Sukses

Terlibat Pemerasan Saudara Sendiri, Abang Paul Pogba Menyerahkan Diri

Paul Poga menempuh jalur hukum dalam menghadapi pemerasan yang dilakukan oleh teman masa kecilnya.

Liputan6.com, Jakarta Kasus pemerasan yang menimpa gelandang Juventus, Paul Pogba mulai menemukan titik terang. Polisi telah menangkap saudaranya sendiri, Mathias Pogba yang diduga menjadi otak dari kejadian tersebut. 

Menurut La Monde, Mathias memilih menyerahkan diri. Pihak berwenang juga mengamankan tiga orang lainnya. Hingga saat ini Mathias dan rekan-rekannya masih ditahan untuk dimintai keterangan lebih jauh. 

Penyelidikan terhadap laporan pemerasan yang menimpa Pogba mulai dibuka sejak 2 September lalu. Dalam laporannya, Pogba mengaku dimintai uang perlindungan selama 13 tahun oleh para pelaku. 

Menurut Pogba para pelaku juga mengancamnya di bawah todongan senjata. Tidak hanya itu, Pogba juga mengaku sempat diculik dan diintimidasi oleh para pelaku yang sebagian adalah teman masa kecilnya.

Kepada polisi, Paul Pogba bercerita, para pelaku telah mencegatnya saat hendak pulang ke rumahnya di pinggiran kota Lagny-sur-Marne, Maret lalu. Dalam kejadian itu, saudaranya Mathias juga terlibat.

Menurut Pogba, para pelaku, termasuk dua pria bertopeng lalu memaksanya ikut ke sebuah rumah susun. Di sana para pelaku kemudian meminta uang sebagai imbalan atas perlindungan diberikan kepadanya.

Para pelaku yang diduga merupakan bagian dari sindikat gang kriminal internasional terus mendesak Pogba. Pria berusia 29 tahun itu pun memilih melayangkan gugatan hukum lewat pengacaranya.   

 

Mathias juga sempat berusaha memojokkan Pogba lewat video singkat di Instagram. Lewat rekaman itu, dia mengancam akan mengumbar kebusukan mantan pemain Manchester United itu. Selain itu, Mathias juga menuduh Pogba menyewa jasa dukun untuk menyantet rekannya di timnas Prancis, Kylian Mbappe. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Salah Pergaulan

Laporan The Sun sebelumnya menyebutkan, para pelaku pemerasan sebagian besar merupakan teman masa kecil Pogba. Mereka dulu tinggal di lingkungan yang sama sebelum Pogba meraih kesuksesan.

Dalam pengakuannya, Pogba masih mengenali sebagian dari mereka. Dia bahkan mengaku pernah sangat dekat dan beberapa kali memberi bantuan finansial kepada teman-teman masa kecilnya tersebut.

Namun hubungan ini mulai renggang saat Pogba mengusur salah seorang teman dari rumahnya di Manchester. Dia berang setelah mendapati kartu kreditnya ternyata telah dibobol hingga 198 ribu euro.

 

3 dari 4 halaman

Teror demi Teror

Sejak kejadian itu, teror demi teror pun mulai menghampiri Pogba. Menurut laporan Franceinfo, para pemeras yang dilengkapi senjata api awalnya meminta 13 juta euro atau setara Rp1,9 Triliun.

Pogba sudah berusaha menghindar dengan mengganti nomor teleponnya. Namun hal itu tidak berhasil.

Gerombolan pemeras tetap berhasil menjangkau dan menerornya. Pogba pun menyerah. Dia akhirnya memberikan 98.915 euro atau setara Rp1,4 Miliar setelah gagal mencairkan 1,3 juta euro dari bank.

4 dari 4 halaman

Pengobatan Alternatif Gagal

Di tengah situasi seperti ini, Pogba juga harus menerima kabar buruk mengenai pemulihan cederanya. Dia terpaksa absen lebih lama setelah pengobatan alternatif yang dipilih gagal total. 

Bukannya sembuh, Pogba malah lebih parah. Dia kemudian memutuskan untuk mengikuti jalur medis dan naik meja operasi, Senin (5/7/2022). Menurut dokter yang menangani, waktu pemulihan yang awalnya diperkirakan hanya memakan waktu lima pekan kini bertambah panjang karena harus mulai dari nol lagi.

Dokter menyatakan, Pogba baru pulih dalam 8 bulan ke depan. Itu berarti, pemain yang berposisi sebagai gelandang itu tidak bisa memperkuat Prancis di Piala Dunia 2022 Qatar pada akhir tahun ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.