Sukses

Manny Pacquiao di Ambang Pensiun : Pernah Menghindari Petinju Indonesia Sebelum Jadi Juara Dunia di 8 Kelas Berbeda

Perjalanan karier Manny Pacquiao pernah bersentuhan dengan petinju Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Manny Pacquiao tengah memasuki masa-masa sulit dalam perjalanan kariernya. Pernah menjadi juara dunia di delapan kelas berbeda, sinar petinju Filipina itu terus meredup di usia yang semakin tua. 

Terbaru, Pacquiao dinyatakan kalah angka multak saat bertemu petinju Kuba, Yordenis Ugas pada pertarungan kelas welter di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Minggu (22/8/2021).

Pacquiao sebenarnya mampu merepotkan Ugas di ronde-ronde awal. Namun petinju asal Kuba yang menyandang gelar WBA Super itu mampu bertahan dan memberi perlawanan berarti untuk Pacman. 

Unggul postur dan jangkauan, Ugas berusaha tampil disiplin dan enggan meladeni permainan jarak dekat Pacquiao. Ugas tampil disiplin lewat pukulan-pukulan lurusnya. Saat tertekan, Ugas dengan cerdik mampu menghindar sembari melepaskan counter attack ke arah wajah atau badan Pacquiao.

Statistik memperlihatkan, Pacquiao lebih banyak melepaska pukulan. Namun tinju Ugaslah yang lebih banyak mengenai sasaran. Tiga hakim pun seluruhnya memenangkan Ugas atas Pacquiao. 

Pacquiao sangat kecewa dengan hasil ini. Meski demikian, Pacquiao bisa menerima kemenangan Ugas. Dia telah mengucapkan selamat kepada Ugas melalui akun Instagram pribadinya. Sementara mengenai masa depannya, Pacquiao belum memutuskan meski ada sinyal Pacquiao ingin gantung sarung tinju. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Komentar Pacquiao

“Di masa depan, Anda mungkin tidak melihat Manny Pacquiao di atas ring. Saya belum tahu. Biarkan saya beristirahat dulu, santai dan membuat keputusan apakah saya akan terus berjuang atau tidak.”
3 dari 5 halaman

Perjalanan Pacquiao

Apapun keputusan Pacquiao tidak akan menghapus jejaknya di dunia tinju profesional. Pacquiao yang lahir di Kibawe, Bukidnon, merupakan petinju yang berangkat dari bawah. Hidup serba kesusahan semasa kecil membuatnya punya keinginan kuat untuk maju lewat olahraga yang digemarinya, tinju. 

Nama Pacquiao mulai terkenal di negaranya, saat berhasil menjuarai kelas terbang versi WBC pada tahun 1998. Saat itu dia mengalahkan petinju Thailand, Chatchai Sasakul dengan KO di ronde 8. 

Tidak mudah bagi Pacquiao untuk mendapat panggung semegah itu. Sebaliknya, dia harus melewati banyak pertarungan non gelar demi meningkatkan rangkingnya di badan tinju dunia.

Dari perjalanan panjang ini, Pacquiao juga sempat bertemu petinju Indonesia, yakni Ipo Galla. Keduanya bertemu pada partai non gelar Mandaluyong City Sports Complex, Mandaluyong City. 

Seperti dilansir dari Boxrec, Pacquiao dengan mudah menghentikan perlawanan Ippo Gala. Wasit menghentikan pertarungan pada ronde kedua dan menyatakan Pacman menang TKO. 

Ippo Gala merupakan petinju kelas terbang asal Sasana Garuda Jaya. Dia pernah berlatih di sasana yang sama dengan mantan juara dunia asal Indonesia, Ellyas Pical. 

 

4 dari 5 halaman

Menghindari Petinju Indonesia

Finon Manullang, pengamat tinju nasional, mengatakan, selain Ippo Gala sebenarnya Pacman sebelumnya sempat dijadwalkan dengan petinju Indonesia lainnya, yakni Yani Malhendo dari Jawa Timur. Sayang, duel ini batal terlaksana karena Pacman menghilang setelah timbang badan. 

"Padahal sudah timbang badan, tinggal menunggu hari pertandingan, Manny Pacquiao menghilang. Akhirnya promotor mencari lawan baru untuk Yani Malhendo. Pihak Malhendo akhirnya mengajukan gugatan uang dan meminta bayaran lebih tinggi, dari 1500 USD menjadi 3000 USD," katanya. 

 

  

5 dari 5 halaman

8 Kelas Berbeda

Setelah menjadi juara dunia kelas terbang, Pacquiao masih belum puas. Ambisinya untuk menjadi petinju ternama membuatnya nekat untuk terbang ke Amerika Serikat dan berkarier di sana. 

Sayang, gelar juara dunia yang disandangnya tidak membuatnya lantas terkenal di Negeri Paman Sam. Bahkan Freddie Roach yang menjadi pelatihnya saat ini sempat memandang sebelah mata Pacman. 

Pacquiao beruntung karena mendapat kesempatan sebagai lawan pengganti dalam perebutan gelar juara dunia kelas bantam super versi IBF, melawan Lehlohonolo Ledwaba pada 23 Juni 2001. Saat itu, Ledwada seharusnya bertarung melawan Enrique Sánchez. Namun petinju asal Meksiko itu memutuskan mundur setelah mengalami cedera. Dalam duel ini, Pacquiao menang TKO ronde 6. 

Sejak saat itu, nama Pacquiao terus berkibar. Dia kemudian melengkapi gelarnya dengan sabuk juara kelas bulu versi majalah The Ring, sabuk juara kelas bulu super versi WBC, sabuk juara kelas ringan WBC, lalu sabuk juara kelas welter WBO, dan sabuk juara kelas menengah ringan WBC.  

Pacman menjadi satu-satunya petinju yang mampu melakukan ini. Dia juga menjadi petinju pertama yang mampu 12 kali merebut titel pada kejuaraan utama dunia untuk delapan kelas berbeda.  

Kekalahan melawan Ugas menambah noda pada rekor bertanding Pacquiao. Saat ini, Pacquiao mencatatkan 62 kemenangan (39KO)-8 kali kalah (3KO)-2 kali imbang. Pacquiao sendiri belum secara gamblang menyampaikan keinginannya untuk pensiun. Namun kekalahan dari Ugas bukan tidak mungkin menjadi sangkakala bagi berakhirnya karier bertinju Senator asal Filipina  itu.

Selain karena usianya yang sudah tidak muda lagi, Pacquiao belakangan juga sangat serius dalam perjalanan karier politiknya dan Pacquiao berniat maju dalam pemilihan presiden Filipina.  

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.