Sukses

5 Kondisi Terkini yang Membuat Manchester United Tidak Lagi Menakutkan

Jakarta - Manchester United tumbuh menjadi raksasa setelah era modern kompetisi di Inggris bergulir pada 1992-1993. Sejak saat itu, Manchester United berhasil mengukuhkan diri sebagai klub raksasa.

Baca Juga

  • 3 Pemain Manchester United yang Layak Segera Dijual
  • Scholes Tak Suka Mourinho Sindir Pemandu Bakat MU
  • 5 Kisah Kutukan Nomor 7 di MU usai Kepergian Ronaldo

Tak sekadar di pentas Premier League, Manchester United mampu menancapkan kukunya di kancah persepakbolaan Eropa. Manajer legendaris Sir Alex Ferguson mampu membangun sebuah skuat yang luar biasa. Mereka solid di belakang, kreatif di tengah dan sangat mematikan di depan.

Namun, belakangan ini Setan Merah sudah kehilangan reputasinya sebagai tim yang disegani. Pertahanan mereka terlihat rapuh dan mudah kebobolan, lini tengah kurang berkualitas dan tidak bisa membuat bola bergerak efektif, selain itu mereka sering membuang peluang di depan gawang.

Kondisi yang buruk tersebut membuat Jose Mourinho mendapat banyak kritik. Namun, mengingat pergantian beberapa manajer belum bisa mengubah nasib klub, sepertinya masalah Manchester United memang cukup pelik.

Berikut ini lima alasan mengapa Manchester United sudah tidak lagi menjadi tim yang menakutkan seperti dulu, dilansir Sportskeeda.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Tak Ada Duet Bek Tangguh

Satu di antara alasan utama kesuksesan tim adalah skuat yang stabil. Jika para pemain merasa nyaman dengan posisinya, hal-hal menakjubkan bisa terjadi.

Itu seperti duet bek Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, yang sudah saling memahami satu sama lain. Mereka adalah satu di antara duet bek tengah yang paling ditakuti di liga selama delapan musim bermain bersama.

Sejak mereka pindah pada tahun 2014, belum ada satu bek tengah kelas dunia di skuat United apalagi duet bek tangguh di jantung pertahanan. Masalah mereka di lini belakang semakin jelas karena Jose Mourinho menurunkan empat bek tengah yang berbeda pada starting XI dalam 8 pertandingan liga dan sudah bereksperimen dengan kombinasi yang berbeda di hampir setiap pertandingan.

Bahkan, Mourinho sempat memainkan Scott McTominay yang notabene adalah gelandang sebagai pemain bertahan saat Setan Merah kalah 3-1 dari West Ham. Jika mereka tidak mampu membenahi masalah pertahanan yang sudah kebobolan 14 gol sejauh ini, maka sangat sulit melihat Manchester United kembali ke era kejayaan.

 

3 dari 6 halaman

Gelandang Tak Punya Peran Yang Jelas

Jose Mourinho membuat perubahan di lini tengah lebih banyak daripada posisi lainnya. Masalah terbesar yang dia hadapi adalah tidak punya pilihan yang tepat untuk lini tengahnya.

Pada sebagian besar musim ini, tidak ada gelandang yang diberikan posisi tetap beroperasi di lini tengah. Mourinho sudah memainkan Pogba, Fellaini dan Matic dalam peran gelandang deep-lying midfielder.

Posisi yang tidak pasti itu membuat para pemain bingung dan mereka tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Setelah pemain baru Fred kesulitan masuk ke skuat utama, Mourinho dipaksa untuk mengandalkan Mata, Lingard dan bahkan McTominay untuk memberikan stabilitas di lini tengah.

Tanpa pemain yang bisa mengatur dan memimpin lini tengah secara efisien, kekacauan di lini tengah akan menjadi keruntuhan mereka.

 

4 dari 6 halaman

Banyak Eksperimen

Mourinho sudah terlalu banyak bereksperimen dengan pemain dan formasi yang berbeda pada musim ini. Dia sudah mencoba formasi 4-3-3, 5-3-2 dan juga 3-5-1-1.

Jika melihat pemain yang diturunkan saat melawan Tottenham, Mourinho melakukan 6 perubahan di skuatnya. Pada akhir pekan kemarin, dia membuat tiga perubahan saat melawan Newcastle dan perubahan konstan sudah menjadi tren untuk Setan Merah pada musim ini.

Itu jelas sangat berbeda dengan era Sir Alex Ferguson, yang hampir bermain dengan starting XI yang sama kecuali ada pemain yang cedera. Kepercayaan penuh kepada pemain membuat mereka bisa memberikan yang terbaik di lapangan.

Mourinho tidak bisa mendapatkan kemampuan terbaik dari para pemainnya karena terlalu sering membuat perubahan. Itu membuat para pemain lebih khawatir tentang posisi mereka di starting XI daripada penampilan mereka di lapangan.

 

5 dari 6 halaman

Minimnya Pemain Akademi Yang Berkualitas

Satu di antara kelemahan yang mencolok dari Manchester United adalah minimnya pemain berkualitas yang muncul dari akademi.

Manchester United punya akademi pemain muda terbesar di Inggris, tetapi sayangnya, hanya beberapa dari mereka yang bisa bermain di divisi teratas. Taktik Mourinho mungkin juga bertanggung jawab, tetapi yang jelas jika pemain muda tidak bisa menjadi starter di tim utama maka ada masalah.

Mengingat lulusan akademi seperti Jesse Lingard dan Marcus Rashford hanya bisa mencetak satu gol di antara mereka, perbaikan menyeluruh di akademi bisa mengubah nasib lulusan akademi dan klub itu sendiri.

 

6 dari 6 halaman

Bursa Transfer Yang Buruk

Manchester United adalah klub yang boros di bursa transfer belakangan ini dan mereka sama sekali tidak bijaksana dalam cara mereka membelanjakan uangnya.

Tidak ada strategi transfer yang jelas untuk Setan Merah. Yang mereka lakukan di setiap musim panas adalah melakukan satu pembelian besar dan pemain lainnya ditebus dengan harga mahal.

Hal itu bisa mendongkrak brand klub, tetapi kebijakan transfer yang salah arah tersebut punya konsekuensi tersendiri. Sebagian pembelian mahal adalah bencana dan pemain seperti Di Maria, Depay, Mkhitaryan sudah meninggalkan klub dan pemain seperti Lindelof, Herrera dan pemain baru Fred kesulitan mendapatkan kesempatan bermain reguler.

Sumber: Bola.net

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.