuk menjadi satu dari 11 venue di Spanyol. Sementara, Portugal akan menyiapkan tiga stadion untuk dipertimbangkan.

Kedua negara tersebut sempat mengikuti bidding untuk Piala Dunia 2018. Namun, pada akhirnya kalah dari Rusia.

Meski banyak yang mempertanyakan keinginan Ukraina itu, namun Spanyol dan Portugal tidak keberatan dengan bergabungnya Ukraina, yang bisa menambah dimensi baru dalam persaingan dengan calon tuan rumah dari negara lain.

Negara lain yang sudah menyatakan minatnya menjadi tuan rumah adalah kolaborasi Mesir, Yunani dan Arab Saudi, lalu dari Amerika Lain yang juga berkolaborasi yakni Uruguay, Argentina, Paraguay dan Chili.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dukungan UEFA

Namun keikutsertaan Arab Saudi mendapat kritikan dari Amnesty Internasional. Lembaga ini menilai tidak mungkin untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2030 jika FIFA melihat penerapan hak asasi manusia (HAM) di Arab Saudi.

Amnesty International menegaskan FIFA harus secara ketat menerapkan kriteria hak asasi manusia ketika menimbang kemungkinan tawaran yang melibatkan Arab Saudi.

UEFA sendiri menyatakan mendukung penuh pencalonan Spanyol dan Portugal. Bahkan pada Agustus 2022 lalu, Presiden UEFA, Aleksander Ceferin menyatakan keyakinannya bahwa kedua negara tersebut akan memenangkan pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2030.

"Saya yakin Piala Dunia 2030 akan dimainkan di Spanyol dan Portugal," kata Ceferin melalui konferensi video saat pembukaan kongres internasional Football Talks di Lisbon, Senin (5/9/2022), dikutip dari Reuters.

Ukraina memiliki pengalaman menjadi tuan rumah Euro 2012 bersama Polandia. Saat itu Piala Eropa 2012 berjalan sukses, yang menjadi modal bagi Ukraina bahwa mereka mampu menggelar acara berskala besar.

3 dari 4 halaman

Bergulir

Saat ini, kompetisi liga domestik Ukraina sudah digelar sejak Agustus 2022 lalu, meski dilangsungkan secara tertutup dan di wilayah yang relatif aman.

Sedangkan tim nasional Ukraina masih melakoni partai kandang mereka di Polandia demi meminimalisir risiko.

Diyakini pada gelaran Piala Dunia 2030, delapan tahun mendatang, situasi di Ukraina sudah semamn aman, kondusif dan damai.

Spanyol menjadi tuan rumah Piala Dunia 1982. Sedangkan Portugal tidak pernah menyelenggarakan Piala Dunia, tetapi menjadi tuan rumah Euro 2004. Spanyol dan Portugal mengikuti bidding pada 2018, tapi kalah dari Rusia

Sementara itu Uruguay optimis bisa memenangkan pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2030 bersama Chili, Argentina dan Paraguay. Keempat negara itu mewakili Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan (CONMEBOL).

4 dari 4 halaman

Peluang

Berdasarkan keputusan FIFA untuk menggilir Piala Dunia di berbagai konfederasi, CONMEBOL memiliki peluang untuk menjadi penyelenggara. Setelah CONCACAF mendapat giliran menggelar Piala Dunia 2026 di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat, kawasan selatan bisa mendapat kesempatan pada 2030.

Semula hanya Argentina dan Uruguay mengajukan ide tuan rumah ganda pada 2030. Namun Paraguay dan Uruguay kemudian ikut dalam pencalonan bersama dari kawasan Amerika Selatan. Apabila pencalonan sukses, maka sejarah berulang. Uruguay ialah tuan rumah Piala Dunia perdana pada 1930 dan kini siap menjadi tempat peringatan satu abad atau 100 tahun kejuaraan olahraga paling terkenal di muka bumi.

Dengan mengusung tema “Mundial Centenario”, Uruguay memimpin kampanye bersama Argentina, Paraguay dan Chile untuk membawa Piala Dunia kembali ke bagian selatan benua Amerika.  

"Ini adalah mimpi sebuah benua," kata Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL), Alejandro Dominguez, seperti laporan Reuters pada Rabu (03/08/2022).

"Tentu masih akan ada Piala Dunia berikutnya, tapi peringatan usia 100 tahun hanya satu kali, dan turnamen itu perlu pulang ke rumah," kata Dominguez dalam sebuah acara di Stadion Centenario Montevideo, lokasi Uruguay mengalahkan Argentina untuk jadi juara Piala Dunia pertama pada 1930.

Dari keempat negara itu, hanya Paraguay yang belum pernah menjadi tuan rumah. Setelah Uruguay pada 1930, Argentina dan Chile juga menjadi tuan rumah Piala Dunia, masing-masing pada 1978 dan 1962.

Penentuan tuan rumah Piala Dunia 2030 akan diumumkan dalam kongres FIFA pada tahun 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini