Sukses

Bola Ganjil: Pemain Sepak Bola Paling Sial Sepanjang Sejarah

Bernd Schneider jadi runner-up enam kali sepanjang kariernya. Simak kisah sial sosok asal Jerman ini.

Liputan6.com, Jakarta - Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo belum merasakan gelar Piala Dunia. Begitu pula nama-nama tenar lain seperti Johan Cruyff, Zico, hingga Michel Platini.

Tidak ada Ballon d'Or di lemari Paolo Maldini, Raul Gonzalez, Thierry Henry, Xavi Hernandez, atau Andres Iniesta yang penuh koleksi trofi.

Sedangkan Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Ronaldo Nazario, hingga Zlatan Ibrahimovic urung menjuarai Liga Champions.

Statistik tersebut menunjukkan betapa sulitnya meraup seluruh gelar bergengsi yang tersedia di sepak bola. Sebab, banyak bintang yang gagal melakukannya.

Setidaknya mereka masih bisa tersenyum karena mengoleksi salah satu titel prestisius. Tidak seperti Bernd Schneider yang barangkali menyandang status sebagai pemain paling sial di dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemain Mumpuni

Schneider merupakan gelandang andalan Jerman. Dengan kemampuan dribel dan umpan matang, dia piawai mengeksekusi bola mati.

Deretan kualitas tersebut membuat empat pelatih timnas yakni Erich Ribbeck, Rudi Voller, Jurgen Klinsmann, dan Joachim Low memanggilnya ke skuat. Total Schneider bermain 81 kali di pentas internasional.

Pada level klub, Schneider merupakan pilar Bayer Leverkusen. Selama satu dekade di sana, sosok kelahiran 17 November 1973 ini melakoni 364 pertandingan di seluruh kompetisi.

Namun ada yang hilang di gemerlap karier Schneider. Dia sama sekali gagal merebut gelar bergengsi.

 

3 dari 3 halaman

Gagal di Rintangan Terakhir

Schneider satu langkah lagi untuk merasakan kenikmatan trofi besar pada Liga Champions 2001/2002 dan Piala Dunia 2002. Namun dia justru mencicipi kekalahan.

Leverkusen harus mengakui keunggulan Real Madrid pada final Liga Champions 2001/2002, laga yang ditandai gol spektakuler Zinedine Zidane. Sementara pada Piala Dunia 2022 Jerman ditaklukkan Brasil di laga puncak.

Selain itu, Schneider juga merasakan patah hati melihat Leverkusen menjadi runner-up Bundesliga 1999/2000 dan 2001/2002 serta DFB-Pokal 2001/2002 dan 2008/2009. Dengan rentetan ketidakberuntungan tersebut, tidak heran jika nama klub diplesetkan menjadi Neverkusen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.